Fifth : Plane

25 8 3
                                    

Terdengar nada sambung yang cukup lama sebelum ia mendengar suara serak seseorang yang sangat ia kenal.
“Hola? Erick apa kau tidak tau ini pukul berapa? Aku sedang tidur enak di sini.”
“Aku akan pergi ke Beli besok.” Jawabnya mantap dengan tangan yang masih sedikit bergetar.
“QUE?”
“Kubilang aku akan ke Bali menyusulmu besok. Sudah ya, Buenas noches.”
Erick tidak menginginkan perdebatan, yang ia inginkan hanya besok ia harus pergi ke Bali untuk memastikan teman yang sudah dianggapnya saudara itu baik – baik saja.
Erick mencoba merebahkan badannya dan kembali tidur. Tetapi usahanya sia – sia, ia tetap terjaga sampai pagi. Ia segera bersiap – siap dan berpamitan kepada member CNCO lain yang terkejut mendengar perkataan Erick yang sangat mendadak itu.
Erick duduk di kursi penumpang dengan tidak sabar. Pesawat sudah take off beberapa saat lalu dan segera menuju ke pulau Bali. Gila memang ia mempersiapkan barang dan memesan tiket secara mendadak tadi pagi. Ia bahkan tidak memikirkan barang apa yang ia bawa dan hanya memasukan barang yang terlintas di pikirannya dan terlihat di depan matanya.
Pesawat sedikit berguncang dan membuat tubuh Erick mendadak menjadi tegang. Pramugari segera meminta penumpang untuk memakai sabuk pengaman untuk menghindari goncangan yang mungkin akan terjadi lagi.

Broken PromisesWhere stories live. Discover now