Fourth : Nightmare

32 7 3
                                    


Erick melirik ke arah jam dan mendapati waktu sudah menunjukkan pukul 10, ia terlambat. Erick berjalan lunglai kembali ke kamar Joel. Kemudian mengambil ponselnya yang berada di meja samping tempat tidur. Ia mendapati sebuah voice note yang Joel kirimkan untuknya.

"Erick, dude, aku pergi! Maaf tidak membangunkanmu tadi, kulihat kau sangat lelap. Tenang saja aku tidak akan laam dan akan segera kembali. Erick, aku juga menyayangimu seperti saudaraku sendiri. Bubbay, idiot!"

Entah mengapa mendengar Joel mengucapkan selamat tinggal padanya membuat perasaan Erick semakin tidak enak. Ia kemudian memencet tombol speed dialing dan menghubungi Joel. Ponselnya mati, dan itu membuat Erick semakin berusaha untuk mengenyahkan segala pikiran buruk di kepala dan hatinya. "Lebih baik aku mandi." Gumamnya setelah beberapa saat terdiam.

Dua hari telah berlalu sejak kepergian Joel bersama teman – temannya ke Bali. Tetapi, Erick masih saja merasakan perasaan yang membuatnya tersiksa sejak beberapa hari yang lalu. Walaupun Joel sering sekali mengabarinya lewat whatsapp atau sekedar mengupload instagram story, Erick masih merasa tidak enak.

Sampai saat Erick mengalami mimpi yang sangat buruk. Di dalam mimpinya, ia bisa melihat dua anak laki – laki sedang bermain alat music bersama di stage, anak itu adalah Erick dan Joel. Mimpi itu diakhiri dengan Joel yang berkali – kali mengatakan selamat tinggal kepadanya sambil terus menjauh. Erick berusaha menangkapnya tetapi tetap tidak bisa hingga akhirnya Joel menghilang.

Saat itu, Erick langsung terbangun dari tidurnya dengan napas terengah dan peluh bercucuran dari tubuhnya. Ia segera mengambil ponsel dan menghubungi Joel. Terdengar nada sambung yang cukup lama sebelum ia mendengar suara serak seseorang yang sangat ia kenal.

Broken PromisesWhere stories live. Discover now