Hello, Goodbye *2*

45 2 0
                                    

-Seminggu setelahnya-

Youngjae mengetik pesan kepada Daehyun, menginformasikan bahwa dia akan datang menjemput kekasihnya itu 30 menit lagi.
Tapi hari ini tidak ada balasan dari Daehyun.
Mungkin sibuk, pikir Youngjae. Akhirnya dia tetap mengarahkan mobilnya ke tempat kerja Daehyun.

Setibanya disana Youngjae disambut oleh resepsionis yang mengatakan bahwa Daehyun ijin pulang cepat 1 jam yang lalu. Setelah mengucap terimakasih Youngjae langsung menuju ke apartemen mereka.

Sesampainya disana pintu masih terkunci dan saat Youngjae masuk, dia merasa ada yang berbeda dengan isi ruangan itu.
Sampai di kamar, dia melihat pintu lemari pakaian sedikit terbuka, dan saat dibuka hanya tersisa pakaian miliknya saja.
Youngjae memeriksa seisi rumah dan mendapati seluruh barang milik Jung Daehyun sudah tidak ada.

Panik, Youngjae mencoba menghubungi Daehyun, tetapi tidak diangkat.
"Dae... kamu dimana???"
Youngjae mengirimkan banyak pesan, mencoba menelepon, hingga akhirnya dia menghubungi sahabat Daehyun.

"Hyung, apa Daehyun ada disana?"
"Dae? Nggak, dia sudah lama tidak kesini." Jawab suara diseberang.
"Kenapa Jae?"
"Hyung...Barang-barang Daehyun sudah tidak ada di lemari. Telepon ku tidak dijawab. pesan ku tidak dibalas. Apa ada tempat yang biasa dia kunjungi selain tempat hyung?"
Suara diseberang hening.
"Hyung?"
"Ada satu tempat. Tapi aku cek dulu. Nanti aku kabari. Kamu tunggu di rumah saja, nanti aku kesana."
"Hyung, aku mohon...bantu aku."
"Sabar ya Jae."
dan telepon dimatikan.

Youngjae mondar mandir di ruang tamu. Hatinya gelisah. Seminggu sejak kejadian malam itu Daehyun tidak pernah berbuat aneh lagi. Dia kembali jadi Daehyun yang Youngjae tahu. Sering marah-marah kalau Youngjae membuat berantakan atau terlambat menjemput.
Youngjae berjalan mendekati kulkas dan melihat secarik kertas yang ditempelkan di magnet.

Jae,
Maaf aku harus pergi. Ini bukan salah mu. Ini juga bukan ingin ku. Tapi aku tidak bisa melawan. Maafkan aku. Sampai kapanpun hanya kamu yang aku cintai.
Love,
Daehyun.

Youngjae semakin panik melihat tulisan tangan Daehyun. Tiba-tiba dia teringat sesuatu.
"Halo, Himchan hyung?" Youngjae menghubungi sahabat Daehyun lagi.
"Oh kenapa Jae? Aku masih dijalan."
"Aku tahu dimana Daehyun. Aku akan kesana."
"Jangan Jae!" Himchan menghentikan niat gila Youngjae.
"Kenapa? apa aku harus diam melihat Daehyun diambil paksa dari ku? Dae tidak mau, tapi dia tidak bisa melawan! Aku harus mengambilnya kembali!"
"Jae! Tunggu aku dan jangan kemana-mana! Ada yang harus kamu ketahui!"
Youngjae hanya bisa memandangi handphone nya setelah Himchan memutuskan panggilan.

Setengah jam kemudian Kim Himchan datang. Youngjae hanya terduduk pasrah di sofa.
"Jae..." Panggil Himchan.
"Hyung..."
Himchan menghela nafas dan duduk di hadapan Youngjae.

"Aku sudah mendengar semuanya dari Daehyun, dan dia memintaku untuk menyampaikannya padamu."
"Kenapa dia nggak langsung ngomong sama aku??" tanya Youngjae frustasi.
"Dia nggak bisa, Jae. Jadi aku mohon, dengarkan dulu aku."

"Jae, kamu tahu bagaimana keluarga Jung Daehyun. Kamu tahu apa resikonya menjadi seorang Jung."
Youngjae mengangguk, lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangan. dia tahu apa yang akan dia dengar tapi dia tidak mau menerimanya.

"Jung Daehyun sudah dijodohkan sejak lahir dengan putri pengusaha rekanan keluarga Jung.
Tetapi Jung Daehyun sendiri adalah orang yang keras kepala dan berkemauan keras.
Sebagai keturunan Jung, dia punya kekuatan untuk melakukan apapun yang dia mau.
Saat dia memutuskan untuk melepaskan semua haknya demi seorang Yoo Youngjae, dia sudah siap untuk mengakhiri semua ikatan dengan keluarganya.

ProjectWhere stories live. Discover now