Hello, Goodbye *1*

121 3 0
                                    

Youngjae memandangi tumpukan berkas di mejanya dengan perasaan campur aduk. Diliriknya jam di pergelangan tangan. 20 menit menjelang pukul 5. Dia sudah duduk di meja kerjanya sejak pukul 7.30 pagi tadi, dan berkat file yang baru masuk dia tidak akan meninggalkan meja dalam waktu dekat.
Sambil menghela nafas, Youngjae mengambil handphone dari sakunya lalu menulis pesan kepada orang yang sedang menunggunya.

Dae, maafkan aku, sepertinya malam ini kamu pulang sendiri. Proyek baru kami disetujui dan aku harus menyelesaikan dokumennya hari ini. Maaf ya sayang. Jangan tunggu aku. Kunci pintunya. Love you.

Youngjae menyimpan handphonenya di atas meja, menunggu balasan dari Daehyun, pasangan hidupnya selama 3 tahun terakhir.
Dia tahu Daehyun pasti akan marah besar. Ini bukan kali pertama Youngjae ingkar janji karena pekerjaan, dan Youngjae sudah siap menerima kemarahan kekasihnya di rumah nanti.

Pesan yang ditunggu tidak kunjung datang, tetapi Youngjae yang sudah kembali sibuk dengan pekerjaannya tidak menyadari sampai saat rekan kerjanya mengetuk meja.
"Jae, ayo pulang."
Youngjae melirik tumpukan berkas yang sudah berpindah ke sisi lain, sudah selesai dikoreksi dan siap untuk meluncur besok.
"Oke." Youngjae melakukan stretching ringan. Ternyata 3 jam sudah berlalu.

Menyambar handphone dan jaketnya, Youngjae berjalan keluar ruangan bersama beberapa pejuang yang masih tersisa.
Youngjae masuk ke dalam mobil dan baru ingat untuk mengecek handphonenya.
Tidak ada pesan balasan dari Daehyun.
Pasti dia marah besar batin Youngjae sambil mulai berkendara.
Sepanjang perjalanan ke rumah Youngjae mencoba menghubungi Daehyun tetapi tidak diangkat.
Berkali-kali.

Akhirnya Youngjae memutuskan untuk mampir ke toko kue, dan bunga kalau masih ada yang buka. Permintaan maaf dalam bentuk kata-kata sepertinya tidak akan mempan kali ini.
Toko kue langganan Youngjae dan Daehyun tutup, terpakasa ia melaju mobilnya kembali menyusuri jalan malam, demi sebuah cheese cake untuk Daehyun tersayang.

Sebuah toko kue yang sepertinya baru buka menarik perhatian Youngjae. Pengunjungnya terlihat cukup banyak, biasanya tanda bahwa toko tersebut enak kuenya.
Youngjae turun dan masuk ke dalam toko.
Interior yang sederhana dan hangat mengingatkan Youngjae kepada pribadi Daehyun.
Pasangan hidupnya sederhana, tetapi bisa membuat suasana hangat dan bahagia.

Menyusuri etalase dari depan, Youngjae memikirkan bahwa ia harus membawa Daehyun kesini saat mereka libur.

"Ada yang bisa dibantu tuan?" Seorang pegawai wanita menghampiri Youngjae.
Sambil tersenyum ia menjelaskan kue apa yang ia cari.
"Cheese cake kami lengkap tuan. Owner toko ini sangat menyukai cheese cake sehingga kami punya satu ruangan khusus cheese cake."
Pegawai tersebut menggiring Youngjae ke ruang sebelah, yang rasanya semakin mirip kepada Daehyun. Mungkin bila Daehyun diberi kesempatan membuka toko kue, akan seperti ini lah kira-kira,batin Youngjae.

Semua jenis cheese cake tersedia di toko ini.
"Aku mau yang ini." Youngjae akhirnya memutuskan untuk membeli strawberry cheese cake untuk kekasihnya.
Selesai berbelanja, Youngjae menuju ke rumah dengan resah, dia tidak pernah tahu seperti apa kemarahan Daehyun, karena tidak pernah bisa ditebak.

Daehyun adalah putra pemilik perusahaan besar di negara ini. Dia terkenal, tampan dan kaya raya. Tapi dia melepaskan semuanya untuk bisa bersama dengan Youngjae, pilihan hatinya, dan mengabaikan perjodohan yang telah diatur orangtuanya.

Youngjae membuka pintu dan mendapati suara di ruang tengah. Ternyata TV nya menyala. Dan Daehyun masih terbangun.

"Dae..." panggil Youngjae pelan.
Daehyun menoleh dan diluar dugaan, dia tersenyum.
"Sudah pulang Jae? Aku menunggu." Daehyun bangun dan menghampiri Youngjae, mengambil tasnya, membantu melepaskan coat dan jasnya.
"Maaf aku pulang terlambat." Youngjae mengucapkannya perlahan sambil menyerahkan kotak kue.
"Oh...cheese cake? Terimakasih Jae."
Youngjae mengamati kekasihnya. Ini sangat tidak biasa. Daehyun menyambutnya, bukan melemparinya dengan bantal. Daehyun menunggu nya pulang, bukannya meninggalkannya tidur.

"Kamu....baik baik saja Dae?" Tanya Youngjae.
"Hmm? Aku? Ya aku baik." Daehyun menangkup pipi Youngjae dengan kedua tangannya.
"Dingin sekali pipi mu."
Daehyun mendekat dan mengecup lembut bibir Youngjae, membuatnya terdiam.
"Mandi, ganti baju, kamu pasti lelah. Aku masih mau menonton tv dulu. Nanti aku menyusul ke kamar."

Dengan bingung Youngjae masuk ke kamar dan menuruti semua perintah Daehyun.
Sambil mandi pun Youngjae masih berusaha menebak ada apa dibalik sikap Daehyun yang sangat berbeda dengan biasanya.

Terakhir kali dia membatalkan janji, Daehyun melemparinya dengan bantal dan selimut, menyuruh Youngjae untuk tidur di sofa ruang tamu dan mendiamkannya seharian.
Paling parah Daehyun pernah mengabaikannya selama dua hari karena tiba-tiba Youngjae ada tugas luar kota tepat di hari ulang tahun Daehyun.

Selesai bersih-bersih, Youngjae mendapati kekasihnya sudah berada di tempat tidur, sambil memainkan handphone nya.
"Belum tidur Dae?" tanya Youngjae sambil mendekat.
Daehyun menggeleng, lalu menepuk sisi tempat tidur yang kosong.
"Aku menunggu kamu Jae."
Tanpa banyak bicara Youngjae langsung naik ke atas tempat tidur dan diluar dugaan, Daehyun langsung menyambutnya dengan pelukan.
"Dae?" tanya Youngjae kebingungan.
"shh...biarkan aku begini. aku kangen sama kamu." bisik Daehyun.
Youngjae baru akan membuka mulutnya saat Daehyun berkata "Sudah jangan banyak tanya."
Akhirnya Youngjae hanya bisa membalas pelukan hangat Daehyun yang tidak biasa.
Lama mereka berpelukan tanpa suara, hingga akhirnya Youngjae merasakan nafas kekasihnya mulai teratur pertanda Daehyun sudah tertidur pulas.
Dengan lembut Youngjae membaringkan Daehyun dan dirinya, lalu menutupi tubuh mereka dengan selimut, dan ikut terlelap.

ProjectWhere stories live. Discover now