Ode Malam

32 1 0
                                    

Cinta,

saat camar kehilangan sayapnya, mimpi berubah menjadi sedu,

pelangi menangis, membuatnya seketika kehilangan semua warna yang dimilikinya,

ini rindu milik siapa?

saat pepohonan yang dulu rimbun kini meranggas,
daunnya luruh jatuh ke bumi,
bukan angin yang mengusiknya,
namun kerinduannya pada muara, membuatnya menyerahkan jiwa pada aliran sungai di pinggir desa,

ini hati milik siapa?

merah,
berdarah,
menyebarkan bau amis segar ke seantero jagat raya,

ini cinta milik siapa?

gelap dan jelaga menyelubungi ruang hampa,

walau nocturno sunyi selalu menghadirkan rendezvous-rendezvous dalam diri,
memucat,
sepucat rembulan yang setengah daksa bersinar redup tanpa pendar,

kristal-kristal rasaku kini musnah,
menguap bersama desiran ombak yang menggulung palung jiwaku,

mengkotak-kotakkan rindu lalu mengemasnya rapat-rapat,

telah lama ku tanam benih cinta, hingga akhir musim ku panen semua dengan air mata, saat gerimis di kala senja,
tatapan mata itu,
bak jutaan bom nuklir yang tepat mengarah ke jantungku,

menghadirkan ribuan duka,

akan kehilangan,

juga kematian,

ketika malam membunuhku dengan kedua mata pisaunya,

benci,

rindu,

lalu,
warna apa yang harus ku pilih untuk mengkafani cinta ini?
.



.
Wie (Cupu Manik Astagina)
310517
.

PATAHWo Geschichten leben. Entdecke jetzt