Rembulan

24 1 0
                                    


Lihatlah,
ia tersenyum,
//
berganti hari,
ia tetap tersenyum,
serupa gerhana yang dilupakan siang,
ia tersenyum penuh arti,
//
mimpi itu,
mimpi yang telah jadi saksi,
pada satu dasawarsa yang lalu,
saat kau memilih pergi,
//
kala itu,
kau cabut seluruh cintaku hingga ke akarnya,

kau berangus aku,

bersama seluruh jiwaku,

malam-malamku musnah,

aku laksana anak yang kehilangan induknya,

terkoyak,
//
hilang rinduku,
bersama malam yang seakan tak lagi mau singgah,

ketika aku menggigil,
terus ku sebut namamu,
berharap angin menghantarkan asaku padamu,
//
kini,
aku masih tergugu di sudut rindu,
menatap lembut hati yang tak lagi mampu ku jamah,
menyaksikan sebelah kalbuku yang dengan mudahnya kau bawa berlari,
//
sayang,
dengarlah,
kidung sunyi bernyanyi tentang kamu dan aku,
walau mungkin hanya sepi yang kian menyepi,
dan kesedihan yang tak pernah mampu kau pahami,
//
sayang,
datanglah,
'kan ku obati luka hatimu,
walau,
setelahnya,
kau tetap kembali bersamanya!





Wie (Cupu Manik Astagina)
060517

PATAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang