Lihatlah,
ia tersenyum,
//
berganti hari,
ia tetap tersenyum,
serupa gerhana yang dilupakan siang,
ia tersenyum penuh arti,
//
mimpi itu,
mimpi yang telah jadi saksi,
pada satu dasawarsa yang lalu,
saat kau memilih pergi,
//
kala itu,
kau cabut seluruh cintaku hingga ke akarnya,kau berangus aku,
bersama seluruh jiwaku,
malam-malamku musnah,
aku laksana anak yang kehilangan induknya,
terkoyak,
//
hilang rinduku,
bersama malam yang seakan tak lagi mau singgah,ketika aku menggigil,
terus ku sebut namamu,
berharap angin menghantarkan asaku padamu,
//
kini,
aku masih tergugu di sudut rindu,
menatap lembut hati yang tak lagi mampu ku jamah,
menyaksikan sebelah kalbuku yang dengan mudahnya kau bawa berlari,
//
sayang,
dengarlah,
kidung sunyi bernyanyi tentang kamu dan aku,
walau mungkin hanya sepi yang kian menyepi,
dan kesedihan yang tak pernah mampu kau pahami,
//
sayang,
datanglah,
'kan ku obati luka hatimu,
walau,
setelahnya,
kau tetap kembali bersamanya!Wie (Cupu Manik Astagina)
060517
![](https://img.wattpad.com/cover/129360346-288-k505624.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PATAH
PoetryKetika cinta berupa bahagia, segala mimpi bak pelangi penuh rona, bianglala menjelma hari raya. Namun, saat cinta menjadi nestapa, semua patah bagai kuntum tak bernyawa, dunia berpeluh jelaga. ... duka, luka, ...