"Sekarang, apa kau sudah puas, Naosu?!" ujar Suzuka dingin. Ditatapnya Naosu yang tampak tenang. Tak peduli walau gadis itu sudah menodongkan belati kepadanya.

Suzuka akan menghunuskan belatinya kembali tepat di saat ia merasakan ikatan obi-nya putus. Ia pun lantas berteriak kecil, terduduk begitu merasakan kimononya mengendor.

"Maaf saja. Tapi aku yang menang," ujar Naosu seraya mengulum senyum.

"Kau?! Kau memotong ikatan obi-ku?!" bentak Suzuka pada lelaki itu. Naosu pun hanya mengendikkan bahunya kecil.

"Entahlah. Kurasa, yang kulakukan itu wajar untuk menang, bukan?" Seringai Naosu pun melebar seiring dengan amarah Suzuka yang semakin memuncak.

Kontan saja muka Suzuka memerah menahan marah dan malu. Ia benar-benar tak menyangka bahwa Naosu bisa selicik itu hanya untuk menang dari dirinya.

"Kau ... benar-benar menyebalkan, Naosu!!" teriaknya. Suzuka segera berdiri, lalu berlari meninggalkan Naosu dengan langkah tersendat-sendat akibat kimononya yang terbuka.

Naosu tertawa kecil setelah kepergian Suzuka. Disarungkannya pedang yang ada di genggaman. Kemudian menatap tempat bekas Suzuka tadi.

Walau aku hanya melihat sedikit, tapi kurasa ukurannya lumayan besar. Setidaknya lebih besar dari Aiko. Pikir Naosu seraya menyeringai kecil. Namun, ia segera menggelengkan kepala begitu kesadarannya kembali.

Ia akan meninggalkan ruangan itu ketika Aiko, adiknya, masuk seraya membawa nampan yang berisi onigiri kesukaannya.

"Kau datang di saat yang tepat, Aiko," ujar Naosu seraya mengambil sebuah onigiri.

"Ngomong-ngomong, apa tadi Nao-niisama bersama Suzu-neesama?" tanya Aiko tiba-tiba.

"Hn? Memangnya mengapa?"

"Aku tadi sempat berpapasan dengannya di jalan. Ia terlihat ... menangis? Wajahnya memerah. Ia juga memegangi lipatan kimononya dengan erat," ujar Aiko.

Naosu terdiam. Bayangan bagaimana Suzuka membentaknya sehabis mereka latihan kembali terlihat samar di benaknya. Membuatnya memikirkan ulang tindakannya itu.

Apa aku terlalu berlebihan kepadanya ya? Hm ...

"Oh ya, Nao-niisama."

Suara Aiko pun menyadarkan Naosu dari lamunan singkatnya itu. ia pun menatap adiknya dengan bingung. "Ada apa?"

"Otou-sama memintamu untuk memeriksa laporan dari prajurit di batas timur. Jika kau berkenan, ia akan menyuruh orang untuk menaruhnya di ruang kerjamu," ujar Aiko.

Naosu pun mengangguk singkat. Ia memang sudah terbiasa membantu sang ayah untuk memeriksa berbagai hal yang masuk ke dalam kastil Azuchi.

"Katakan kepada Otou-sama, ia bisa melakukan hal itu. Aku akan menyelesaikannya nanti malam. Lalu menyerahkan hasilnya besok," timpal Naosu.

Aiko pun mengiyakan. Lalu mengajak Naosu untuk meninggalkan ruangan latihan itu.

*****

Pendar lilin bergoyang kecil oleh angin. Pun suara hewan malam turut meramaikan pendengaran Naosu yang tengah sibuk melakukan tugasnya di ruang kerja khusus yang terletak di pojok kastil.

Di sela-sela kegiatan tersebut, ia kembali mengingat suasana makan malam yang kali ini sedikit gaduh. Tentu saja karena kejadian di ruang latihan tadi. Dengan akhir ia yang harus meminta maaf kepada Suzuka.

[Hiatus] Random [Author's Book]Where stories live. Discover now