MLD 8

10.9K 551 25
                                    

AUTHOR POV

Cakcakcakacakcakcak...

Hazel buru-buru mengambil Handphonenya yang dari tadi berbunyi. Nada deringnya digantanti dengan nada dering tari kecak, rupanya dia kepincut begitu menyaksikan pertunjukan tari di GWK. Hari ini hari sabtu dan kuliahnya libur, tapi sepertinya Hazel nggak berminat kemana-mana. Setelah dia dan Carissa menemani Sese terapi, dia langsung masuk kamar.

Hazel melihat ke layar hpnya. Kanaka Calling.

" Iya hallo, ada apa Kana ?"

" Lo ke sini cepetan deh !"

" Ada apaan ?" tanya Hazel sambil mengerutkan keningnya mendengar suara cemas Kanaka.

" Arsen sama anak-anak habis berantem, Arsen luka parah tapi dia nggak mau diobati !"

" Oh Tuhan !" decak Hazel sebel. " Trus dia ngapain sekarang ?"

" Nonton film Zel, padahal daranya ngucur dari lengannya !"

" Kasih hpnya ke dia !"

" Iya !" Hazel menunggu beberapa detik. " Sen ?"

"........"

" Aku tau kamu di sana. Kamu ini gimana sih, jangan bodoh, udah luka nggak mau diobati. Nanti kalau infeksi gimana ? lagian kamu pake berantem-berantem segala, nggak usah sok deh !"

"........"

Glek, Hazel menelan ludah begitu omongannya yang panjang lebar nggak ditanggapi sama Arsen.

" Dasar cowok iblis !" omel Hazel kemudian dia menutup teleponnya dan berlari ke kamar Carissa.

" Cariss banguuuuuun !" Hazel menggoyang-goyangkan tubuh Carissa sampai Carissa membuka matanya.

" Apaan sih mbak ah Carissa ngantuk !" gerutunya sambil menutup telinganya.

" Arsen terluka !"

" Apa ?" Carissa langsung duduk begitu mendengar apa yang dibicarakan sama Hazel. Dia buru-buru ke kamar mandi, mencuci mukannya kemudian mengambil jaket dan pergi. Hazel membuntut di belakangnya dengan cemas.

Begitu sampai di kafe AAW, Hazel dan Carissa langsung masuk di base camp Arsen. Pelayan kafe itu sempat menyapa mereka berdua, tapi sama sekali tidak dihiraukan.

" Kamu itu bodoh atau bego sih ?" teriak Hazel begitu melihat Arsen duduk di depan home theater sambil menonton film, entah apa namanya, dengan bertelanjang dada. Ada beberapa luka di sana yang mengeluarkan darah. Arsen menoleh ke arah Hazel kemudian tertawa, diikuti semua orang yang ada di sana termasuk Carissa.

" Ngapain ketawa ?" tanyanya bingung.

" HAHAHAHAHAHAHAHA"

" Stoooop !"

" HAHAHAHAHAHAHA"

Ok kali ini Hazel bener-bener kesel, lagian Arsen nggak tau apa kalau Hazel khawatir. Hazel berdecak sebal kemudian berbalik arah menuju pintu keluar. Sementara Diego dan Kanaka mencegahnya. Arsen berdiri dari tempat duduknya dan menarik Hazel ke depan cermin besar di sudut ruangan. Hazel melongo melihat bayangan dirinya di cermin.

" Jadi aku pakai baju tidur ?" tanyanya lebih ke dirinya sendiri

" HAHAHAHAHAHAHAHAHA !"

Hazel memanyunkan mulutnya di depan kaca sambil terus memandangan baju tidur yang dipakainya. Dia baru inget kalau tadi dia mendengar pengujung tertawa, tapi saat itu dia sama sekali nggak peduli sama mereka. Hazel merasakan matanya mulai memanas karena semua yang ada di sana nggak berhenti tertawa. Arsen melihat Hazel melalui cermin kemudian mengambil jaketnya dan memakaikannya ke Hazel dari belakang. Hazel menatap Arsen dari belakang, bahkan melalui cerminpun tatapan Arsen tetep bisa membuat orang merasa mau bunuh diri. Tapi entah kenapa kali ini tatapan Arsen membuat jantung Hazel berdebar. Hazel buru-buru menggeleng begitu sadar apa yang dia rasakan. Dia menarik Arsen supaya duduk di sofa kemudian menoleh ke arah Diego. " Tolong kotak p3K dong !" Diego mengangguk kemudian segera membawakannya untuk Hazel.

My Lovely DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang