“sa-s... emmh... sashuk-e, emmm... berhenti”, sakura kembali mendorong tubuh besar itu lebih kuat. Berhasil, sasuke memberi jarak antara mereka berdua, tetapi tidak dengan menjauh, bahkan kedua lengannya masih melingkar mesra dipinggang sang wanita. Keduanya berusaha mengumpulkan pikiran mereka yang sempat terpecah, napas mereka terdengar memburu.

Sakura memberanikan untuk menatap langsung sepasang mata jelaga yang sangat dirindukannya. Dia mengeram tertahan, melihat mata itu dipenuhi oleh kabut nafsu yang ketara, terliaht pergolakan batin didalamnya, antara mengikuti nafsu sialannya atau hatinya. Sakura mengulurkan tangannya, membelai rahang kokoh itu, sasuke memejamkan matanya, menikmati sentuhan sakura.

“tidak untuk sekarang sayang”, bisik sakura.  Mata kelam itu terbuka, mengebor jauh kedalam mata teduh sakura. Perlahan kabut itu hilang secara perlahan, menenangkan monster yang hendak keluar dari tempat tersembunyi dalam tubuhnya. Senyum tulus yang sudah sangat lama tidak dijumpainya. Sasuke ikut tersenyum, dia mengeccup dahi sakura, tanda sayangnya. Wanita yang sangat berarti dalam hidupnya.

Dia memeluk sakura-nya. “hn, terima kasih”, ucapnya lirih.

Sakura membalas pelukan sasuke. hanya sebuah pelukan sederhana sebagai penyalur rasa rindu yang mereka pendam selama dua tahun ini. Meleburkan rasa rindu, dan kesepian masing masing, mengisi kedua hati mereka dengan rasa rindu dari masing masing pasangannya. Hanya terus seperti ini yang mereka inginkan, saling mendekap dan menguatkan diri masing-masing.

.

.

.

.

Kedua pasangan yang tengah dimabuk asmara tengah menikmati waktunya dengan saling berpelukan disofa besar didalam ruangan sakura. Sakura yang duduk diapit oleh tubuh bsar sasuke yang merengkuhnya dari belakang. Sekedar menikmatii momen kebersamaan mereka sekarang,.

“kapan kau kembali?”, pertanyaan sakura ajukan pada sasuke yang masih asik memainkan helai rambut panjangnya.

“hn, baru sampai”, jawabnya seadanya.

Sakura menggeser duduknya, menghadap langsung kearah sasuke, “apakah semua sudah selesai sekarang”,

Sasuke tersenyum, dia malah memeluk kembali wanitanya, “hn, rasanya sangat nyaman bersamamu kembali”,

“aku juga merindukanmu sasuke-kun”, sakura membalas pernyataan sasuke.

Sasuke menghembuskan napasnya, “aku sekarat karena terlalu merindukanmu, setiap jam, menit, detik, dan tarikan napasku, rasanya begitu menyiksa karena merindukanmu”, ungkap sasuke sungguh-sungguh.

“setidaknya semuanya sudah selesai sekarang bukan”,

Sasuke semakin mengeratkan pelukannya.

Sakura melirik jam dinding ruangannya, “sudah waktunya menjemput anak-anak, kau mau menemaniku menjemput mereka?”,

Sasuke menatap tidak percaya pada sakura, “apa maksudmu? Jangan kau tanyakan, tentu saja aku akan ikut, Ahh... aku juga sangat merindukan mereka, belum cukup aku kehilangan momen 7 tahun ku dulu,  sekarang aku juga harus kehilangan waktu 2 tahun tanpa melihat mereka tumbuh”,

Sakura mencubit lengan sasuke pelan, “jangan banyak protes, ayo cepat.... mereka akan segera pulang dari sekolah”,

Sakura menarik sasuke bangun dari duduknya, menggandengnya bersamanya keluar dari ruangan.

.

.

.

.

Little Secret (End)Where stories live. Discover now