Chapter IX : Clairvoyance 2

3.3K 562 32
                                    

Mark mengutuk langit dalam hati. Segala sumpah serapah yang ia hafal diluar kepala terucap dibawah nafasnya. Terkutuklah mereka datang di saat yang tidak tepat. Begitu kira-kira garis besar umpatan Mark yang kini sibuk menjarah kotak amunisinya. Ia menimang-nimang antara Uzi dan HK416 sebelum akhirnya memilih senjata rancangan Jerman itu. Mark menyambar radio yang ada di meja dan berujar teratur.

"Code Red. Grimm. Lima Red Romeo Hotel. Over."

Mereka bergerak secepat ini?

Pria bersurai pirang itu menyusuri dinding-dinding tak bernyawa dengan hati-hati. Langkahnya terukur penuh perhitungan. Gerakkan tubuhnya selicin ular. Seolah-olah ia bergerak bagai hantu, tidak menimbulkan suara sekecil apapun. Hembusan nafasnya seolah ditelan kegelapan.

Tubuh tegapnya bersembunyi di balik ruang wardrobe, ekor mataya bergerak awas. Pupil matanya memicing melihat segaris cahaya yang perlahan memancar dari lorong menuju pintu. Lagi-lagi ia memaki dalam hati. Seseorang membajak sistem pengaman gedung ini. Pintu itu seharusnya terkunci otomatis dari dalam kalau sewaktu-waktu listrik padam.

Telinganya menajam kala mendengar derap langkah kaki yang mengenakan sepatu bot sayup-sayup terdengar. Bayangan hitam mulai bergerak merambat masuk. Walaupun penerangan sangat buruk, penglihatan malamnya yang dilatih selama bertahun-tahun dapat menangkap siluet senjata kelahiran Israel yang mereka tenteng dengan jelas. 

Mata elangnya mengamati bayangan yang mendendap-endap itu dibantu cahaya kilat yang kadang menyambar. Dalam hati menghitung berapa kepala yang harus ia singkirkan malam ini. Tidak sampai satu lusin, kendatipun demikian ia harus ekstra hati-hati kalau tidak ingin kehilangan nyawanya. Tanpa pikir panjang ia menembakkan peluru pertamanya yang meluncur bersarang tepat di otak penyusup itu. Peluru-peluru yang lain mulai beterbangan di udara. Desingannya meraung-raung di ruangan yang tadinya sunyi itu. Furnitur-furnitur porselen dan kaca yang hancur terkena momen peluru menimbulkan bunyi nyaring yang bersahutan. Seketika ruangan itu menjadi medan tempur ilegal.

Mark berjalan menyamping sambil terus menyorot dan menembakkan timah panas pada manusia-manusia yang statusnya belum di ketahui itu. Dengan presisi seakurat mungkin yang mengincar organ vital mereka. Ia berguling ke belakang meja bar di dapur, beberapa peluru nyasar yang mengenai perabot dapur menimbulkan bunyi kelontang yang menusuk telinga. Ia melirik bayangan orang-orang tak di undang yang memantul di lemari dapur yang terbuat dari baja ringan. Five down five to go.

"Bocah sialan!"

Menjadikan meja pantry sebagai tameng, ia kembali menarik pelatuk senjata berkaliber 5,56 mm itu dengan cekatan. Tepat melubangi pelipis pria yang berada di samping jendela. Mark menarik kepalanya ke bawah dengan cepat saat sebuah peluru diarahkan ke tengkoraknya. Nyaris mengenai tulang bajinya. Mark segera melubangi kepala si empunya peluru.

Mark menegakkan tubuhnya sekali lagi ketika bayangan hitam menerjang tubuhnya hingga ambruk di lantai, senapannya terpental dari tangan. Mark menyikut rahang pria itu sebelum tubuhnya dikunci. Kepalan tangan ia arahkan ke pangkal lehernya, membuat pria bertopeng itu kesulitan bernafas. Ia menarik kerah baju pria itu berdiri, menjadikannya sebagai tameng dari peluru yang berusaha menembus dirinya.

Ia membuang tubuh tak bernyawa bekas tameng itu ke arah komplotannya. Kakinya menerjang dada orang tersebut. Mark mencekal lengannya ketika moncong peluru diarahkan ke wajahnya, mengalihkannya ke sudut ruangan. Berharap dapat mengenai salah satu lawan. Mark hendak melumpuhkan pria tersebut ketika kepalan tinju menghempaskan tubuhnya ke samping. Ia menangkap sebuah tendangan memutar yang menyabit diarahkan ke perutnya. Tanpa pikir panjang ia memelintir kaki tersebut, sikunya ia benturkan ke engsel lututnya hingga menimbulkan bunyi keretak yang membuat siapapun merinding. Lolongan kesakitan membelah udara yang mulai terkontaminasi bau darah dan bubuk mesiu.

CLAIRVOYANCE [COMP.]Where stories live. Discover now