Page 3

686 115 10
                                    

Ternyata kesembuhan Seulgi bukanlah pilihan terbaik. Kenyatannya justru lebih memilukan dari yang dibayangkan oleh Chanyeol.

Tidak ada hari tanpa air mata bagi Seulgi, seperti air matanya tidak pernah mengering. Gadis itu terus mengurung dirinya di dalam kamar, tidak ingin berbicara dengan siapa pun, pola makannya menjadi kacau dan tidak teratur.

Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan.

"Kau berhasil membujuknya?"

Kai menggeleng lemah. Pria itu biasanya selalu bisa membujuk Seulgi melakukan apa pun, tapi kali ini bujukannya tidak berlaku sama sekali. Seulgi benar-benar hancur, sakit yang seperti ini susah sekali mencari obatnya.

"Hyung, apa...tidak sebaiknya Seulgi tinggal bersama paman dan bibi saja? Maksudku, jika dia disini mungkin dia akan terus mengingat Sehun."

Kedua orang tua mereka tinggal di Indonesia karena bisnis tuan Kang yang berkembang pesat di negara itu. Awalnya Chanyeol juga memikirkan hal yang sama, hanya saja ia ragu mengutarakan niatnya pada Seulgi.

"Kondisinya tidak baik, hyung. Jika dibiarkan seperti ini aku khawatir dia..."

"Aku tau, aku akan membicarakan ini dengan ayah dan ibu. Aku rasa memang sebaiknya Seulgi jauh dari Sehun." sahut Chanyeol, pria itu menepuk pelan bahu Kai sebelum mengalihkan pandangannya pada pintu kamar Seulgi yang sedikit terbuka.

Gadis itu masih duduk di sudut ranjang dengan tatapan kosong. Dia selalu seperti itu sepanjang hari.

***

Acara pernikahan Soojung dan Sehun akan digelar kurang lebih dalam waktu dua minggu lagi, tapi sampai detik ini Soojung merasa bahwa Sehun susah sekali dihubungi menjelang pernikahan mereka. Mereka juga jadi jarang bertemu.

Sebenarnya sejak hari dimana Soojung mendatangi Seulgi, gadis itu yakin bahwa Seulgi pasti memutuskan hubungan dengan Sehun. Bukankah seharusnya demikian? Itu sebabnya Soojung masih bersemangat mengurus pernak-pernik pernikahannya meski tanpa Sehun yang mendampinginya.

Tapi yang didapatinya kini cukup mengejutkan, Sehun, pria itu tergeletak di lantai dengan pakaian yang terlihat lusuh, beberapa bagian wajahnya nampak membiru dengan bercak darah yang mengering. Botol-botol wine berserakan di sekitarnya, entah sudah berapa banyak yang diteguknya.

Apa benar pria ini Oh Sehun yang akan dinikahi oleh Soojung?

Dengan gerakan cepat, Soojung meraih tubuh Sehun, menepuk-nepuk pelan wajah Sehun yang sepertinya mabuk berat. Baru alkohol begitu menyengat menguar dari tubuh pria itu. Astaga sudah berapa lama dia seperti ini?

"Sehun-ah, apa yang terjadi padamu? Bagaimana bisa kau terluka seperti ini?"tanya Soojung khawatir. Sehun tidak pernah seperti ini.

Tunggu. Sehun pernah bersikap seperti ini saat dia patah hati karena Seulgi. Tapi kali ini...dia patah hati karena siapa?

"Hey...jawab aku! Siapa yang membuatmu seperti ini? Katakan padaku!" desak Soojung. Ia benar-benar tidak tahan melihat keadaan Sehun yang memprihatinkan seperti ini.

Ayolah, pernikahan mereka sebentar lagi. Kenapa Sehun bersikap seperti sedang patah hati berat seperti ini? Astaga.

Harusnya mereka berbahagia kan?

"Sehun-ah..."

Sehun terkekeh pelan, susah payah ia menegakkan tubuhnya sendiri, bersandar pada kaki sofa lalu menatap Soojung dengan seksama. Mungkin ia mencoba mengenali siapa yang datang dan mengusik tidurnya.

"Eo, Jung Soojung? Kau datang?" racau Sehun, pria itu menepuk pipi Soojung dengan gerakan yang tidak teratur.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau seperti ini?" sejak tadi Soojung tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya. Sehun mabuk berat.

That FeelingWhere stories live. Discover now