Please, don't come (Matoom)

1.1K 113 28
                                    

Special point of view 😘

Bas.

Seseorang yang tak pernah ku duga akan jadi ratu di hatiku. Tak ada yang spesial saat pertama kami bertemu, dia hanya kebetulan menjadi bintang tamuku bersama dengan para aktor pendatang baru pemain serial 2 moons the series.

Kesanku terhadap Bas hanya seputar keimutan wajah dan tingkahnya yang melebihi seorang perempuan. Saat dia merajuk karena diberi kari thailand membuatku ingin memeluknya.

Dia seperti bocah kecil!

Setelah acara usai, kami saling bertukar ID Line untuk memudahkan kami saat bertemu diluar urusan kerja. Jika ditanya tepatnya kapan aku jatuh cinta dengannya, aku pun tak tau.

Mungkin benar kata orang, jika dua orang sering menghabiskan waktu bersama akan tumbuh benih cinta diantaranya. Aku mulai memperhatikannya, memberinya semangat dan dukungan di setiap acara yang dia bawakan.

Bas tak tau akan perasaanku, ia hanyalah bocah polos yang tak sadar begitu banyak orang di sekitarnya yang menaruh perasaan lebih terhadapnya. Kim yang berkedok sebagai kakak, God lawan mainnya di series, bahkan Jos model pendatang baru yang tak sengaja bertemu dengan Bas di sebuah acara natal.

Aku tak berharap banyak untuk suatu kemungkinan Bas menjadi milikku, aku hanya bisa berdiri di belakangnya, sebagai penggemar setianya yang selalu mendukung apapun yang dilakukannya.

Namun, saat papah menunjukan selembar foto padaku yang katanya akan menjadi pasangan hidupku, seketika harapan yang kukubur mati matian muncul dengan melimpah.

Foto itu, foto bocah yang tiap malam selalu mengisi alam mimpiku. Papah bilang, aku boleh menolak jika aku merasa tidak cocok.

Bagaimana mungkin aku menolaknya jika yang dihadapanku adalah impian masa depanku!!???

Sehabis acara pengumuman tentang waktu pertunanganku dengan Bas yang akan dilaksanakan, aku berusaha untuk terus berada didekatnya.

Aku ingin menunjukan pada mereka yang menaruh rasa pada Bas bahwa sekarang akulah pemenangnya! Egois memang, berlebihan tak masalah selama Bas dapat kumiliki.

.

.

.

.

Hari itu seperti hari hari sebelumnya, aku menemani sekaligus mengawasi Bas di lokasi shootingnya. Aku khawatir jika sedikit saja pandanganku beralih, Bas akan berakhir di tangan orang lain.

Saat suara nyaring sutradara berteriak cut, Bas langsung menghampiri kursi tempatku duduk. Kulihat di dahinya banyak sekali peluh yang berlinangan, dengan halus ku usapkan sapu tangan untuk menghilangkan peluh peluh yang menghalangi kecantikan calon masa depanku.

So cheesy, huh? Aku tak peduli.

Bas duduk di sampingku setelah menolak permintaanku untuk duduk di pangkuanku. Dia memang selalu begitu, sikap malu malunya sungguh menggemaskan. Berulang kali harus ku tahan hasratku untuk mengurungnya di dalam kamar berdua denganku, aku tak ingin ia berpikir aku hanya ingin tubuhnya saja.

Aku sadar betul sedari tadi ada sepasang mata memandang kearahku dengan amarah terpendam, maka dengan sengaja aku semakin membuatnya panas dengan mengecup mesra pipi Bas, ditambah sedikit merangkul Bas.

Sesuai perkiraaan, dia langsung menghampiri kami-tepatnya aku- sambil menarik tanganku kasar untuk lepas dari bahu Bas. Aku menoleh seakan kaget akan kedatangannya namun jika di perhatikan akan terlihat sedikit seringai di ujung bibirku.

God, pacar Bas di dalam series yang ia mainkan. Yah, hanya sekedar pacar virtual tapi aku tau God terbawa perasaan ke dunia nyata.

Setelah ia menghampiri, kami terlibat percakapan singkat dimana aku mengajaknya untuk menghabiskan malam di night club yang biasa kami datangi bersama yang lain, sampai saat aku mulai muak dengan tingkah ikut campurnya.

Unexpected MarriageWhere stories live. Discover now