Chapter 19

1.7K 152 18
                                    

Fiona terus memperhatikan Farah yang dari tadi melayaninya seperti biasa, seolah tak ada apa-apa. Jauh di dalam sana, Fiona sangat tahu hati sahabatnya itu hancur. Walaupun ia belum begitu tahu sejauh apa hubungan Farah dengan lelaki berdarah biru yang sudah ia curigai sejak awal bertemu.

Tatapan Fiona mengiba. Ia tak tega. Beberapa kali ia menangkap Farah menahan air matanya keluar. Ia selalu saja membalikkan badan dan berjalan menjauhi Fiona. Alasannya mengambilkan Fiona makanan.

"Kenapa menatapku begitu sih.." Farah mengernyit dengan muka konyolnya lalu terkekeh pelan.

"Berhenti memakai topeng."

Farah terdiam. Mulutnya ia kunci rapat. Sekali-kali ia menatap Fiona seperti ingin mengatakan sesuatu namun ragu.

"Aku tak akan memintamu cerita jika itu membuatmu semakin sedih. Jika sebaliknya aku akan setia mendengarkanmu, Farah."

Hati Farah terenyuh mendengar perkataan Fiona. Ia sedang dalam titik terlemahnya, wajar jika hal manis yang sepele menurut Fiona menjadi hal besar menurutnya.

Sungai bening mulai membasahi pipi mulus Farah. Tak banyak berakting, Fiona langsung merengkuh sahabatnya itu. Dalam pelukan Fiona, Farah tetap mengunci mulutnya agar isakannya sedikit teredam.

Tak ada yang bicara satu pun sampai Farah menarik dirinya dalam rengkuhan Fiona dan mengusap air matanya. Fiona semakin tak tega kala melihat tatapan Farah menggelap.

Dengan mulut yang bergetar Farah mencoba menceritakannya dari awal. Bagaimana ia kenal Shaikha dan bertemu Fazza sampai hal terkecil yang ia pernah rasakan ia katakan pada Fiona.

Fiona merelakan waktunya untuk Farah, sebagaimana Farah yang dulu selalu melakukannya demi dia. Fiona rasa ini tak sebanding dengan apa yang telah diberi Farah untuknya sampai ia benar-benar kuat untuk bertemu suaminya, Fariz.

"Aku terlalu bodoh untuk menyadari ini semua, Fiona.."

Fiona menggeleng, menangkup wajah Farah agar menatapnya.

"Percayalah padaku, kau tidak bodoh. Fazza pun bukannya membohongimu, hanya saja mungkin ia mempertimbangkan seluruh hal yang menimpanya dan mengambil keputusan itu untuk sekarang."

Farah menggeleng, air matanya jatuh lagi untuk kesekian kalinya.

"Lalu kenapa juga ia harus menyembunyikan statusnya yang sudah bertunangan dariku? Apa niatnya? Aku tak mengerti sama sekali."

Fiona berhenti sejenak,
"Tak lain karena ia menyukaimu."

Farah menatap Fiona bertanya-tanya. Mana mungkin Fazza menyukainya? Dia bukan tipenya. Hanya seorang gadis asing dari kalangan rakyat biasa.

"Apa kau benar-benar tidak menyadarinya? Aku melihatnya menatapmu dengan penuh cinta saat itu."

"Kau keliru Fiona, ia tak menganggapku lebih dari seorang teman dan rekan kerja!"

"Lalu apa arti kecupan di akhir itu?"

"Apa seorang teman melakukan hal seperti itu?" Lanjut Fiona langsung ke intinya. Farah terdiam lagi, pikirannya masih berkecambuk seputar pria itu.

"Farah, kau menyukainya kan?"

Farah mendongak, lalu menunduk lagi. ia tak mengucapkan apa-apa.

"Diam berarti benar ya"

Farah mengembuskan napasnya berat. Bagaimanapun ia harus merelakan rasanya demi Shaikha. Dia bukan apa-apa seperti Shaikha.

"Aku akan mengikhlaskannya"

Me to You (✔)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz