kjm

2.4K 203 3
                                    

- IMAGINE -

Hari sudah larut, sial, perutku keroncongan, lebih sialnya lagi, pacarku, Kim Junmyeon mendadak tidak bisa menjemputku. Sialan kauuuu Junmyeon-ah!!!

Bagi kalian yang menemukan orang ini

Kalian boleh menyeretnya dan membawanya kehadapanku, seret saja tidak apa, akupun yakin kalau kalian melihat muka songongnya itu kalian akan langsung ingin melakukannya.

Dia sudah berjanji padaku ingin menjemputku les juga mentraktirku karena hari ini adalah hari jadi kami yang kedua tahun. Kalian juga pasti akan sebal sama sepertiku jika hal ini terjadi dalam hubungan kalian.

Tibatiba lampu mobil benarbenar mengganggu penglihatanku. Pengemudi sialan, sudah jelas menyalakan lampu jauh itu dilarang, masih saja melakukannya.

"Hey tuan!!! Matikan lampumu!!!!" Teriakku.

Entah kebetulan atau tidak situan mematikan lampunya dan tak lama pintu kemudi terbuka, dan seseorang yang baru saja aku bicarakan berjalan kearahku.


Aku tersenyum remeh sambil bersedekap dada. Dia sudah ada didepanku dan dia langsung memeluku. Aku tidak membalas pelukannya.

"Kau tidak membalas pelukanku?"

"Tidak mau." Balasku to the point.

"Maaf."

Aku diam saja.

"Semua berantakan jadi aku harus kembali menghandle semua dari awal."

Aku mengerutkan kening tidak tahu apa yang ia maksud. Pekerjaannya kah. Heol. Padahal dia tau aku tidak mengerti tentang itu semua.

"Pekerjaanmu?" Tanyaku, dia hanya mengeratkan pelukannya padaku.

"Aku rindu padamu."

Tangankupun akhirnya bergerak membalas pelukannya. Menepuknepuk pundaknya, dia selalu menginginkan itu jika sedang stres.

"Maaf."

"Arraseo."

Dia melepaskan pelukannya dan menatapku meski dia masih melingkarkan tangannya dipinggangku.

"Kau cantik."

"Aku masih marah padamu."

"Tadi kau bilang sudah memaafkanku, mengapa masih marah."

"Sudah cepat antar aku pulang." Aku melepaskan tangannya dan berjalan kearah mobilnya.

Aku masuk kedalam mobil lalu meletakkan tasku dikursi belakang, sampai akhirnya mataku menagkap sebuah warna yang kusukai. Biru.

Aku mengambil bunga itu lalu beralih menatap Junmyeon yang masih berdiri ditempatnya dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku, jangan lupakan wajah songongnya, tapi diwajah itu terlukis senyum tulus seorang Kim Junmyeon.

Akupun segera keluar dan berlari kearahnya dan langsung memeluknya erat. Dia membalas pelukanku sambil mengelus elus puncak kepalaku.

Aku menangis. Didalam dekapannya. Menangis terharu. Menangis bersalah.

Junmyeon yang tahu aku menangis segera melepaskan pelukannya dan menangkup wajahku menatap khawatir, aku mangkir dan kembali memeluknya sambil tetap menangis.

"Kenapa kau menangis?" Aku tak menjawabnya.

"Hey jawab aku sayang."

"Saranghaee." Ucapku diselasela tangisanku.

"Nado. Jadi berhentilah menangis. Aku masih janji akan mentraktirmu, jadi ayo makan." Katanya sambil mengayunayunkan dirinya membuatku ikut berayun didalam pelukannya.

"Ayo makan." Balasku sambil melepaskan pelukan lalu menarik ujung lengan jaketnya.

"Hapus air matamu, kau terlihat jelek."

"Ya oppa!" Balasku langsung memukul lengannya lalu menghapus jejak air mataku.

Akhirnya dia benar mentraktirku.

"Makanmakannnn!!" Teriakku saat makanan sampai.

"Maaf." Aku memberhentikan aktivitasku, mengerutkan kening menatapnya.

"Maaf untuk apalagi?" Tanyaku setelah aku berhasil menelan makananku.

"Sebebarnya bukan tempat ini yg aku pesan, lebih meriah, tapi pihak penyelenggara mengacaukan semuanya."

Aku tersenyum setelahnya lalu menggenggam tangannya.

"Hey Junmyeon, akutidak apa. Ini sudah kejutan terindah untuk hari kedua tahun kita. Cukup ada kamu itu sudah cukup. Aku tidak berharap lebih." Junmyeon membalas genggaman tanganku.

"Aku beruntung memiliki gadis sepertimu."

"Akupun beruntung memiliki pria sepertimu. Jadi ayo habiskan semua makanan ini, ini enak, percaya padaku."

"Suapin."

"Heol, kau punya tangan, ingat kata eomma." Ya memang, eommanya selalu memarahi Junmyeon jika dia minta disuapiku saat kita makan dirumahnya.

"Tapi tidak ada eomma disini." Rengeknya.

"Aku akan menelponnya." Jawabku lalu mengambil ponselku berniat menelpon eommanya, hanya bercana sebenarnya tapi dia dengan segera mengambil cepat ponselku sambil berkata, "Baiklahbaiklah, aku tidak mau omelan eomma menghancurkan hariini."

"Bagus."

Akhirnya kami memakan makanan kami, sesekali dia memberikan umpatan kepada penyelenggara kejutan untukku.

"Terima kasih untuk hariini Junmyeon."

- IMAGINE -

IMAGINE - EXOWhere stories live. Discover now