Setelah 20 menit perjalanan akhirnya Danta dan Jul sampai di sebuah rumah dengan gerbang bercat Hitam dan bangunan rumah bergaya Eropa. Rumah yang benar benar memancarkan keharmonisan dan kehangatan keluarga didalamnya.
"Ini rumah lo??" Tanya Jul sambil tetap memandang rumah didepannya.
"Iya... ayo masukkkkk, mama udah nunggu didalem"
"Ee-ehh... iya ayo" jawab Jul ragu-ragu
"ASSALAMU ALAIKUM MAMA DANTA BAWA CALON MANTUUUU" teriak Danta saat mereka memasuki rumah.
"Apasih lo.. ga jelas banget deh" Jul menyenggol Danta dengan sikutnya berharap anak itu diam. Namun Danta hanya meringis tidak jelas.
Tak lama kemudian datang seorang wanita paruh baya memggunakan celemek di badannya dengan peluh yang membanjiri wajah cantik nya.
"Waalaikum salam Ta.... ini siapa?? Ini Juliat yaa?? Ya ampun cantik sekali. PAPAAAAA.... PAAAAA..... DANTA BAWA CALON ISTRI NYAA...." teriak mama Danta .
'Ya ampunn... heboh juga nyokap nya Danta. Jangan jangan nanti bokap juga gitu lagi. Apalah gue yang dingin dan super jutek ini' Batin Jul.
"Mama kenapa teriak-teriak sih maa... Papa kan cuma diruang tamu. Dan papa belom budeg sampek harus diteriakin kayak gitu sama mama" Papa Danta mencium pipi istri nya dengan gemas.
Jul bisa merasakan begitu banyak kasih sayang disini. Ia yakin ia bisa temukan keluarga nya disini.
"Ini Danta bawa cewek Paaa... jarang-jarang kan Dia bawa cewek. Ehh bahkan ga pernah dia bawa cewek, cantik kan dia. Cocok banget buat jadi anak aku"
Papa Danta melihat wanita disamping Danta dengan tatapan menilai. Jul sempat takut saat melihat tatapan Mata papa Danta karena Papa Danta tak terlihat senang seperti mama Danta saat pertama kali melihatnya.
Namun tiba-tiba Papa Danta maju dan memeluk Jul dengan erat.
"Sudah lama aku menginginkan anak perempuan, namun aku malah diberi anak yang tidak bisa diam seperti Danta" ucap Papa Danta dengan tersenyum lalu melepaskan pelukannya.
"Kamu anak nya Gerald Pratama kan??" Tanya papa Danta.
"I-iyaa Om.. darimana Om tahu??"
"Dia rekan Om dulu... dia hebat, dan dia sering cerita tentang kamu. Anak satu satu nya yang ia banggakan" ucap Papa Danta sambil mengiring Jul ke sofa ruang tamu.
"Saya sangat ingin bertemu kamu saat Ayah kamu meninggal. Tapi saat itu Om harus segera pergi dari negara ini karna bisnis om. Kebetulan sekali jika kamu yang menjadi pacar Danta. Janji saya kepada Ayah kamu bisa terpenuhi" sambungnya.
"Janji??? Om punya janji apa sama ayah??" Tanya Jul kepada Papa Danta.
"Menikahkan kamu sama Danta. Dan mama kamu juga punya janji sama Ayah kamu untuk bikin kamu jadi cewek yang mandiri. Om sering komunikasi sama mama kamu. Dia emang biarin kamu bersahabat sama dunia malam, dan dia yakin kamu bisa jaga diri. Kami tahu tentang kamu kecuali Danta. Dia hanya bercerita kepada kami nama kamu dan sifat kamu. Kamu ga perlu benci sama mama kamu, karna mama Kamu itu juga penuhi amanah terakhir dari Ayah kamu sebelum dia meninggal." Jelas Papa Danta sambil mengusap Kepala Jul.
Jul menangis saat mendengar segala penuturan Papa Danta tentang mama nya. Selama ini ia sudah slah mengira tentang apa yang dilakukan mama nya.
"Hiks... Jul boleh peluk om gak???"
"Tanpa kamu minta pun kamu boleh peluk Om Juliat"
Juliat langsung memeluk papa Danta dan menangis sesenggukan di dadanya. Danta terharu melihat Juliat menangis dipelukan papa nya. Danta berjalan mendekati mereka dan berniat membuat Jul berhenti menangis.
"Udah dong Jul nangisnya... yang penting kan sekarang kamu udah tahu mama kamu sebenernya sayang sama kamu. Sekarang kamu ikut aku ke dapur yuk.... Mama lagi buat kue, ya mungkin kamu mau bantu bikin??"
"Iya ayokk" Jul dengan antusias meng 'iya' kan ajakan Danta, karna disamping sifatnya yang tomboy dia sangat suka membuat kue. Dulu saat dia masih SMP dia suka membuat kue bersama mamanya.
Sesampainya didapur ia melihat mama Danta sedang memasukkan beberapa kue yang sudah dicetak kedalam oven.
"Ehmm.... tantee, Jul boleh bantu gak???" Tanya Jul
"Ehh Juliat... iya boleh kok. Ini kamu bantu bantu masukin yang ini kedalam toples yaa. Ini juga udah mau selesai" ucap nya Sambil menunjuk beberapa kue yang sudah matang.
"Ehh.... gue tinggal ganti baju diatas dulu ya Jul" ucap Danta sambil mengambil satu kue.
"Ehh... iya udah sana gapapa" -Jul
"Iya tante.. Jul boleh icip-ici gak??"
"Ya ampun Julll.... kalo kamu mau ya makan aja gapapa. Dan kamu jangan panggil tante lagi oke, panggil mama dan panggil Om dengan sebutan Papa" ucap Mama Danta dengan tersenyum manis.
"I-iya ma-mama" Jul sempat ragu ingin memanggilnya mama. Namun akhirnya kata itu terlontar dari bibirnya.
Gimana Guysssss.... suka gak sama lanjutan ceritanya😉 jangan lupa Vote oke😚
YOU ARE READING
The end of the wait
Teen Fiction"Siapa nyuruh lo pergi?? Gue udah maafin lo kok. Gue udah denger semuanya, sebenerny gue udah bangun dari tadii" ucap Jul sambil tersenyum Danta berjalan menuju tempat Jul berbaring dan duduk kembali disampiingnya. "Lo maafin gue??" "Iya.." jawab...
