"Gak nyangka deh guee.. ada cewek yang suka rokok" kata cowok itu sambil memandang danau yang ada didepannya.
Jul masih tetap memandang wajah cowok itu. Wajah yang selama ini dirindukannya.
"Kenapa lo diemm??" TanYa cowok itu lagii..
"Gak.. gu-gue ngerokok kalo cuma lagi pusing aja" Jul tergagap dan mengalihkan pandangannya dari cowok itu.
"Pusing mah minum obat, bukannya malah ngerokok!!" Ucap nya sambil membuang rokok yang sudah tinggal setengah itu dari tangan Jul.
"Ehh... bentar dehh, gue kayak pernah lihat lo ?? Tapi kapan yaa..???" Tanya cowok itu sambil berfikir.
Tiba-tiba saja jantung Jul berdetak dengan cepat. Dalam hati Jul berharap agar cowok itu tak mengingat dirinya. Ia tak ingin ada orang yang mengingat bahwa dia dulu adalah JULIAT yang sangat lemah disekolah.
"Looo...... loo pernah ikut balapan sama Roy Anggara Raja Balap itu kann???"
Glekk ...
Mampus guaa ....
Batin Jul sambil menelan ludah.
"Iya" jawab Jul singkat.
"Hahh.... jadi lo bener cewek itu??" Tanya cowok itu gak percaya sama apa yang dikatakannya.
Jul hanya mengangkat sebelah alisnya melihat reaksi cowok itu yang berlebihan.
"Kenalin gua Danta,gua baru disini." ucapnya sambil mengulurkan tangannya kearah Jul.
Jul hanya diam memandang tangan Danta yang ada didepannya sebelum akirnya ia membalas uluran tangan itu.
"Gua Jul" kata Jul singkat.
"Jul aja??" Tanya Danta sambil menatap Jul.
"Juliat Austine Pratama"
"Nama lo bagus juga.. kenapa cuma dipanggil Jul??"
"Karna bagi guee Juliat itu cewek yang lemah. Dan gue gak suka diri gue yang lemah."
Tak terasa air mata Jul mengalir dari pipi putihnya. Danta yang melihat Jul menangis segera menghapus air matanya.
Dan merengkuh gadis itu ke pelukannya.
"Tenangin diri lo.. gue bisa liat kalo lo itu bener bener tersiksa sama kehidupan lo. Lo bisa cerita apa aja sama guee.." ucap Danta sambil mengelus punggung Jul berharap ia akan tenang.
Jul mendongak menatap Danta yang kini ada dihadapannya. Ia tak menyangka, lelaki yang dari dulu dicintainya kini benar benar ada didepannya, hal yang dari dulu diharapkannya kini benar benar terjadi.
Jul berharap bisa mempercayai nya. Ia mulai menceritakan segalanya. Tentang mamanya yang tak pernah ada untuknya, ayahnya yang kini tak bisa dilihatnya lagi, dan kehidupan dunia malam yang selalu menjadi obat kehidupan kelamnya.
Ia menceritakan segala hal yang membuatnya menjadi gadis tomboy dan troublemaker.
Dan yaa.. tentu saja ia tak menceritakan tentang perasaannya kepada Danta.
"Mulai sekarang ada gue disini.. lo bisa cerita apa aja ke guee, dan jangan luapin kekesalan lo ke rokok lagii" ucap Danta mengelus kepala Jul.
Jul terkesiap saat merasakan tangan Danta ada dikepalanya, hal yang tak pernah ia dapatkan dari lelaki manapun. Ia tak menyangka bahwa Danta bisa begitu manis padanya. Dan itu membuat perasaannya semakin membuncah.
"Gue ga yakin sama lo" kata Jul sambil menetralkan detak jantungnya.
"Terserah kalo loo mau gak percaya sama gue, tapi gue tetep ada buat loo."
Jul bisa melihat ketulusan dimata Danta. Ia tak melihat kebohongan sama sekali, dan iti membuatnya merasa bersalah karena tak mempercayainya.
"Maaf" kata Jul akhirnya.
"For what??"
"Maaf karna ga percaya sama loo" ucap Jul pelan sambil menundukan wajahnya.
"Wajar kalii... lo kan baru ketemu gue, maklumlah kalo lo ga bisa percaya ama gue"
Baru apanya.. gue udah 3th kalii sayang sama loo.. lo nya aja yang gak peka.
Jul berkata dalam hati.
"Yaudah... pulang gih,udah sore"
Jul melihat jam yang melingkar di tangannya dan benar saja, sekarang sudah hampir jam 5 sore.
"Iya.."
Jul bangkit dari duduknya dan pergi dari tempat itu, begitupun Danta.
₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩
Dudududududududududuxududuududuududududuxhxhxuxududduduudududududududududduduudududududududududud😋😋😋😋😋😋😋😋😋😋😋😋😋
Gajegajegajegajegajegajegajegajegaejgaej💣💣💣💣💣💣
YOU ARE READING
The end of the wait
Teen Fiction"Siapa nyuruh lo pergi?? Gue udah maafin lo kok. Gue udah denger semuanya, sebenerny gue udah bangun dari tadii" ucap Jul sambil tersenyum Danta berjalan menuju tempat Jul berbaring dan duduk kembali disampiingnya. "Lo maafin gue??" "Iya.." jawab...
