28. Berakhir

1.3K 110 8
                                    

Masih dengan waktu dan tempat yang sama, Arin, Sungjin, dan Alikha yang tadinya hanya bertiga saja, sekarang menjadi berempat karna ditambah dengan Brian. Arin masih menangis dipelukan Brian, sedangkan cowok itu terus berusaha menenangkan kekasihnya. Alikha dan Sungjin terus memikirkan bagaimana cara mereka menemukan Jaehyung?

Sungjin menjentikkan jarinya.

Ting! Handphone Arin berdenting untuk hari ini, semua orang menoleh kearah handphone milik Arin yang tergeletak diatas sebuah meja kecil. Arin menghusap air matanya itu, kemudian segera meraih handphone-nya.

"Dari siapa, Rin?" Tanya Alikha.

"Semoga ini petunjuk" ujar Sungjin dengan tatapan mata penuh harap.

Unknown: Lo mau Jaehyung selamat? Dateng ke gudang tempat dimana lo disekap sama gue waktu itu, sekarang. Gue tunggu dua puluh lima menit dari sekarang. Lewat dari waktu itu? Siapin kedua mata lo buat ngeliat betapa tragisnya mayat Jaehyung.

Mata Arin terbelalak, tubuhnya kaku, sehingga handphone yang tadi digenggam langsung jatuh begitu saja keatas lantai. Tak lama kemudian, suara isak tangis yang sangat kencang terdengar dari Arin sendiri.

"JAEHYUNG!" teriak gadis itu seraya bangkit dari tempat duduknya, dan berlari pergi meninggalkan Brian, Alikha, dan juga Sungjin.

"ARIN!!" pekik Alikha dan Brian yang langsung mengejar Arin. Sedangkan Sungjin, cowok itu langsung meraih handphone Arin yang terjatuh ke lantai, untuk melihat apa saja yang baru Arin liat.

Seketika tubuh Sungjin bergemetar hebat, air mata tertahan diujung matanya, bersiap untuk menetes. Tidak mungkin, tidak mungkin Jaehyung harus mati hari ini. Apa yang harus ia katakan bila ini semua terjadi, pada kedua orangtua Jaehyung? Tidak! Sungjin tidak akan membiarkan sepupu kesayangannya itu mati di gudang itu. Sungjin pun bangkit, dan langsung menyusul Arin yang kini sudah bergegas pergi menuju lokasi, dengan mobilnya.

"SUNGJIN CEPET! KITA HARUS SELAMATIN JAEHYUNG!!" teriak Arin disela-sela tangisnya. Sungjin segera ikut masuk kedalam mobil, tanpa berpikir panjang Brian yang menjadi pengendali stir mobil, langsung menginjak starter, dan membawa mobil itu melaju.

Sungjin ikut menangis, betapa stress pikirannya ini tentang sepupunya yang tengah dalam bahaya itu. Seharusnya kemarin sore Sungjin menanyakan, kemana Jaehyung pergi dan dengan siapa ia pergi. Seharusnya kemarin sore Sungjin tidak mengizinkan Jaehyung pergi, dan membiarkan ia tetap berada di rumah. Dan seharusnya kemarin sore Sungjin menelepon Jaehyung. Bodoh sekali rasanya kenapa ia tidak melakukan hal itu.

Sungjin benar-benar takut Jaehyung kenapa-napa. Ini semua gara-gara gadis gila bernama Mina Yolanda itu! Sungjin bersumpah akan membunuh Mina balik, jika gadis itu sudah terlanjur membunuh sepupunya sendiri. Sungjin bersumpah akan memutilasi tubuh Mina, dan memberikan potongan tubuh Mina itu ke kandang buaya. Dan terakhir, jika rencana pembunuhannya terhadap Mina tidak berhasil, Sungjin bersumpah akan membawa Mina ke penjara dengan hukuman mati.

Sudah cukup kesabaran yang Sungjin tahan selama ini kepada si gadis gila itu. Mina yang selalu bertingkah sok baik dan imut didepan Jaehyung, ternyata itu semua hanya sandiwara. Kenapa bisa sepupunya harus terlibat dalam hal bodoh semacam ini, apalagi dengan gadis gila seperti Mina. Oh Tuhan, sekarang harapan Sungjin adalah agar Jaehyung tidak kenapa-napa disana.

"Sungjin, berjanjilah padaku bahwa kita akan terus bersama dan menjadi seorang sepupu yang baik, selamanya! Aku akan melindungimu, begitupun sebaliknya."

Sungjin terus teringat semua omongan Jaehyung, yang mereka bicarakan saat umur mereka sama-sama menginjak lima tahun. Omongan Jaehyung yang membuat Sungjin sangat terharu. Senang rasanya bisa memiliki sepupu yang baik dan pengertian seperti Jaehyung. Bahkan, bagi Sungjin sendiri, Jaehyung bukan hanya sebagai sepupunya, tapi menjadi teman, sahabat, kedua orangtua, bahkan kakak baginya. Jaehyung begitu baik dan ramah kepada semua orang, tapi kenapa sifatnya itu selalu menjadi bahan incaran orang-orang jahat untuk memanfaatinya.

Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang