15. Mina?

1.4K 122 58
                                    

Tepat pukul enam sore, Jaehyung sampai dirumah. Ia menutup pintu rumah, dengan tampang wajah yang lesu. Setelah itu, cowok itupun bersiap untuk pergi melangkah menuju kamarnya.

"Jae? Abis kemana kamu?" Mama Jaehyung tiba-tiba muncul dari arah ruang keluarga, sambil menghampiri Jaehyung dengan kedua tangan dilipat didepan dada. Tapi cowok itu justru terdiam, sambil menggelengkan kepalanya. "Pergi dari jam dua siang, dan baru pulang sekarang? Kamu pikir mama gak khawatir? Mana kamu lagi sakit" omel mama.

"Maafin Jae, ma" lirihnya pelan, sambil menundukkan kepalanya. Mama Jaehyung melengos, kemudian akhirnya merangkul putra tunggalnya itu. Dilihatnya kini wajah putranya itu yang tambah pucat, membuat kedua alis mama Jaehyung bertaut.

"Kamu kenapa, Jae? Kok tambah pucet?" Nada suara mama mulai khawatir. Jaehyung kembali menggeleng sebagai balasan, dan akhirnya tersenyum kecil. "Ini pasti karna kamu keluyuran pas lagi sakit. Ayo masuk kekamar" cetus mama.

"Lho, tan? Jaehyung kenapa?" Sungjin tiba-tiba muncul.

"Ini, dia kayaknya tambah sakit deh. Sungjin, coba kamu tolong deh bawa Jaehyung ke kamar, tante mau buat makanan dulu buat dia. Soalnya 'kan emang dari siang dia belum makan" ujar mama.

Sungjin mengangguk mengerti, ia segera membawa Jaehyung kedalam rangkulannya. "Halah, payah lo" cibir Sungjin.

"Lemes gue" gumam Jaehyung. Sungjin melengos. Ia segera membawa Jaehyung kekamarnya, sedangkan mamanya Jaehyung sibuk didapur untuk membuat makanan.

Jaehyung segera menidurkan dirinya diatas tempat tidur, kini suhu tubuhnya terasa panas. Ia juga mulai keringat dingin. Beberapa kali cowok itu menghela nafas, dan segera menutup matanya menggunakan bantal bersarung batman, kesayangannya. Sungjin berkacak pinggang, seraya menggelengkan kepalanya dan berdecak berkali-kali menatap Jaehyung.

"Letoy banget lo jadi cowok, kayak sosis" timpal Sungjin.

"Gue males debat" kata Jaehyung, yang masih dengan nada pelannya.

"Makanya, udah tau lagi sakit, diem-diem aja dirumah. Ini ngapain keluyuran kayak orang bego" cerca Sungjin lagi. Jaehyung hanya terdiam, lelah untuk meladeni.

Pasalnya, sekarang cowok jangkung itu merasakan bahwa badannya benar-benar tidak enak. Kepalanya pusing, dan tubuhnya terasa sangat lemas. Jaehyung ingin istirahat, tapi perutnya kini lapar. Mau bangun, tapi rasa pusing dikepalanya malah akan terus terasa. Jadi serba salah.

Beberapa menit kemudian, mama Jaehyung datang sambil membawa sebuah nampan yang berisi bubur hangat, dan juga segelas teh manis hangat untuk Jaehyung.

"Jae, ayo makan dulu, nak" ujar mamanya, seraya duduk dipinggiran tempat tidur. Mama Jaehyung memangku nampan tersebut, kemudian mengambil semangkuk bubur yang sudah tersedia disana. Mengaduk bubur itu dengan sendok, untuk bersiap menyuapi Jaehyung yang masih terbaring lemah diatas tempat tidurnya. "Ayo makan dulu, Jae" titah mamanya.

"Jae pusing ma," keluh Jae.

"Bangun dulu lo sebentar, ntar lanjut istirahat lagi. Perut lo 'kan kosong," semprot Sungjin.

"Pusing."

"Yaudah buka mulut, makannya sambil tiduran aja kalo kamu pusing mah" ucap mama, seraya menyondorkan sesendok bubur kearah mulut Jaehyung. Ia segera membuka mulutnya, kemudian melahap bubur tersebut. "Lain kali nggak boleh kayak gini, ya. Udah tau lagi sakit, ngapain keluyuran kayak gitu?."

Jaehyung hanya tersenyum kecil.

"Dibilangin malah senyum, hadeh" Sungjin membalikkan badannya, kemudian pergi meninggalkan kamar Jaehyung.

Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang