Harry

930 132 19
                                    

Harry berbaring di tempat tidurnya dalam diam. Ia tidak bisa tidur dan sekarang hanya menatap langit-langit, berpikir. Banyak yang dipikirkannya saat ini.

Perintah Dumbledore yang belum bisa ia dapatkan, alias ingatan Slughorn. Ginny. Kejadian dengan Percy dan teman-teman. Ron dan Hermione yang mulai perang dingin. Ginny lagi. Draco Malfoy. Ginny. Quidditch.

Tapi dari semua itu, yang paling mengusiknya adalah Ginny. Entah kenapa, ia merasa seperti ada makhluk buas yang tinggal di dalam perutnya, mendengkur. Siap meraung ganas kapan pun ia melihat Ginny dengan Dean.

Memikirkan itu membuatnya semakin sakit hati. Jadi ia memutuskan untuk memikirkan hal lain. Slughorn.

Tampaknya Slughorn sama sekali tidak mau dibujuk soal itu. Berkali-kali Harry menanyai Slughorn, tapi ia terus menghindari Harry. Slughorn juga tidak pernah mengadakan pertemuan Klub Slug lagi, jadi Harry tidak punya kesempatan.

Harry mulai merasa mengantuk. Jadi ia berguling ke samping dan memejamkan mata. Dan langsung terlelap.

Dan Harry langsung bermimpi. Lagi-lagi, ia bermimpi melihat Percy. Dalam seminggu belakangan, sudah tiga kali Harry mengalami mimpi yang sama.

Kali ini Percy berdiri tegak, pedang di tangan. Apakah itu nyata atau tidak, Harry tidak bisa memastikan.

"Perseus Jackson," desis sebuah suara. "Kita bertemu lagi."

"Hentikan omong kosongmu, Kronos. Apa yang kau mau?" seru Percy.

Suara itu, Kronos, tertawa. Tawanya membuat Harry merinding. "Bukankah itu sudah jelas? Untuk menanyakan jawabanmu. Bagaimana? Kau sudah tentukan?"

Harry bisa melihat mata Percy meredup. Percy tampak berpikir untuk sesuatu yang sangat sulit. Harry tidak tahu apa itu.

"Haruskah kuperjelas lagi pertanyaanku? Kau, serahkan dirimu dan bergabung denganku, atau teman-temanmu mati."

Sekarang Harry tahu apa yang sulit. Percy kelihatan ragu-ragu. Harry bisa mengerti sebabnya. Percy ingin melindungi teman-temannya, tapi di sisi lain ia tidak ingin ada di sisi yang salah.

"Tidak!" seru Percy. "Sampai matipun tidak akan pernah aku bergabung denganmu. Dan soal teman-temanku, good luck for that. Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh mereka."

Harry terperangah sesaat. Percy tidak tampak takut sama sekali. Matanya berkilat penuh amarah. Ia kelihatannya siap merobek tubuh Kronos-atau-siapa pun-itu dengan tangan kosong.

"Kalau begitu tunggulah waktunya, Perseus," desis Kronos. "Pasukanku akan siap. Aku akan menyerangmu dan teman-temanmu, lengkap dengan para penyihir."

Mimpi berubah, dan Harry tengah berhadapan dengan Ginny Weasley. Yap. Perempuan yang sudah dipikirkannya sejak liburan musim panas. Dan di sana, Harry tengah mencium Ginny. Di depan The Burrow.

Kemudian pintu menjeblak terbuka, menampakkan Ron dengan wajah semerah rambutnya. Ron tampak marah, dan mendekat ke arah Harry, dan mencengkeram bajunya.

"Apa-apaan barusan?! Kenapa kau melakukan itu?!" seru Ron di depan wajah Harry. "Dia itu adikku! Kupikir kau sahabatku! Kau--perusak kepercayaan!"

Mendadak saja, suara jeritan panjang membelah mimpi Harry, membuatnya tersentak bangun. Ia terengah, dan baru sadar kalau barusan itu Percy.

"Percy!" Harry melihat Nico mengguncang tubuh Percy, berusaha membangunkannya.

Percy tersentak bangun. Ia tampak linglung, sebelum kemudian mengusap tengkuknya. "Ah, aku.. Berteriak lagi, ya?"

Colision CourseWhere stories live. Discover now