Annabeth

1K 124 0
                                    

Klub Slug.

Annabeth ingin sekali tertawa mendengar julukan tersebut. Tadi ia mendapat undangan makan malam dari seorang profesor bernama Profesor Slughorn. Percy, Thalia, dan Nico juga mendapatkannya. Oh, ya. Harry juga.

Mereka datang ke Kompartemen C, dan Harry bergabung dengan teman-temannya yang lain. Annabeth jadi bertanya-tanya. Ada apa profesor tersebut meminta keempat demigod berkumpul?

Saat ini, Profesor Slughorn tengah menginterogasi Harry mengenai masa lalunya. Annabeth jadi curiga. Jangan-jangan Slughorn sengaja mengumpulkan anak-anak populer. Yah, ia tidak heran, sih. Banyak guru yang seperti itu.

"Nah nah," kata Slughorn. "Sekarang keempat tamu kita. Kalian dari Amerika, bukan?"

Annabeth mengangguk. "Yeah. Sekolah kami memilih kami untuk mengadakan kerja sama dengan Hogwarts,"

Mata Slughorn berbinar tertarik. "Well, well," katanya, "apa nama sekolahmu? Aku baru tahu ada sekolah selain Ilvermony di Amerika,"

Annabeth menegang. Ia berusaha memutar otak, mencari jawaban yang dapat dijadikannya alibi. "Sekolah kami sangat dirahasiakan keberadaannya. Bertahun-tahun kami menyembunyikan diri, dan sekarang kami pikir sudah waktunya untuk mengadakan sebuah kerja sama."

Percy mendengus di belakangnya. "Alibi yang bagus, wise girl," bisiknya.

Annabeth tersenyum. "Dan nama sekolah kami, Hecate's Greek Wizarding School."

"Ceritakan pada kami tentang sekolah kalian."

Annabeth bertukar pandang gelisah dengan ketiga temannya. Terlalu banyak alibi. GPPH-nya bisa saja membuka alibi mereka begitu saja.

"Uh, tidak ada yang istimewa di sekolah kami,"

"Yeah," timpal Percy, "selain teknik bertarung fisik dan pelajaran tentang mitologi, tidak ada yang istimewa."

Annabeth menggeram pelan. Ini dia masalahnya. Percy sangat sarkastis. Sarkasme-nya bisa membuka alibi mereka kapan saja. Jika saja ia tidak kenal Percy, Annabeth yakin wajah Percy sudah babak belur karena ia pukul.

"Wah, menarik," kata Slughorn, "sekarang ceritakan padaku tentang orangtua kalian."

Seketika, Annabeth, Percy, Nico, dan Thalia tergagap. Bagaimana mungkin? Apakah Slughorn tahu? Annabeth menelan ludahnya gugup. Okay, pikirnya, one more lie.

"Kami berempat darah campuran," kata Annabeth. "Hampir semua siswa di sekolah kami merupakan darah campuran. Karena kami tidak diterima di Ilvermony."

Annabeth tidak tahu harus berpikir apa lagi. Ia tidak tahu seperti apa Ilvermony maupun kehidupan penyihir di Amerika. Yang ia tahu, di Amerika tidak ada penyihir yang menikahi kaum fana. Oh, atau muggle. Whatever.

"Baiklah, baiklah," kata Slughorn, tampaknya kurang puas. "Sekarang mari nikmati makan malamnya!"

Annabeth mengembuskan napas lega. Setidaknya ia tidak perlu berbohong lebih jauh.

Annabeth menatap berbagai makanan yang ada di meja. Rasa lapar di perutnya membuncah, tetapi ia sedikit ragu untuk memakannya. Tidak ada api pengorbanan untuk para dewa, dan ia ingin berdoa pada Athena, memohon kelancaran.

"Annabeth," bisik Percy, "aku tidak yakin akan makan."

Thalia mengeluarkan sebuah dengusan. "Yeah," katanya, hampir tertawa. "Makanlah, kelp head. Mereka tampak lezat."

Annabeth mengernyit. Apa yang salah? Kemudian ia melihat lebih teliti, dan sontak tertawa pelan. Hampir semua makanan yang dihidangkan adalah makanan laut. Percy tidak akan pernah mau memakannya.

"Ayo, Percy," kata Thalia, "ini enak sekali. Yum!"

Percy mendengus. "Aku tidak berminat. Tidak adakah makanan lain?"

Annabeth mengangkat bahunya. Ia menatap ekspresi Nico, dan tawanya lepas. begitu pula dengan Thalia dan Nico. Thalia menyuapkan ikan ke mulutnya dengan ekspresi menggoda. 

"Sudahlah," kata Annabeth di tengah tawanya. "Hentikan. Seaweed brain, kau bisa makan kalkun di sana."

Percy mengernyit. "Maksudmu kalkun yang sudah digasak habis oleh cowok bernama Marcus Belby itu? No way."

Annabeth menangkap Harry menatap mereka dengan ekspresi heran. Annabeth sontak menghentikan tawanya, dan ia mengisyaratkan Nico dan Thalia untuk diam. 

"Ada apa dengan kalian? Kenapa tidak makan?" tanya Harry.

"Percy, uh," Annabeth menahan dorongan untuk tertawa. "Ia alergi dengan makanan laut. Dan Percy saangat mencintai lautan. Jadi ia tidak bisa memakan mereka."

Tawa Thalia pecah lagi. "Yeah," katanya, "alergi makanan laut."

Annabeth memelototinya dan Thalia diam. Ia tidak mau membuat lebih banyak keributan, jadi ia putuskan untuk menghampiri Slughorn.

"Um, Profesor," panggilnya.

Slughorn mendongak. "Ya, miss Chase?"

"Percy sedang tidak sehat, bolehkah kami kembali?"

Maafkan aku, Percy, pikir Annabeth, kuharap kau tidak benar-benar sakit.

"Oh! Tentu saja. Ia terlihat agak pucat. Apa kau butuh ramuan penyembuh? Aku punya beberapa di sekitar sini."

Sebelum Slughorn beranjak dari kursinya, Annabeth menyela. "Tidak! Maksudku, ia akan baik-baik saja. Kami permisi,"

Annabeth kembali ke kursinya dan menarik Percy. Thalia dan Nico, yang bingung memutuskan untuk mengikuti.

"Apa-apaan itu?!" protes Percy begitu mereka sudah keluar dari kompartemen Slughorn.

"Maaf, seaweed brain," kata Annabeth, "harus begitu. Aku sudah muak di sana."

"Yeah," kata Nico. "Sepertinya kita hampir sampai. Lihat,"

Annabeth memicingkan mata ke luar jendela. Benar saja. Di kejauhan, ia bisa melihat sebuah kastil. Hogwarts sudah menanti.[]


Colision CourseWhere stories live. Discover now