Episode 3

65 2 2
                                    

" Ah, sudahlah Li. Tidak usah dibahas ", aku menghabiskan makan dengan
ilfil, bahkan, sisa ayam yang sebenarnya tinggal sedikit ini tidak sanggup kumakan lagi. Bukan karena aku kenyang tapi karena Thalia membuat mood makanku hilang. Padahal, masakan Mama enak sekali.
Tak apa lah, makanan ini bisa kuhabiskan nanti di rumah.
Aku dan Thalia kemudian masuk ke kelas dan pelajaran hari ini adalah Matematika. Guru Matematikanya adalah Mr. Gregory, dia asli Britania Raya, itu berarti he have British accent. Omong-omong soal British accent ternyata perbedaanya dengan American accent cukup signifikan, kalau American accent itu terkesan seperti flat accents, jadi kalau dipraktekan atau didengar akan terasa cepat dan tidak banyak penekanan, kalau British accent itu lebih formal, unik, sulit dikuasai, dan banyak penekanan , dan mayoritas orang Inggris berbicara dengan accent yang keras ( karena faktor pelafalan yang ditekan ).

Gurunya datang, Mr. Gregory, pria paruh baya itu memiliki uban yang arang-arang, menggunakan kacamata, dan berkumis. Pelajaran kemudian dimulai. Dari seluruh pelajaran yang ada ini dia pelajaran yang aku suka, begitu juga teman-teman ( kecuali Al, dia lebih sering mengantuk ). Karena sekolah kami sering menjuarai banyak perlombaan dibidang matematika, jadi secara otomatis basic yang sekolah kami punya ada di bidang matematika, walaupun begitu sekolah kami sering menjuarai dibidang lain kok.
Pelajaran dimulai.

" Good morning students! "
" Good morning, sir! "
" This time we will discuss about the sequence and the row. First we will learn about find pattern of sequence and the series "
Aku ikut memperhatikan dengan serius. Meskipun berbeda aksen , kami tetap bisa memahami penjelasan dengan baik. Hanya Al yang tidak memperhatikan, dia malas malasan menopang dagunya di tangan, bukankah tadi di aula dia baik-baik saja?
Tiba-tiba Mr. Gregory menuju ke tempat Al, dia membenarkan kacamatanya dan Mr. Gregory menggebrak meja Al, tapi Al tidak kaget dia malah melirik malas kearah Mr. Gregory
" Mr. Mckenzie do you know what i explain in front? "
Al tidak menjawab
" Oh, means you already know what is the sequence and the series? "
Al tidak menjawab lagi
" If so, i assume yes. Now forward! "
Dengan malas Al maju kedepan.
" Now, do ten about pattern of sequence and the series. I'll give you fifteen minutes and it has to be finished " . Al menggambil kapur dan segera mengerjakan soal yang ada, dan ajaibnya hanya sepuluh menit soal itu sudah tuntas dan menurut ketelitianku soal yang dia kerjakan betul semua.
Semua murid menatap tidak percaya atas jawaban Al, Mr. Gregory juga hanya terdiam tanpa berkata-kata, kemudian dia malah bertepuk tangan
" Great Mr. Mckenzie "
Al hanya diam menatap cuek
" Why your weekly repetition is always low, but working on a question on this board you are very easy to work on , can you tell me the reason? "
" Because the math problem like this very easy, i can do it when i was nine years old , my IQ since childhood is one one hundread seventy , and do not get me wrong to enter this school not for money but because of my own effort , even i got expelled from physics olympics. When i 'm fifteen years old , because the jury thinks i'm cheating and i do not deserv it "
Al, dia berbicara panjang lebar, dengan British accent yang lancar. Bahkan Thalia yang sedari tadi diam membelalakkan mata
" But there is no record of your family status or history , written only by your father Brice Fernando Mckenzie and your mother is Athena Prior, working in Swiss from the past until now "
" Mereka masuk Universitas Oxford sejak umur lima belas, itu karena mereka lolos dan menamg olimpiade fisika, sedangkan aku tidak. Hanya karena aku masih kecil aku jadi di keluarkan, aku seharusnya memiliki beasiswa itu dan bukan orang lain . Sejak saat itu aku enggan belajar dan aku berharap aku bisa keluar dari sini dan segera menemui orangtuaku "
Mr. Gregory membenarkan kacamatanya
" Kalau begitu apakah kamu mau mengikuti olimpiade fisika di Jepang? "
" Maaf, tapi aku tidak senaif itu Pak, aku bisa sendiri " . Al kembali ke mejanya. Pelajaran pun dilanjutkan. Sejauh ini tidak ada yang buruk. Hingga jam pulang tiba.
Aku dan Thalia menunggu bis bersama teman-teman lain, beberapa menit kemudian bisnya datang, kami masuk satu-persatu, sebenarnya aku memikirkan perkataan Al tadi, jadi dia pernah ikut olimpiade fisika dan dikeluarkan karena dia dituduh curang? Secara rasional itu tidak adil, jika Al itu memang pintar dia berhak mengikutinya, dan jika dia dianggap curang, pasti dia didiskualifikasi. Dan mungkin ada orang yang sengaja mempersulit Al.
" Ra, bisnya datang! " , ujar Thalia. Aku segera mengikuti langkah Thalia dan masuk ke bis. Beberapa menit kemudian aku sampai di depan rumah, aku berpamitan dengan Thalia dan segera keluar.
Aku membuka knop pintu.
" I'm home " , aku dengan gontai menuju lantai atas, entah Mama mendengarku atau tidak. Saat aku hendak melangkah ke tangga Mama datang dan menyapaku.
" Ra, kamu sudah pulang? "
" Iya, Ma "
" Bagaimana tadi sekolahnya? "
" Baik "
" Setelah ganti baju turun dan ayo makan siang "
Aku mengangguk, aku masuk kamar. Dan akibat aku kesiangan tadi pagi kamarku belum aku rapikan. Sprei berantakan, novel dimana-mana. Menyebalkan

AKIRAWhere stories live. Discover now