Sasori berdecak kagum, "ternyata kau berbakat dalam menggosipi orang gaara, kau terdengar seperti konan saat membicarakan orang", sindirnya.

Plak

Gaara memukul kepala sasori kesal, "seriuslah bocah".

Sasori mendecih, "kau yang lebih bocah baka", sungutnya.

"jadi apa yang akan kau lakukan sekarang? Apakah kau akan memisahkan mereka?", gaara terdengar sangat berharap dalam ucapannya.

Sasori menerawang keluar jendela, "kita lihat saja, sampai dimana perjuangan uchiha itu, aku ingin melihat kesungguhan tekadnya. Sakura terlalu berharga untuk dipermainkan oleh siapapun, aku tidak akan semudah itu menyerahkan adikku. Bahkan sui sudah pernah merasakan bagaimana rasanya amukanku karena berani melamar karin".

Ingatannya melesat ke kejadian beberapa tahun lalu saat seorang pemuda berambut putih kebiruan nekat melamar karin melalui dirinya. Sasori sampai harus bertengkar dengan karin selama seminggu karena sudah membanting pacarnya, bukan hanya membanting sebenarnya, dia sudah mengancam agar pemuda itu menjauh dari karin. Tapi dasarnya dia memang keras kepala, dia menolak untuk menjauh dari karin, bahkan dia tetap kekeuh terhadap pendiriannya setelah sasori membuat wajahnya dihiasi oleh beberapa lebam.

"maaf gaara, aku memang merestuimu untuk bersama dengan adikku. Tapi sepertinya sakura hanya menganggapmu sama sepertiku, sebagai kakak. Aku tak bisa mengekang sakura untuk menyukaimu, terserah dia memilih siapa nanti. Sidang akan segera dimulai, kita lihat, seberapa tangguh calon kita saat ini", sasori menyeringai sadis.

.

.

.

Flasback off

.

.

.

Sasori tak menyangka bahwa bungsu uchiha itu akan sangat keras kepala, tidak perduli dia sudah menghajarnya habis-habisan, dia bahkan sangat menantikan dia untuk menyerah, setidaknya dia tidak perlu melukai tangannya seperti sekarang, tangannya membiru karena terlalu keras memukul sasuke, belum lagi tenaganya yang terkuras hanya untuk menghabisinya.

'sudah cukup'.

Sasori memberi aba-aba pada gaara untuk melepaskan sakura. Gaara mengangguk, dengan berat hati gaara melepaskan cengkramannya pada sakura, 'berbahagialah kalian'. Sakura tidak melihat seutas senyum tipis gaara, wanita itu langsung saja menerjang tubuh sasuke yang sudah terkapar dibawah. Pelan-pelan dia memindahkan kepala sasuke yang terasa lengket karena darahnya keatas pangkuannya.

"Hiks Hiks sasuke", air matanya jatuh menetes kewajah sasuke. Sasuke sedikit membuka matanya. Senyumnya terkembang, "Hai Chherrhy", pemuda itu tersenyum. Dia tahu dia sudah memenangkan hati sasori, jalan untuk memiliki sakura terbuka lebar untuknya. Dipandanginya wajah sakura yang basah oleh air matanya, tubuh wanita itu bergetar seiring dengan isakan kecil yang lolos dari bibir mungilnya. Tangan sasuke menangkup pipi itu, dia meringis merasakan tangannya yang terasa sakit hanya untuk mengelap air mata sakura, "janghan menanghis", ucapnya lirih, "shudah khu bhilangkhan, akhu akhan memperthahankhanmu, akhu menhang sekharang, khau milikku, sakhura milhik uchiha shashukhe".

Sakura mengangguk, mengiyakan perkataan sasuke, sakura mengelus tangan sasuke yang bertengger dipipinya, "hiks... bodoh... hiks .... sasuke-kun bodoh,... hiks aku membencimu,... hiks aku sangat membencimu sialan,... hiks.... kau membuatku hampir mati berdiri tadi... hiks... bodoh... idiot bodoh... hiks... dimana harga diri uchihamu yang kau bangga-banggakan itu hah,... hiks kau memang bodoh,...hiks",

Sasuke tersenyum senang, "maaf".

"hiks ... bagaimana jika kau mati brengsek,... hiks... kau mau aku menikahi pria lain hah", rancau sakura. "hiks ... menyebalkan".

Little Secret (End)Where stories live. Discover now