#inthemorning.

Kelopak mata milik pria itu terbuka secara perlahan dan mulai menyesuaikan cahaya yang baru saja diterimanya saat baru saja membuka matanya. Mulutnya terbuka lebar seraya mengulet kecil mencoba merilexkan otot tubuhnya yang kaku dan terasa pegal. Matanya melirik ke arah samping, menatap wanita yang masih terlelap tanpa memperdulikan selimut yang menutupi tubuh polosnya sedikit turun dan memperlihatkan dadanya. Kyuhyun dengan sigap menarik lembut selimut tersebut untuk menutupi tubuh terbuka Jaera, dia tak ingin menyerang wanita ini karena mereka sudah terlalu gila semalam.

“selamat pagi, Jaera-shi…”, bisik Kyuhyun seraya menempelkan permukaan bibirnya pada dahi Jaera, namun kepalanya menjauh dengan cepat dan menatap Jaera cemas. Kali ini Kyuhyun menyentuh dahi Jaera menggunakan punggung tangannya sehingga aktivitasnya itu mengganggu tidur Jaera.
“oh, Kyuhyun-shi…”, sapa Jaera dengan suara serak, tetapi Kyuhyun tak membalasnnya karena pria ini masih menatapnya cemas. Jaera mengangkat alisnya heran.
“ada apa?”, tanpa menjawab sama sekali, Kyuhyun turun dari ranjang dan memakai pakaiannya dengan cepat sebelum akhirnya pergi meninggalkan kamar itu sehingga Jaera benar-benar dibuat bingung dengan tingkah pria itu. Entah berapa lama Kyuhyun tak kembali, namun kenyataannya pria itu kembali dengan sebuah nampan di tangannya.
“Kyuhyun-shi__”,
“diam dan jangan banyak bicara!”, titah Kyuhyun saat melihat Jaera ingin bangkit dari tidurnya, sontak suara dingin yang dikeluarkan Kyuhyun membuat Jaera menghentikan niatnya untuk bangun. Kyuhyun duduk ditepi ranjang dan meletakkan nampan yang dibawanya di atas nakas, diraih mangkuk berisi bubur hangat yang dibuatnya di bawah dan mulai menyendokkan bubur tersebut untuk disodorkan ke Jaera.
“aa~”, masih dengan keheranannya Jaera membuka mulutnya menerima suapan dari Kyuhyun seraya menatap pria ini lekat.
“memang ak__ heummpp!”, Jaera hampir saja tersedak sebab di saat dia ingin melontarkan pertanyaan, Kyuhyun langsung membungkamnya dengan suapannya.
“kau demam! Ini pasti karena semalam”, Jaera ber-oh ria mendengarnya dan menerima semua perhatian pria ini padanya dengan senang hati. Mungkin, ini adalah terakhir kalinya dia mendapat perhatian penuh dari orang yang dicintainya karena setelah dia berpikir keras semalam, dia akan menerima permintaan ayah Kyuhyun untuk melepaskan pria ini walau dia pun masih ragu akan hal itu. Kenapa nasibnya seperti ini? Setelah dia mendapatkan seseorang yang disayanginya, dia justru harus melepaskan orang tersebut menjauh dari kehidupannya.
“lanjutkanlah makanmu! Aku akan membeli obat sebentar”, Kyuhyun menyerahkan mangkuk di tangannya pada Jaera kemudian bangkit dari posisinya. Jaera tak pernah melepaskan pandangannya dari Kyuhyun saat pria itu sibuk memakai jas pada tubuh tingginya kemudian melangkah keluar dari kamarnya. Tetapi, tak sampai 3 detik tangisnya pecah begitu saja tak kuasa untuk melepaskan Kyuhyun dari sisinya. Dia mencintai pria itu, dia membutuhkan pria itu di sampingnya, tetapi kenapa dia harus melepaskan Kyuhyun? Ini benar konyol!
“tuhan…”, isak Jaera seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia ingat ucapan Young Hwan yang menyuruhnya tetap pergi dari kehidupan Kyuhyun walau dirinya telah jujur tentang perasaannya.

“aku akan mengatakan to the point padamu, nona Shin! Tinggalkan anakku!”, kalimat terakhir yang dilontarkan Young Hwan itu telah membuat Jaera langsung menatap pria paruh baya ini terkejut.
“a-apa?”,
“kurasa pendengaranmu masih bagus. Aku tak ingin mengulangi perkataanku lagi karena itu hanya membuang waktuku saja”,
“tapi, apa alasan anda menyuruhku meninggalkan Kyuhyun?”, tanya Jaera lirih. Young Hwan berdecih remeh lalu memandang wanita dihadapannya ini tajam.
“kau bertanya alasanku? Bukankah sudah jelas? Kau pasti tahu apa alasanku tak merestuimu untuk berhubungan dengan anakku”, Jaera mengerjapkan matanya pelan. Pikirannya terasa kosong, kemana kemampuan luar biasa dalam hal berdebat dalam pertemuan itu? Mengapa dia tak bisa membalas ucapan Young Hwan agar dia menang kali ini.
“baiklah, sepertinya kau mengalami lupa ingatan. Aku tak merestuimu karena tahu semua sifat dan perilakumu itu, Shin Jaera! Kau lupa aku siapa? Aku! Cho Young Hwan! Pria yang telah kau hancurkan perusahaannya tanpa sisa! Dan selama persaingan kita berlangsung, aku mencari tahu siapa dirimu sebenarnya. Dan… wah, wah, wah… aku sangat terkejut! Sama persis saat aku mengetahui bahwa kau adalah kekasih anakku, bukankah itu terdengar seperti bencana? Kau tak pantas untuk anakku!”,
“apa hak anda mengatakan pantas atau tidakkah diriku di sisi putramu?!”,
“tentu saja aku memiliki hak itu! Kyuhyun butuh restu dariku jika dia ingin menikahimu, dia adalah anakku yang sangat menuruti semua perkataan orang tuanya. Jadi, kukatakan padamu untuk mundur lebih dulu sebelum akhirnya anakku yang meninggalkanmu. Bukankah lebih bagus jika kau persiapkan diri dulu agar bisa hidup tanpa Kyuhyun?”, Jaera menggeleng kuat. Dia tak ingin berpisah dengan Kyuhyun. Dia butuh Kyuhyun di sisinya, Kyuhyun adalah penyemangat hidupnya. Selama ini tak pernah ada yang membuat hari-harinya terasa lebih berwarna seperti Kyuhyun mulai mewarnai kehidupannya dengan kebahagiaan yang diberikan pria itu. Jaera tak mungkin melepaskan Kyuhyun!

Young Hwan melirik Jaera yang masih bergelut dengan pikirannya, air mata telah membasahi wajahnya tanpa disadari, tetapi Young Hwan sama sekali tak percaya dengan air mata yang terlihat di matanya hanyalah sebuah kepalsuan.

“hanya satu permintaanku, Jaera-shi. Tinggalkan putraku!”, Young Hwan beranjak dari tempatnya untuk meninggalkan Jaera, membiarkan wanita itu berpikir sendiri. Tetapi, langkahnya terhenti saat tangan mungil menyentuh ujung jas yang memang dikenakannya malam ini. Jaera menolehkan kepalanya dan menatap tepat pada manik mata Young Hwan.
“maaf, tuan Cho. Sayangnya, aku telah jatuh cinta pada putramu dan aku tak bisa membiarkannya pergi dari sisiku. Aku akan melakukan apapun demi mempertahankannya di sisiku walau nyawa harus kupertaruhkan sekalipun!”, lama sekali Young Hwan meresponnya karena mungkin terkejut dengan ucapan Jaera. Sampai akhirnya, pria paruh baya ini berdecih remeh lalu melipat kedua tangannya angkuh.
“oh ya? Tapi, sayang juga karena aku tak akan pernah merestuimu walaupun kau berlutut dihadapanku saat ini, Jaera-shi”,
“kenapa anda begitu keras kepala, tuan Cho? Apakah anda tidak memikirkan perasaanku dan Kyuhyun?”, sekuat tenaga Jaera menahan isak tangisnya dihadapan Young Hwan karena dia tak mungkin memperlihatkan sisi lemahnya pada pria paruh baya ini. Young Hwan tetaplah saingannya dan dia tak ingin bersikap lemah dihadapan lawannya.
“apa kau tak sadar jika kau pun juga keras kepala? Mungkin karena kau telah jatuh cinta pada putraku, membuatmu terlihat lemah sekarang. Tapi, maaf Jaera-shi. Aku tak akan biarkan anakku menikah denganmu, dia hanya akan menderita bersamamu. Kehidupanmu yang kejam tak pantas untuk anakku, dia pria yang jauh dari kehidupan menyedihkan sepertimu”,

“apa yang harus kulakukan?”, isaknya semakin kencang. Tanpa Jaera ketahui, Kyuhyun mengintip melalui celah pintu kamar, dia belum pergi karena melupakan dompetnya namun naas karena dia menemukan Jaera menangis diam-diam. Banyak sekali pertanyaan yang bersarang dipikirannya tentang masalah yang dihadapi Jaera.
“Jaera-ya… aku benci kau menangis seperti itu… tolong tersenyumlah, sayang”, gumam Kyuhyun berbisik, tak ada keberanian untuknya masuk ke dalam dan memergoki Jaera yang masih menangis terisak-isak di dalam kamar dan akhirnya dia memutuskan untuk mengambil obat di rumah temannya yang tak jauh dari kantor ini.

TBC

S(HE) MINE!Kde žijí příběhy. Začni objevovat