C H A P T E R 5

1.8K 324 165
                                    

Dengan sangat berhati-hati, Seongwoo berjalan memasuki salah satu rumah yang pintunya terbuka lebar, kemudian menatap sekeliling isi rumah tersebut. Setelah yakin tidak ada tanda-tanda zombie yang berkeliaran, dia mulai berjalan menuju dapur rumah ini. Membuka satu persatu seluruh lemari yang sekiranya menyimpan makanan, namun nihil, tidak ada makanan yang tersisa satupun.

Seongwoo menghela nafas. Daniel sudah cukup lama berada di kota ini, kemungkinan dia sudah menyita seluruh stock makanan yang tersisa.

Daniel...

Seongwoo menggelengkan kepala ketika wajah pemuda itu membayangi pikirannya. Dia tidak boleh memikirkan Daniel. Dia harus fokus, kali ini dia kembali sendiri. Dia harus lebih berhati-hati dan waspada.

Jujur saja, Seongwoo sedikit menyesal karena tidak mencuri senjata milik Daniel, atau bahkan mungkin mencuri pelurunya. Namun dia merasa tidak enak, entah mengapa dia merasa bersalah untuk mengambil barang milik Daniel tanpa sepengetahuannya.

DUKK!

Mendengar sesuatu yang membentur lantai, Seongwoo membelalak pada langit-langit. Terdengar seperti ada sesuatu yang terjatuh di lantai 2.

Pemuda bersurai hitam itu pun mengambil pisau dapur yang berada pada tumpukan sendok dan garpu, menggenggamnya erat di tangan kanannya. Perlahan-lahan dan waspada, dia berjalan menaiki tangga menuju lantai, berusaha berjalan sepelan mungkin agar tangga kayu itu tidak menimbulkan banyak suara.

Ketika mendekati salah satu kamar, terdapat suara erangan yang terdengar dari balik pintu kamar.

Perlahan, Seongwoo memutar kenop pintu dan mendorongnya, menampakkan zombie yang tengah terikat pada sebuah kursi yang terjatuh miring di lantai.

Seongwoo menatap zombie tersebut dengan seksama. Seorang wanita, yang sudah pada usia menengah, tubuhnya kurus kering, menunjukkan jelas rahang dan tulang rusuk pipi wanita tersebut. Sementara itu, tidak ada bekas luka ataupun bekas gigitan sedikitpun di tubuhnya.

Kemungkinan terbesar adalah wanita ini mengikat dirinya sendiri di kursi, mungkin untuk tidak menyelakai orang lain. Kemudian tanpa mengisi perutnya dengan makan dan minum, akhirnya dia pun meninggal kelaparan.

Menghela nafas berat, dia berjalan mendekati zombie itu dan berlutut di hadapannya. Kemudian dengan tangan kiri Seongwoo menekan kepala wanita itu ke lantai, sebelum menancapkan pisau pada kepala wanita itu, menusuknya dalam.

Zombie itu berhenti bersuara dan tidak berkutik sedikitpun. Seongwoo mencabut pisaunya, sebelum kemudian mengelap bekas darah yang ada di sana dengan ujung seprei pada kasur. Dengan iba, Seongwoo menutup jasad mayat tersebut dengan selimut sebelum mendudukkan diri di kasur.

Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk menjalani hidup ini. Ada yang memilih untuk terus bertahan hidup, ada juga yang memilih untuk mengakhiri hidup.

Dan jujur saja, Seongwoo tidak tahu dia merupakan kalangan yang mana.

Dia memang tengah bertahan hidup, namun itu semua terasa hampa. Dia lelah melakukan ini semua karena dia tidak tahu harus sampai kapan dia harus berjuang mati-matian hanya demi seteguk air? Hanya demi seonggok makanan?

Tapi jika Seongwoo merupakan kalangan orang yang memilih untuk mengakhiri hidup, dia akan memastikan bahwa dia tidak akan berubah menjadi salah satu makhluk menjijikkan dan mengerikan seperti di luar sana.

Pemuda itu menarik pistol yang diselipkan pada celana jeansnya, mengelus-elus senjata tersebut pelan.

Hanya tertinggal satu peluru.

FEARS // ONGNIEL [ZOMBIE APOCALYPSE AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang