SEMBILAN BELAS

1.4K 285 44
                                    

.

.

    .

.

.

Langkah Junmyeon terhenti di depan kelas dua belas. Ia mengucek-ngucek matanya sebentar, lalu mengangga menatap pemandangan super ajaib di depannya. Junmyeon merasa dirinya sedang bermimpi. Ia tidak mungkin sedang melihat satu kelas penuh yang sedang sibuk belajar. Tidak di kelas ini. Di sekolah ini.

Hoseok kebetulan mengangkat kepala dari buku sejarah dan melihat Junmyeon. "Woy! Kenapa?" sahutnya, membuat semua anak sekarang menatap guru Sejarahnya itu.

"Kalian... kesambet?" tanya Junmyeon linglung, membuat anak-anak mulai terkikik. Junmyeon lantas mengedarkan pandangan ke seluruh kelas, curiga. "Atau masuk acara TV?" Anak-anak tertawa, lalu kembali pada kesibukan masing-masing. Merasa mulai bisa menerima kenyataan ini, Junmyeon mendekati meraka.

"Pak, bisa madas tidak?" tanya Bogum, membuat Junmyeon terkejut.

"Ng... sedikit," jawab Junmyeon ragu.

"Asik," Bogum segera menarik tangan Junmyeon untuk duduk di sebelahnya dan meyodorkan buku latihan matematikanya.

"Ini kenapa sih 'x' harus di sini? Kenapa coba tidak di sini? Menyalahi takdir, kan?" Selama beberapa saat, tak terdengar jawaban apa pun. Bogum menoleh heran, lalu melongo saat mendapati Junmyeon yang sudah sibuk menyeka air mata.

"Ah, apaan sih kok malah nangis? kampungan, ah!" seru Bogum membuat Junmyeon kembali ditertawai anak-anak.

"Teman-teman, aku membawa latihan soal yang biasa keluar di Ujian!" seru Jungkook yang mendadak muncul di pintu. Ia kemudian menyadari keberadaan Junmyeon di samping Bogum. "Eh, Junmyeon ssaem."

"Jungkook..." gumam Junmyeon di sela isaknya. Jungkook menggaruk kepala, merasa bersalah.

"Maaf, Pak, pelajaran Bapak malah dipakai untuk..."

"tidak apa-apa!" Junmyeon bangkit mendadak, membuat Bogum hampir terjengkang. "Saya dukung!! Akan saya bantu sebisa mungkin!" Jungkook menatap Junmyeon takjub, sementara yang lain sudah bersorak. Jungkook nyengir, lalu mulai membagikan latihan soal itu.

"Ini sudah ada jawaban dan cara-caranya di belakang, jadi bisa diinget-inget," kata Jungkook seraya menyerahkan soal itu pada Hoseok. Tangan Jungkook tahu-tahu terhenti saat melihat Jimin. Anak itu mengulurkan tangan dengan mata terpaku pada buku cetak ekonomi. Saat tak kunjung menerima soalnya, Jimin mengangkat kepala. Jungkook tersenyum lalu menyerahkan soal itu pada Jimin. Jimin hanya berdecak dan menerimanya tanpa banyak bicara. Yoongi yang melihat kejadian itu hanya bisa melirik Jungkook geli. Jungkook balas nyengir, lalu duduk di tengah-tengah anak-anak untuk membantu mereka mengerjakan soal latihan. Yoongi baru akan menghela napas saat melihat Nayoon muncul dari pintu. Anak perempuan itu terpaku di depan kelas, matanya melotot menatap pemandangan di depannya. Ekspresinya persis Junmyeon tadi.

"Nayoon!" sahut Seulgi sambil melambai-lambai. "Ayo sini ikutan! Kita lagi belajar bersama!" Nayoon balas menatap temannya itu datar.

"Bercanda ya?" Sekarang semua perhatian sudah tertuju padanya. Nayoon sendiri tampak masih belum bisa menerima kenyataan itu. Ia malah melempar pandangan ke sekeliling penuh selidik.

"Kamera tersembunyi..." gumamnya, tak bisa memikirkan kemungkinan lain selain itu. "Kita benar-benar sedang belajar, untuk UN nanti," kata Yoongi, membuatnya mendelik.

Yoongi malah balas tersenyum. "Ayo, belajar bareng."

Nayoon mendengus. "Sampe mati juga aku tidak mau."

OUR STORY [MinYoon-KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang