Gaara menaikkan sebelah alisnya, dia mendecih merasakan tekanan kuat pada tangannya, dia balas menekan balik tangan sasuke.

“rasanya kau yang tidak tahu tempatmu tuan uchiha, kau sudah meninggalkan mereka, lalu untuk apa kau kembali lagi, kau pikir kau dibutuhkan disini, wake up bung”, gaara melancarkan aksinya, seringainya bertambah lebar.

“ooh wow, jadi kau merasa kau yang lebih berhak menempati posisiku sekarang begitu”, desis sasuke sengit.

“aku tidak mau menempati posisi seorang pecundang sepertimu, aku lebih baik dari itu”,

“setidaknya pecundang ini tetaplah ‘Ayah’ kandung triplet, posisiku jauh lebih jelas darimu, ‘PAMAN’”, sasuke menyeringai puas karena memukul telak Gaara.

Haru menyaksikan adu kekuatan kedua pria dewasa itu meringis, melihat jabatan tangan keduanya yang saling mengetat, ‘mereka mau meremukkan tangan masing-masing ya’, belum lagi kalimat hinaan yang mereka lemparkan satu sama lain. Haru menarik ujung baju sakura,

Sakura melirik kearah haru, “pisahkan mereka ma, sebelum mereka berkelahi disini”, bisik haru.

Sakura mengangguk, “oke cukup perdebatan kalian, aku sudah lapar, dan sepertinya anak-anak juga sama laparnya denganku, bagaimana jika kita makan terlebih dahulu, oh ya, kalian bisa melepaskan jabatan tangan kalian, aku bisa salah paham kalau kalian saling tertarik satu sama lain”,

Gaara dan sasuke segera melepaskan jabatan tangan masing masing, sasuke dan gaara cukup meringis kala mereka sudah melepaskan jabatan tangan masing-masing, rasanya tulang-tulang mereka ada yang retak.

.

.

.

.

Sakura menyesali keputusannya untuk makan bersama mereka, kenyataannya mereka masih saling membunuh menggunakan tatapannya, ‘sumpah rasanya ingin sekali lari dari mereka berdua’, batin sakura nelangsa, tadi perutnya terasa sangat lapar, tapi sekarang rasa lapar itu menguap entah kemana, ‘ini tidak bisa dibiarkan’, batinnya.

“aku dan triplet akan makan dimeja lain saja, silahkan lajutkan acara tatap-tatapannya, kalian sangat romantis sekali”, sindir sakura.

Dia hendak pergi, kalau saja suara sasuke tidak menahannya, “duduk sakura”,

Sakura merengut, dia terpaksa duduk dibangkunya kembali, sementara triplet masih memperhatikan situasi menegangkan antara papanya dan pamannya.

“cih, lagakmu seperti tuannya saja eh uchiha, sakura bukan pembantumu yang harus mematuhi setiap perkataanmu”, pancing gaara.

“begitu? Aku tidak pernah menempatkan sakura dijajaran pembantuku, dia ‘ibu dari anak-anakku’ ingat, dan akan segera menjadi nyonya UCHIHA, lancang sekali kau mengatakan bahwa dia adalah pembantuku”,  balas sasuke.

“cih percaya diri sekali kau mengatakan bahwa sakura adalah calon istrimu, lalu apa kabar tunanganmu itu, bukankah kau  akan segera menikah dengan putri hyuga itu, kau ingin menempatkan sakura menjadi istri keduamu, atau yang lebih parah ‘simpananmu’”,

“apa urusannya denganmu”,

“tentu itu adalah urusanku uchiha, aku mencintai haruno sakura, bahkan sebelum dia bertemu denganmu, aku tidak sudi melepaskannya untuk seseorang sepertimu, dia terlalu berharga untuk berakhir dengan orang sepertimu”,

Sakura shock mendengar penuturan Gaara, ‘gaara.... mencintaiku? Sejak kapan?’,

Gaara berhasil menyentil ego uchihanya, ‘selamat, kau baru saja terdaftar dipintu neraka’, batin sasuke.

Triplet yang berada ditengah-tengah persaingan dua pria ini mundur secara teratur membawa piring mereka, mereka pindah dimeja ujung lainnya,

“urusan orang dewasa menyebalkan”, gerutu sarada yang terpaksa mengungsi.

Haru juga sama jengkelnya dengan sarada, dia tidak bisa makan dengan tenang selama masih satu meja dengan sasuke dan gaara.

‘selamat berjuang ma’, haru mendoakan yang terbaik untuk mamanya.

Sakura tidak bisa melarang anak-anaknya menjauh dari medan pertempuran, terlalu bahaya jika mereka terus berada disini,

“cih, menyerahkan? Lagaknya kau seperti pemiliknya saja, sekali lagi kuingatkan tuan sabaku dimana posisimu disini”,

“posisiku? Kau bertanya dimana posisiku? Aku....”

“SUDAH CUKUP”, bentak sakura sambil menggebrak meja, dia sudah tidak tahan lagi, bahkan trio perusuh itu langsung menghentikan aksi makan mereka setelah mendengar mamanya berseru cukup kencang, “aku sudah muak berdebat dengan kalian, seenaknya saja kalian mengklaimku sebagai milik kalian, kalian pikir aku ini barang hah”

Dimeja sebrang triplet tengah menonton dengan serius perdebatan para orang dewasa dengan serius,

“ne, haru-kun menurutmu siapa yang menang disana?”, tanya yuki sambil memakan bentonya.

“kurasa mereka seri”, jawabnya asal.

“hn, mereka merepotkan, aku jadi tidak bisa makan dengan tenang”, tibrung sarada,

“kalau disuruh memilih kalian pilih siapa?”,

“aku tidak mau ikut-ikutan, kita serahkan saja pada mama, biar mama yang pusing sendiri, mau pilih suami yang mana, papa sasuke atau paman gaara”, jawab haru sok diplomatis.

“atau dua-duanya, kita bisa memiliki dua papa”, celetuk yuki tanpa berpikir panjang.

Plak

Kepala yuki langsung digeplak sarada, “kurasa sarafmu terganggu nee-chan”,

“apa salahku? Aku hanya berpendapat, apa salahnya?”, protes yuki,

Sarada dan haru tidak mau menanggapi yuki, mereka lebih memilih untuk makan sambil menonton kembali aksi sasuke, sakura, dan gaara.

“ini hidupku, aku yang berhak menentukan jalan hidupku, kalian enyahlah”, ‘rasanya bisa gila hanya dengan bersama’,

Sakura berdiri hendak pergi, tapi lengannya keburu dicekal oleh sasuke, “aku antar kau dan anak-anak pulang”,

Tapi tangan sasuke juga dicekal oleh gaara, “siapa yang mengijinkanmu mengantarkan mereka pulang”

“jangan ikut campur kau sabaku”,

BUGH

Sudah cukup sasuke menahannya, dia tidak bisa menahan amarahnya lebih lama lagi, jadi dia langsung memberikan bogeman nya yang sudah dia tahan-tahan kepada gaara tidak tanggung-tanggung, dia memukulnya hingga gaara terhuyung mundur membuat kursi yang dibelakang gaara terjungkal kebelakang,

Sakura melotot melihat sasuke yang memukul gaara,

BUGH

Gaara yang tidak terima juga ikut memukul rahang sasuke, adu jotos pun tidak bisa dihindari, mereka saling memukul satu sama lain, tidak ada yang mau mengalah,

“AYO PAPA, AYO PAMAN GAARA, SEMANGAAAAT”, teriakan yuki membuat sakura shock, ketiga anak-anaknya ternyata sudah berada dibarisan pertama menonton pergulatan sasuke dan gaara.

Sakura menjewer telinga yuki, “Iitai mama, sakiiit”,

“woah papa hebat”, celetuk haru yang melihat perkelahian itu dengan raut wajah antusias.

“hn, paman gaara juga tidak kalah hebat”, komen sarada.

“aku bertaruh papa pasti yang akan menang”,

“kau salah paman gaaralah yang akan menang”

“papa”

“paman”

“papa”

“pa..”

“KALIAAN”,

.

.

.

Tbc
.

Please vote and comment guys

Little Secret (End)Where stories live. Discover now