Lipbalm Girl

305 67 18
                                    

Sebelumnya, cerita part ini terinspirasi dari salah satu scene di manga Jepang berjudul RANDOM WALK karya Wataru Yoshizumi. Cuman satu-dua halaman sih. Bagian cowoknya si heroine yang jatuh cinta pada cewek lain karena nemu lipbalm. Yang lain mah murni ide pribadi. Kalo ada yang pernah baca pasti tau part ini. Yang belum baca aku rekomendasiin deh. Hehehe...

🌻🌻🌻

Yohe berlari kecil menerobos gerimis yang mulai lebat. Memutuskan untuk berteduh di halte bus yang sebenarnya penuh sesak.

Pemuda itu tersenyum cerah saat mendapati seseorang yang ia kenal berada di tempat yang ia tuju. Seolah merasakan tatapan matanya, gadis itu menoleh dan melambaikan tangan padanya. Membuat Yohe mempercepat langkahnya menghampiri gadis itu.

“Katanya dijemput?” tanyanya pada cewek yang lebih dari sebulan ini resmi menjadi pacarnya.

“Oh, nggak jadi. Motor kakakku mogok,” ucap cewek berseragam SMA itu. Aimee.

Yohe mengangguk-angguk. “Kenapa nggak kirim pesan? Kan aku bisa mampir ke sekolah kamu,” ucapnya sembari mengusap kasar rambutnya yang basah.

“Hpku kehabisan baterai. Tunggu, sepertinya tadi aku bawa saputangan, deh!” ucap Aimee sembari mengobrak-abrik isi tasnya.

Yohe tak menyahut. Hanya tersenyum melihat ekspresi wajah ceweknya yang tak bisa menemukan benda yang ia cari. Hingga seseorang mengulurkan sebuah saputangan padanya. Yohe menoleh, dan mendapati cewek yang dia kenali sebagai seniornya di kampus tengah mengulurkan sapu tangan padanya.

“Punya cewekmu jatuh,” ucapnya sembari melangkah melewati Yohe, dan duduk di bangku halte yang kosong karena sebagian orang memilih untuk menerobos hujan.

Yohe menatap gadis itu. Namanya Regina. Cewek yang lumayan terkenal di kampusnya. Namun dia sangat jarang bersosialisasi. Cantik, pintar, namun terkesan dingin. Tapi menurut Yohe dia tidak sedingin kelihatannya. Pemuda itu pernah melihatnya tertawa lepas saat bersama kedua saudaranya. Ya, Yohe cukup mengenal gadis itu. Karena mereka pernah bertetangga saat SMP dulu, sebelum papa Regina dipindah tugaskan.

“Lho, kok ada sama kamu?”

Yohe tersentak saat mendengar pertanyaan itu. “Jatuh tadi,” ucapnya sembari mengeringkan rambutnya dengan sapu tangan.

Aimee mengangguk, lalu memutuskan untuk duduk saat melihat bangku di belakangnya mulai kosong. Sementara Yohe sibuk dengan rambutnya, sebelum akhirnya aktifitasnya terhenti saat Aimee menendang pelan sneakers hitamnya. Memberinya kode untuk duduk diantara gadis itu dan Regina.

Baru saja Yohe duduk, saat bis yang mereka tunggu datang. Regina berdiri dan mendahului mereka masuk ke dalam bis. Disusul Aimee yang berjalan sambil menutup tasnya. Yohe menyusul berdiri, dan berlari kecil naik ke kendaraan umum itu. Sialnya, dia tidak mendapatkan tempat duduk. Sementara Aimee duduk bersebelahan dengan Regina.

Bus itu mulai melaju, dan Yohe memutuskan untuk berdiri di samping tempat duduk Aimee, atau lebih tepatnya di samping Regina, karena Aimee duduk di dekat jendela. Sesekali melirik pada gadis itu yang hanya diam menatap ke luar jendela yang berembun.

Yohe mengalihkan pandangannya dengan gugup, saat tiba-tiba Regina berdiri dari bangkunya. Pemuda itu beringsut memberinya jalan, lalu duduk di bangku yang cewek itu tinggalkan tanpa mengalihkan tatapannya pada Regina.

“Yohe, pinjam sapu tangannya,” ucapnya mengalihkan perhatian Yohe.

“Oh,” ucapnya seraya mengulurkan sapu tangan yang masih ia pegang. Pemuda itu sedikit beringsut, saat merasa menduduki sesuatu, dan menemukan sebuah lipbalm. “Punyamu?” tanyanya pada Aimee yang membolak-balik saputangannya.

Puzzle of loveWhere stories live. Discover now