Nona Susu Full Cream

398 81 30
                                    

Aimee mengintip dari jendela. Menatap kakaknya yang pulang diantar oleh pacarnya. Wanita itu adalah pacar pertama dan sepertinya akan jadi satu-satunya untuk Axel. Dilihat dari sifat kakaknya, Axel bukan tipe cowok yang mudah jatuh cinta. Tapi dia juga bukan cowok yang suka menebar pesona. Jadi Aimee yakin kakaknya akan setia pada ceweknya.

"Mbak Veza beruntung sekali," gumamnya lalu menutup kembali tirai jendela kamarnya dan melompat ke atas kasurnya.

Gadis itu membuka lembar terakhir buku kenangan masa SMPnya.

Awal dari rasa yang tak mungkin berbalas darinya pada kakaknya sendiri.


"Kemarin mama bertemu dengan mama kandung Aimee."

Langkah Aimee terhenti saat mendengar suara mamanya. Jantungnya berpacu sangat cepat. Tidak, dia tidak kaget mendengarnya. Bahwa dia bukan putri kandung dari mama yang selama ini telah merawatnya. Karena sejak ia menginjakkan kaki di rumah ini, ia telah sering mendengar orang-orang berbisik di belakangnya, bahwa dia 'hanya' putri dari mendiang suami mama Axel. Dan sebelum meninggal, papanya meminta wanita itu untuk mengasuhnya menggantikan dirinya. Tapi Aimee tidak pernah mempercayai mereka, dan menutup mata dan telinganya. Baginya, sampai mamanya mengatakan sendiri kebenaran itu, Aimee tidak akan bertanya dan mengatakan apapun.

"Meskipun kami sudah lama tidak bertemu, tapi mama masih sangat ingat dengan wajahnya."

"Mama bicara padanya?" suara Axel.

"Tidak. Bahkan mama berlari menghindar. Mama takut dia akan bertanya soal Aimee. Mama takut dia menyesal dan bermaksud mengambil Aimee dari kita."

Airmata Aimee mengalir mendengar dan melihat tangisan mama tirinya. Wanita yang sepenuh hati telah merawat dan membesarkannya selama ini. Karenanya, meski sejak lama ia mengetahui kebenarannya, ia hanya bungkam.

"Mama ingin mengatakannya pada Aimee?"

Gelengan kepala menjawab pertanyaan Axel. "Aimee sudah tahu sejak lama," ucap mamanya yang membuat Aimee terhenyak.

"Apa?" Axel merosot, berlutut di depan mamanya.

"Karenanya, selama Aimee diam, mama juga akan bersikap egois, dan tidak akan mengatakan apapun. Aimee anak mama, adik kamu. Sampai kapanpun itu adalah kenyataannya."

"Axel tahu, ma!"

"Mama baru akan mengatakannya jika suatu saat kalian saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah," canda mamanya sembari menghapus air matanya.

Mata Aimee melebar mendengarnya. Pipinya tiba-tiba saja merona. Selama ini dia sangat menyayangi Axel. Tapi ia tak pernah berpikir sejauh itu. Dan ucapan sang mama membuatnya sadar, bahwa perasaannya pada Axel selama ini lebih dari rasa sayang pada saudaranya.

"Mama jangan bercanda. Aimee adik Axel. Selamanya akan tetap seperti itu," ucap Axel yang menyadarkan lamunan Aimee.

Tanpa ia sadari, ia meremas buku kenangan yang baru ia terima dari sekolahnya. Hari itu, untuk pertama kali dia menyadari ia telah jatuh cinta pada Axel, dan patah hati karena pria yang sama.


Aimee menatap bekas remasan tangannya yang masih tercetak di beberapa lembar bukunya. Ia pikir, lama-kelamaan rasa itu akan menghilang dengan sendirinya. Tapi ternyata itu tak semudah apa yang ia pikirkan.

.

0

.

Dengan langkah mengendap-endap, Aimee masuk ke ruang meeting. Dia terlambat 3 menit. Dan pembacaan Corporate Value perusahaan hampir berakhir. Untung tidak ada yang melihat, kalau tidak, pasti besok gilirannya membaca visi misi perusahaan serta visi misi karyawan terhadap perusahaan mereka itu.

Puzzle of loveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora