"Cuma ingin tau."

"Kenapa ingin tau?" tanya Taehyung lagi. Jungkook mengalihkan pandangannya sebentar, lalu kembali manatap Taehyung.

"memangnya kalau ada orang yang bertanya kau dibayar berapa, kau harus tanya kenapa? Bukannya kau profesional?" tanya Jungkook, membuat Taehyung mendengus sebal.

"Satu juta won untuk kencan selama tiga jam, dua juta untuk one night stand," jawab Taehyung tegas, membuat Jungkook terdiam.

"Kenapa? kau mau memakaiku?" Jungkook memicingkan mata pada Taehyung yang balas menatapnya berani.

"Kenapa..."

"Kenapa aku melacur? aku pikir kita sudah melewati fase ini," Taehyung menghela napas. "Hh... aku pikir aku bisa berbicara denganmu tanpa harus ingat tentang pekerjaanku. Tapi ternyata aku salah." Taehyung bangkit, lalu melangkah ke pintu dan menghilang, Jungkook menatap pintu itu, matanya menerawang.

Hari ini tak ada lagi seorang pun yang datang lagi ke acara belajar bersama. Jimin dan teman-temannya bahkan tidak repot-repot masuk kelas sedari pagi. Yoongi juga tidak masuk ke sekolah karena sedang menjemput ibunya yang baru keluar dari rumah sakit. Jungkook melirik Taehyung yang sedang membaca buku sejarah.

"Menurut... kejadian turunnya kaisar Jung itu rekayasa bukan sih?" tanyanya, membuat Jungkook tersadar. Taehyung lalu menatap Jungkook. "Menurut ku rekayasa loh. kejam sekali kayaknya!" Jungkook hanya mengangguk-angguk pelan, bingung dengan sikap Taehyung yang berbeda dengan tadi pagi. Taehyung ternyata cepat memaafkan orang. Tahu-tahu Taehyung melirik jam tangan, lalu buru-buru membereskan buku.

"maaf, Kook, aku harus pergi sekarang. Besok aku temani lagi, oke." katanya sambil bangkit. "Dadah." Taehyung melesat keluar kelas, meninggalkan Jungkook yang hanya termangu di dalam kelas kosong. Jungkook sedang berpikir, apakah ia harus melakukan sesuatu atau tidak. Mata Jungkook tahu-tahu menangkap sebuah buku di atas meja yang bukan miliknya. Jungkook menatap pintu yang terbuka untuk beberapa saat, lalu segera menyambar buku itu dan tasnya. Ia berlari keluar kelas, menyusul Taehyung yang sekarang sedang mendekati sedan hitam. Jungkook mengatur napas, lalu mendekati Taehyung yang tampak tak sadar. Sang sopir sudah membukakan pintu untuknya, tapi sebelum Taehyung sempat masuk, Jungkook meraih tangannya. Taehyung menoleh kaget saat melihat Jungkook.

"maaf, tuan, hari ini dia dengan saya," kata Jungkook pada seorang berjas hitam di dalam mobil, lalu segera menarik Taehyung yang nampak panik.

"Jungkook! mau apa kau!" sahutnya sambil menoleh ke belakang, di sana sang sopir hanya bisa melongo. Taehyung lantas menatap Jungkook yang masih menariknya. "Kau mau apa?"

Jungkook merogoh saku celana, lantas mengeluarkan kunci mobil dan menekan tombol unlock. Seketika lampu sebuah mobil sedan mewah berwarna merah menyala. Taehyung melotot melihat mobil itu sementara Jungkook membuka pintu. "Masuk," perintah Jungkook sementara Taehyung nampaknya tak percaya. Jungkook segera menyusulnya dan menyalakan mesin.

"Jungkook..." gumam Taehyung sambil menoleh ke belakang. Sopir itu sudah mendekati mereka, tampangnya marah. Jungkook sendiri bisa melihatnya dari spion. Ia segera menginjak pedal gas, lalu membawa mobilnya meluncur, meninggalkan si sopir yang sudah mengamuk.

"Hh... hampir saja," Jungkook mengamati bayangan si sopir dari kaca spion. Taehyung sendiri masih menatapnya tak percaya.

"Kau, apa yang kau lakukan. Jungkook?!" kata Taehyung dingin. Jungkook sendiri tidak tampak mendengar. Ia menghentikan mobilnya yang terkena lampu merah, tetap mengawasi dari spion, siapa tahu sedan hitam itu mengikutinya. Taehyung menatap Jungkook kesal. Ia tak tahu ada angin apa Jungkook tadi tiba-tiba menariknya. Seharusnya ia sudah tahu dari waktu Jungkook bertanya tadi pagi. Ia memang sudah merasa tak enak, tapi ia tak menyangka akan begini jadinya. Jungkook tahu-tahu mencondongkan tubuh pada Taehyung, membuat Taehyung melotot. Taehyung tak pernah tahu Jungkook memiliki sisi yang seperti ini. Taehyung selalu berpikir Taehyung anak laki-laki polos. Saat Taehyung menyangka Jungkook akan menciumnya, Jungkook malah menarik sabuk pengaman dari samping Taehyung dan memasangkannya. Taehyung tidak bergerak maupun bernapas untuk beberapa detik sementara Jungkook masih menoleh ke belakang.

"Bagus, mereka tidak mengikuti kita," katanya, lalu kembali fokus menyetir. Taehyung menghela napas tak percaya dirinya yang profesional itu bisa berdebar-debar hanya karena seorang Jungkook ingin mencuimnya. Oh, ia bahkan salah sangka. Taehyung memijat dahinya yang berdenyut, tak percaya bahwa dirinya jatuh juga dalam perangkap yang dibuatnya sendiri. Jungkook tahu-tahu menyalakan player, membuat Taehyung mendelik. Seketika lagu milik Dream Theater berkumandang. Taehyung segera mematikannya, membuat Jungkook memandangnya heran.

"Kenapa?" tanyanya membuat Taehyung gemas.

"Kenapa? Kau jelaskan dulu yang tadi!" sahutnya. Jungkook pura-pura tak mendengar. Ia malah mengelus dasbor mobilnya itu.

"Ini mobilku. Bagus kan?" katanya membuat Taehyung melongo. "Keluaran terbaru. aku membelinya setelah nabung gila-gilaan."

"Jungkook, jangan bercanda," sambar Taehyung, membuat Jungkook menutup mulut, sadar dirinya tak bisa mengalihkan topic lebih lama.

"Kau baru saja membuatku kehilangan klien penting." Jungkook tak langsung menjawab. Ia membawa mobilnya masuk ke dalam tol. Taehyung menghela napas, berusaha untuk meredam emosi.

"Jeon Jungkook, kau harus bicara sesuatu. Atau aku turun, sekarang," ancam Taehyung.

"tidak bisa, jalan tol," kata Jungkook, membuat Taehyung menatap sekeliling. Ia sama sekali tidak sadar kalau Jungkook mengambil jalan tol. Taehyung berdecak sebal, lalu mendelik Jungkook lagi.

"kau tau, kau itu mennyebalkan Jeon!" sahutnya membuat telinga Jungkook berdenging.

"Apa maksudmu??" Jungkook menghela napas. Ia membuka laci dashbor di depan Taehyung, mengambil sebuah amplop, lalu menyodorkannya pada Taehyung. Taehyung manatap amplop itu bingung, tapi menerimanya juga.

"Apa ini?" tanyanya.

"Buka saja," jawab Jungkook singkat sambil memandang lurus. Taehyung menatapnya bingung, lalu membuaka amplop itu. Matanya melebar sesaat melihat apa isinya.

"kau... meletakkan uang sebanyak ini di dasbor mobil?" tanya Taehyung tak percaya, lalu segera menggelengkan kepala, salah bertanya. "ahh, Bukan itu. Ini uang apa?"

"bukankah kau bilang dua juta won untuk one night stand, kan? kau hitung sendiri, di dalam amplop itu ada tiga juta. Berarti..." Jungkook mengambil jeda untuk berpikir. "Satu malam plus tiga jam?" Jungkook tahu Taehyung sudah melongo, tapi ia berpikir untuk tidak menoleh. Taehyung sendiri hanya menatap Jungkook tak percaya untuk beberapa saat, lalu tertawa, Taehyung manatapnya nanar.

"Kau bercanda kan??" tanya Taehyung dingin. "Bilang kau bercanda."

"Itu uang palsu?" Jungkook balas bertanya.

"aku tidak tau, dan aku tidak mau tau. Bilang saja kalau kau bercanda," desak Taehyung.

"kau selalu bilang begini dengan klienmu setiap mereka memberimu uang?" tanya Jungkook membuat Taehyung menggeleng.

"kau tidak sama," jawab Taehyung dengan suara bergetar.

"tidak sama di mananya? aku juga laki-laki. aku punya uang. Dan aku rasa itu sudah cukup memenuhi syarat, kan?" tanya Jungkook membuat Taehyung menatap kosong jalanan di depannya. Genggamannya sudah mengeras hingga amplop itu kusut.

"aku tetap tidak bisa menerima ini," Taehyung meletakkan amplop itu di atas dasbor.

"Cih," decak Jungkook membuat Taehyung menoleh. "Ternyata kau tidak profesional seperti yang kau bilang." Taehyung menatap Jungkook tak percaya, lalu melirik amplop itu lagi. Taehyung tahu hatinya sakit. Hatinya sakit karena ternyata Jungkook juga menganggapnya sebagai pelacur. Selama ini Taehyung mengira Jungkook menganggapnya sebagai teman, makadari itu Taehyung senang mengobrol dengannya dan dengan penuh keyakinan mengira Jungkook berbeda dari yang lain. Taehyung mengambil amplop itu, lalu memasukkannya ke dalam tas.

"baiklah, akan ku terima karena kau sudah mengacaukan pekerjaanku tadi," kata Taehyung, berusaha terdengar tegas.

"Bagus," kata Jungkook lalu kambali berkonsentrasi menyetir sementara Taehyung melempar pandangan keluar jendela,berusaha menahan tangis. Ternyata, di dunia ini memang tidak ada seorangpun yang bisa di percaya.

.

.

.

.

.

OUR STORY [MinYoon-KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang