[ Four ]

2.7K 261 11
                                    

Kinal Pov

Aku mengayuh sepedaku ke arah rumah gadis itu. Entah kenapa aku sangat bersemangat pagi ini. Aku melihatnya di depan rumahnya sambil tersenyum ke arahku. Dan dia juga memakai jaketku yang kuberikan padanya kemarin. Ternyata sangat cocok kalau dipakai olehnya.

"Morning! Lain kali LINE aku jangan dikoranin dong." sapanya.

Koranin? Oh, karena aku hanya membaca pesannya?

"Maaf. Hehe. Udah kebiasaan." ujarku.

Kemudian ia langsung duduk dibelakang dan memegang kemejaku lagi. Dan jantungku dibuat berdebar-debar karenanya. Aduh. Lama-lama jantungku bisa capek kalau begini terus.

"Kak Kinal udah sarapan?" tanya gadis itu.

"Udah. Pake roti coklat yang kemarin kita beli." jawabku.

"Oooh. Nanti kak Kinal pulang jam berapa?" tanyanya lagi.

"Sama kok kita pulangnya. Mau bareng lagi pulangnya?" tanyaku.

"Mau dong. Gapapa?" tanyanya.

"Kan aku yang ajak. Gapapa dong." jawabku.

Dia terdengar sedang tertawa pelan. Dia sesenang itukah?

Seperti biasa, aku menaruh sepedaku ditempat parkir sepeda. Dan gadis itu turun dari sepedaku. Kemudian kami sama-sama membuka tas kami. Aku mengeluarkan pocari dan dia mengeluarkan fruit tea.

"Nih." ujar kami bersamaan sambil memberikan minuman itu.

Aku dan gadis itu sama-sama tersenyum. Kami tertawa pelan sambil berkata, "Kita sehati ya."

Lalu tertawa lagi.

"Makasih ya." ujarku.

"Makasih juga." ujar gadis itu.

Gadis itu tersenyum lagi, semakin lama senyum itu semakin manis dan aku semakin dan semakin ingin terus melihat senyumnya itu. Sepertinya semua hal akan aku lakukan untuk melihat senyumnya itu.

Setelah itu aku naik ke kelasku yang di lantai empat itu. Ugh!

Saat sampai di kelas, aku duduk disamping Feni. Partner sebangkuku. Kemarin dia tidak masuk karena belum pulang dari Surabaya.

"Mana oleh-oleh??" tanyaku pada Feni.

"Besok, gue lupa bawa. Hehe." jawab Feni.

"Najong Feni. Nyebelin!" gerutuku.

"Ish. Maap! Eh, lo udah sehat? Lo begok banget sih pake kecelakaan segala. Oon tau gak?!" omel Feni.

"Ugh. Udah ih, gue capek tau diomelin mulu." gerutuku kesal.

"Hahaha, iya iya. Gue gak omelin lo lagi." jawab Feni.

Bel istirahat berbunyi. Aku, Beby, dan Shania seperti biasa akan makan di kantin. Kami turun berdampingan. Macem trio macan..

"Besok ada latihan basket. Lo udah boleh ikut olah raga gitu gak, Nal?" tanya Beby.

"Hmm.. Gue sih udah fit. Bisa kok. Selo." jawabku.

"Jangan ikut dulu kalo lo masih sakit. Lo baru koma loh, Nal." ujar Shania.

"Gapapa weh. Gue kuat." jawabku.

"Ya udah. Kalo lo besok gak kuat cepet-cepet bilang loh ya." ujar Shania lagi.

"Ah, kamu kok perhatian banget sih sama si Gentong? Aku juga mau diperhatiin." ujar Beby.

Apa-apaan bocah ini.. Cemburu padaku masa..

"Ish, kamu manjanya keluar deh. Jangan disini, banyak orang." ujar Shania.

Beautiful DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang