TIGA

30K 1.6K 10
                                    

Sesuai kesepakatan mereka berdua, Renata dan Andra hari ini pergi untuk melihat beberapa wedding organizer bersama-sama. Andra bergegas pergi dari kantornya dan menjemput calon istrinya tersebut. Di perjalanan, Andra terkenang 3 tahun yang lalu, saat ia dan Reva mempersiapkan pernikahan mereka. Andra ingat betapa bahagia dirinya mencari segala keperluan mereka bersama. Meskipun di warnai dengan sedikit perdebatan, namun Andra dapat merasakan indahnya saat-saat itu. Sesaat kemudian, ia tersadar kembali. Tersadar dengan apa yang telah Reva lakukan terhadapnya. Semua rasa cinta dan kepercayaan hilang seketika saat ia mendapati fakta bahwa wanita yang paling ia cintai tersebut bermain di belakang matanya.

Saat mobilnya sampai di halaman kantor Renata, ia sudah melihat Renata berdiri sambil menjinjing tas tangannya berwarna abu-abu tersebut. Kemeja satin berwarna krem dan rok kerja selutut berwarna biru donker membalut tubuh semampai Renata hari ini. Andra sebenarnya bisa cuci mata melihat penampilan Renata yang menyegarkan meskipun rambut Renata sedikit lepek karena seharian bekerja. Karena Renata tidak tahu mobilnya, maka ia mengarahkan mobilnya tepat di depan Renata dan membuka kaca mobilnya "Ini aku, masuklah" ucap Andra datar. Renata pun masuk ke dalam mobil tanpa menyadari bahwa kedua adik kembarnya tengah memperhatikannya dari dalam lobi kantor. "Kamu mau makan siang dulu atau langsung pergi ke kantornya?" Tanya Andra mengarahkan mobilnya keluar dari dalam area kantor tanpa menatap wajah Renata. "Makan siang dulu, sambil kita diskusikan temanya" jawab Renata santai "Tidak perlu. Aku kan sudah bilang temanya terserah kamu. Kamu tidak perlu mendiskusikannya denganku" ucap Andra. Iya semuanya terserah kamu. TERSERAH! bentak Andra dalam hatinya sambil melirik kesal Renata.



Andra memarkirkan mobilnya tepat di depan sebuah area perkantoran. Bangunan berwarna broken white tersebut dengan konsep minimalis menyambut calon Tuan dan Nyonya Wiryatma. Renata keluar dari mobil dan menunggu Andra keluar dari mobil. Mereka masuk bersama ke dalam kantor wedding organizer tersebut. Seorang wanita muda yang bertugas di front office langsung menyambut mereka dengan sangat hangat. "Selamat siang Mas dan Mbak, ada yang bisa kami bantu?". Renata tersenyum ramah dan langsung menghampiri wanita tersebut. "Siang, kami ingin melihat-lihat jasa apa saja yang di tawarkan untuk pernikahan kami"



Ternyata mereka tak butuh waktu lama, sekali bertemu, keduanya langsung klop dengan wedding organizer tersebut. Andra tak begitu banyak bicara selama pertemuan tadi, ia lebih banyak diam dan hanya sesekali menimpali, sedangkan Renata sangat antusias mengatur semuanya, bahkan lebih detail dari yang Reva lakukan dulu. Setelahnya Andra langsung mengantarkan Renata kembali ke kantor. Namun Andra tak langsung pulang ke rumah atau pun kantor, ia pergi untuk menghirup udara segar sendiri, mumpung ia belum terikat pernikahan dengan Renata.

Andra mengunjungi sebuah kafe dengan suasana yang sangat rindang. Pemiliknya sengaja menanamkan banyak pohon-pohon rindang dan membuatnya dengan suasana outdoor agar pengunjungnya yang kebanyakan adalah pekerja kantoran dapat menikmati suasana rindang sesekali dan menyegarkan pikiran setelah bekerja. Sore itu suasana sangat damai, tidak terlalu banyak pengunjung yang datang, suasana pun menjadi cukup sunyi dan tenang tentunya. Andra menghela napas dan kemudian memesan kopi di sebuah mini bar di dalam kafe, mata menjelajahi area outdoor dan mencari sudut yang paling nyaman untuk bersantai.

Setelah kopi pesanannya sampai, ia langsung bergegas keluar dan menuju sudut yang menurutnya nyaman untuk menyendiri sebentar. Ia menyuruput Espresso hangat dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya ke dalam paru-parunya. Ia menerawang dan kembali mengingat masa lalunya yang pahit tersebut.





The Unwanted BrideHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin