Part 12

930 61 2
                                    

Yoo Mi membereskan barang bawaannya yang baru sampai pagi tadi. Pagi di Jepang memang agak berbeda dengan Korea. Lebih hangat dan lebih tenang. Akhirnya ia bisa masuk ke kamarnya ini sebelum ia sempat beradu mulut dengan staff hotel berbintang lima ini. bagaimana tidak, bukti pemesanan yang diberi perusahaannya tidak bisa membuat orang itu percaya sebelum ia memberikan kartu tanda pengenalnya. Ini semua gara-gara si brengsek itu. kalau saja ia punya hati sedikit, setidaknya ia harus mengembalikan barang-barangnya itu. kartu pengenal, atm, hanphone, semua barang penting itu masih berada ditangan si brengsek itu. masalah itu akhirnya selesai setelah ia menelepon perusahannya.

Selama hampir dua bulan ia akan menginap di hotel mewah ini. ntah kebaikan apa yang pernah ia buat dulu sampai ia bisa mendapatkan segelimang kemewahan ini, yah walaupun hanya sesaat. Diterima diperusahaan besar, dipilih trainee ke Jepang, dan tinggal di hotel semewah ini sendirian, benar-benar beruntung sekali dirinya itu.

Lantas ia berjalan ke arah balcon dan melihat pemandangan indah kota Tokyo. Selain terkenal negara yang sibuk, Jepang juga terkenal dengan kemewahan kotanya dan perkembangan alat-alat canggihnya yang pesat. Hari ini ia sempatkan untuk beristirahat sejenak baru kemudian berkeliling ke Tokyo.

Jisoo baru saja selesai menyiapkan dessertnya, melting igloo. Salah satu menu dessert yang paling laris akhir-akhir ini karena memasuki bulan musim dingin. Selain itu menu andalan restoran La Categorie milik Kim Jisoo ini adalah lobster bisque. Lelaki berpakaian breasted jacket putih itu pun lantas mendudukkan dirinya di salah satu kursi rotan klasik, memangku dagu dengan satu tangan kirinya sambil mendesah pelan. Memang bayangan gadis itu ketika pergi di bandara waktu itu benar-benar sulit dihilangkan. Seharusnya dia ikut saja dengan Yoo Mi agar tidak merasa gelisah seperti ini. padahal sore ini ia baru saja meneleponnya. Walau ia yakin gadis itu baik-baik saja disana selama seminggu ini tapi masih ada perasaan gundah dihatinya. Mengenai temannya itu, Park Chanyeol. apakah dia benar-benar berhenti melakukan perbuatannya? Setaunya, lelaki itu tidak akan pernah merasa puas sebelum ia mendapatkan apa yang ia inginkan.

lelaki yang duduk dengan memakai kacamata hitam itu sedang sibuk menerima telepon dari Kim Myung Soo.

"aku akan tiba 2 jam lagi". Ucapnya.

Setelah memasukkan ponselnya ke saku jaketnya lantas ia melangkah masuk ke pintu masuk keberangkatan ke Jepang. Ya, Chanyeol akan ke Jepang siang ini setelah ia menyelesaikan seluruh jadwal super sibuknya. Tentu tidak akan mungkin ia tidak punya tujuan ke negara sakura itu. setelah apa yang ia lihat kemarin di ponselnya, ia benar-benar sudah tidak sabar menunggu dalam satu minggu ini.

Jung Yoo Mi baru saja menyelesaikan laporannya. Ternyata menjadi karyawan diperusahaan ini tidak mudah sesuai dugaannya. Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 malam dan pada saat itu ia baru saja akan pulang dari kantor. Untung saja Tokyo masih sama seperti yang ia lihat ketika ia pergi kerja tadi pagi. Masih banyak masyarakat Jepang yang berlalu lalang dini hari seperti ini, bahkan bisa dibilang lebih ramai dibandingkan pagi tadi. Yoo Mi juga tidak terlalu khawatir ketika ia pulang selarut ini karena jarak hotel dengan perusahaannya tidak terlalu jauh. Sekali lagi ia patut mensyukurinya.

Terlihat asap mengepul tebal di panci yang baru saja dibukanya. Ia kemudian membawa panci berisi mie instan itu ke meja makan. Menghembusnya cepat-cepat kemudian menyeruputnya dengan mantap. Ahh rasanya sudah lama ia tidak makan mie korea selama ini. Menikmati sepanci mie instan setelah pulang bekerja itu benar-benar salah satu secuil kenikmatan syurga yang ia rasakan. Sudah lama pula ia tidak menikmati kesendirian yang nyaman seperti ini. tidak ada yang mengganggu, tidak ada yang mengomel ketika ia makan dengan kaki kanan ditekuk keatas dan kaki kiri dibuka lebar, memakai kaos kebesaran, dan tidak ada yang menutup telinga ketika mendengar tawanya yang menggelegar melampaui suara aungan singa.

Gadis yang akan segera berusia 27 tahun itu terlihat tidak ada beban di dalam hidupnya. Rasa frustasi yang dulu pernah singgah itu sepertinya telah hilang dan lenyap seketika. Gadis ini memang paling bisa membuat dirinya masuk ke zona nyamannya sendiri. Sendirian bukan berarti akan membuatmu kesepian, tergantung bagaimana kau menghadapinya.

Weekend di Jepang dengan Korea memang terasa sama. Menenangkan dan nikmat untuk di rasakan. Andai saja ia bisa menghentikan waktu, ingin sekali dua jam lagi ia melanjutkan tidurnya sebelum ia ingat bahwa Jisoo akan kemari siang nanti.

Kemarin malam Jisoo menelepon-mengatakan ia akan sampai di Jepang pagi ini. alasannya karena ia akan hadir di pesta pernikahan temannya di Jepang, jadi ia mengunjungi Yoo Mi sekalian. Rindu sekali rasanya dengan sahabatnya itu. kalau saja ia tidak mengenalnya sebagai sahabat waktu itu, ia pasti akan memilihnya menjadi pacarnya. Selain tampan, lelaki itu terkenal gigih dan bertanggung jawab. Hanya saja perasaan itu sudah tidak ada lagi, maksudnya Yoo Mi dulu pernah menyukai pria itu, namun sekarnag ia sudah membatasi dirinya untuk tidak jatuh cinta padanya lagi. Tidak boleh terjadi. Itulah yang selalu ia kecam dalam pikirannya ketika perasaan itu muncul tiba-tiba. ia sudah menganggap pria itu sebagai saudara kandungnya itu berarti tidak boleh membawa perasaan kedalamnya.

Gadis itu segera terbangun-membersihkan diri baru bergerak keluar kemudian. Ia harus memasak masakan yang enak untuk Jisoo. Atau setidaknya ia membelikan bahan masakan, baru kemudian menyuruh Jisoo membuat masakan yang enak dengan tangan seorang chef terkenal itu. walau pada akhirnya ia pasti akan mendapatkan penolakan keras atau penjelasan bualan yang membuat ia muntah dan berakhir menyerah.

"kau dimana Joo?" tanya Yoo Mi setelah keluar dari minimarket sambil membawa barang belanjaannya.

"sudah rindu padaku ya? sebentar lagi juga sampai. Nomor 104 kan?" ucap Jisoo dengan celetukannya sambil mengendari mobilnya.

Yoo Mi pun mempercepat langkahnya agar ia bisa segera menyiapkan masakannya. ia menempelkan door cardnya di sensor baru kemudian melesat masuk kedalam kamar hotelnya.

"apa kabar Jung Yoo Mi?"

Suara itu terdengar tidak asing, dan bukankah dia tidak salah kamar? Kenapa suara itu mirip dengan –

Barang belanjaan Yoo Mi jatuh seketika ketika melihat sesosok pria bertoxedo putih yang sedang duduk di sofa sambil melambaikan tangan kearahnya. Secara refleks Yoo Mi melangkah mundur dua langkah kearah pintu, kemudian mengedipkan matanya berkali-kali berharap ini bukanlah kenyataan.

"ba-bagaimana bisa kau berada disini?"ucap Yoo Mi dengan napas tercekat.


~TBC~

I'm Not Yours (Complete)Where stories live. Discover now