Chapter Sembilan👥

962 41 10
                                    

Di keesokan harinya, hanya Dobby, Jihoon, Hyunsuk, Mashiho dan Asahi yang berkunjung ke rumah sakit. Kenapa hanya mereka? Karena alasannya adalah kekuatan mereka yang mungkin masih bisa di terima oleh Teume.

"Kenapa kalian datang kemari?" tanya Teume tanpa ingin menoleh pada siapa yang datang berkunjung saat ini.

"Izinkan kami mendengar ceritamu," pinta Mashiho dengan lembut.

Seakan tersihir, Teume pun akhirnya menatap mereka semua meski dengan ekspresinya masih masih terlihat kesal.

"Apa yang ingin kalian dengar?" tanya Teume tanpa menatap manik mata mereka semua.

"Alasan kenapa kau membenci kami," sambung Asahi memberikan sentuhan lembut pada rambut Teume yang tergerai.

"Kalian adalah makhluk mitologi dan aku membencinya. Karena kalian, aku kehilangan semua keluargaku! Hiks.. Kakakku yang bodoh sangat terobsesi pada dunia dengan kehidupan lain. Dan itu adalah kehidupan kalian, kalianlah penyebab aku menjadi yatim piatu!" amarah Teume terpancar dari matanya yang memerah.

"Ceritakan lebih lanjut pada kami, ya?" pinta Hyunsuk sambil mengusap pipi Teume yang basah karena air mata.

Seakan tersihir untuk kesekian kalinya padahal tak ada sihir apapun yang mereka gunakan, hanya menggunakan pertanyaan secara lembut. Teume berhenti menangis dan mulai bercerita. "Kakakku.. Dia membaca buku kuno di tengah hutan yang letaknya tak jauh dari rumah kami. Aku sempat melihat Kakakku membaca sebuah mantra yang entah dia dapatkan dari mana, setelah itu aku melihat percikan api dan listrik dari sana. Dari balik percikan itu muncul satu tangan pucat dengan kuku hitam yang panjang. Saat itu aku yang kedapatan menguntit Kakak pun di gendongnya untuk pulang. Dan saat di rumah.. Hiks.. Ibu dan Ayahku di bantai oleh para Vampire tak punya hati, hiks.. Ayah!"

Kelima lelaki ini saling melempar pandangan, seakan mengingat suatu cerita dari Haruto.

"Teume-ya.. Tapi bukankah itu tidak sepenuhnya salah kami? Musibah ini juga ada sangkut pautnya dengan Kakakmu yang membuka portal dimensi lain," jelas Dobby dengan pelan agar Teume paham.

"Tapi tetap saja! Vampire itu tetap mengigit keluargaku! Di depan mataku mereka menghisap habis darah mereka! Itu menyakiti hatiku!" turur Teume yang ingin memukul dadanya namun di tahan oleh Jihoon karena tangannya yang masih di perban.

"Tidakkah kau bisa memaafkan kami? Tidakkah kau ingin kembali berteman dengan kami seperti biasa?" pinta Jihoon menyeka keringat di dahi Teume.

"Mungkin ini bagian dari traumanya," bisik Dobby pada yang lainnya.

"Aku ingin.. Hiks.. Kalian adalah teman pertamaku, tapi.. Aku takut kalian akan menghabisi keluarga baruku, hanya mereka yang aku punya saat ini," Teume kembali menangis sejadi jadinya.

Mereka kembali saling menatap, ternyata benar. Ini adalah salah satu memori buruk yang membuatnya trauma.

"Kami berbeda, kami makhluk baik."

"Tapi Haruto.. Dia benar menggigitku, kan? Bagaimana kalau dia melakukannya lagi padaku? Dan aku akan segera tiada karnanya, aku tidak mau-"

Cup!

"Asahi!"

Keempat lelaki itu berteriak saat Asahi tanpa permisi mengecup bibi Teume, begitupun dengan Teume yang lebih terkejut.

"Apa yang kau lakukan?!" panik Hyunsuk sambil memukul Asahi, lalu Asahi pun segera melepaskan ciumannya.

"Aku hanya mencegah agar dia tidak berteriak," jawab Asahi dengan ekspresi yang biasa saja.

"K-kau! Baru saja menciumku?!" pekik Teume menatap Asahi dengan mata yang melotot.

"Aku tidak sengaja, sungguh!" Asahi juga ikut panik karena Teume terus menatapnya.

"Teume-ya! Teume-ya!! Dengarkan aku!"

Semua berhenti heboh saat Mashiho setengah berteriak. "Dengan obrolan tadi, kau masih mau berteman dan percaya pada kami?"

Teume menimang keputusan apa yang akan di berikannya pada teman sekelasnya, "Kalian sungguh berbeda dengan Vampire itu kan?" tanya Teume memastikan sekali lagi.

"Tentu, kami sangat berbeda dari mereka."

"Baiklah, aku percaya. Tapi jika kalian menusukku dari belakang.. Aku sendiri yang akan membunuh kalian!"

"Tapi, Teum.. Bisakah kau menjaga rahasia ini? Kami akan menjelaskannya nanti tentang alasan kami berada di sini."

"Baiklah."

Setelah berkunjung ke rumah sakit, kelima lelaki itu kembali pulang ke asrana. Mereka menceritakan kembali apa yang sudah Teume sampaikan sore tadi.

Haruto merasa bersalah karena membuatnya mengingat tentang traumanya, tapi setelah mendengar yang di ceritakan Teume.. Dia jadi teringat tentang kejadian beberapa tahun lalu saat ia masih kecil.

"Ruto-ya, bukankah kau pernah bercerita pada kami tentang portal yang menarikmu dan kawananmu masuk kedalam sana?" tanya Jeongwoo memastikan, dan Haruto pun mengangguk sebagai tanda setuju.

"Apa bocah yang kau ceritakan itu adalah.."

"Teume!"

Jika di fikir lagi, ciri-ciri yang dulu sempat Haruto katakan itu sangat mirip dengan ciri-ciri Teume meski terdapat perbedaan karema usia yang semakin dewasa. Tapi mereka sangat yakin kalau gadis di cerita Haruto adalah Teume.

"Jika Teume tau itu adalah keluarga Haruto.."

"Jangan sampai dia tau! Aku tak ingin dia semakin membenciku!" titah Haruto sambil menggebrak meja ruang tamu.

"Tapi akan lebih baik jika memberitahukannya sekarang, kan. Dari pada dia tau melalui orang lain, itu akan semakin membuatnya membenci kita," jelas Junghwan dengan logika.

"Junghwan benar, akan lebih baik jika dia tau langsunh dari kita."

"Aku akan mengatakannya sendiri, tapi tidak sekarang. Aku akan menunggu dia sembuh dan akan menceritakan semuanya versi yang aku alamai, dan kuharap.. Dia tak membenciku atau membenci kalian."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SECRET IDENTITY | Treasure ft. TeumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang