PERSPEKTIF

876 89 20
                                    

Jakarta sedang banjir terkena imbasnya iklim yang sedang buruk. Meskipun kondisi Jakarta lagi tidak asik untuk diajak bermacet ria, kendaraan bermotor masih menjejali jalanan Jakarta yang tergenang air. Kondisi yang bobrok ini membuat Kevin uring-uringan. Sedang ada ditengah kemacetan diatas genangan air menuju salah satu kantor majalah yang nawarin dia untuk jadi fotografer freelance.

Kenapa gue harus balik pulang ke kota ini sih. I hate Jakarta!

Kevin konflik dengan dirinya sendiri. Masih berusaha dengan iphone-nya mencari jalan tikus atau cara yang cepat menghindari antri dengan kendaraan lain. Sempat terpikir untuk naik ojek online, tapi bagaimana bisa meninggalkan mobilnya ditengah jalan. Bukannya dapet kerjaan malah dapat hukuman. Akhirnya lelaki tatoan namun berhati Rinto ini menyerahkan diri untuk menikmati hiruk pikuk yang ada. Dua jam perjalanan yang dapat ditempuh dengan 30 menit, menyisakan sakit punggung yang membuat mood Kevin makin gak berarah.

KAONA, nama billboard yang terpampang di depan gedung dimana Kevin saat ini berada. kini Ia duduk menunggu diruangan yang penuh dengan figura, ruangan bos besar.

"Vin, thank God you are here." Kevin menoleh ke arah suara yang tidak asing baginya, kata kampret terbentuk dari bibirnya. Adipati, salah satu teman baiknya berdiri dihadapannya sambil cengengesan dengan sweater merah dan jeans biru tua.

"Gue bakal kerja sama lo?" Adipati mengernyitkan dahi, guratan dahinya terlihat jelas.

"Gue belum tentu nerima lo, gue harus liat portofolio lo dulu nying. Kalo lo jago, yah gue hire."

Nying, panggilan mereka berdua terhadap satu sama lain. Kalo kata orang sih panggilan akrab.

"bangsat. Nih! Lo dapat ilham dari mana sih sampe bisa terjun ke dunia ini. Majalah cewek lagi, bukan lo banget. Eh kalo dipikir-pikir lo banget sih yang emang demen gonta ganti cewek. Trik baru nih biar dapet cewek? " Adi sibuk membolak-balik halaman portofolio hasil Kevin motret sambil beberapa kali mengangguk-angguk.

"Apaan sih lo, ekspresi lo bikin gue mual." Ujar Kevin yang kini siap melempar Adi dengan miniatur figure yang ada dimeja kerjanya.

"HA! Shit. No! Hargain gue sebagai bos lu nying. Man, gue lempar lo dari jendela ngatain gue playboy. Mending gue lah gak cocok gue cari yang lain daripada lo udah punya cewek tapi cintanya sama satu cewek dari jaman titit lo masih belum masuk lobang." Lagi, kevin siap melempar barang ke arah Adipati. Tapi merasa omongan Adipati benar, Ia mengurungkan niatnya.

"Gue mau ajak lu bisnis tapi lo nya gak di Indonesia. Dan lo pulang gak ada ngabarin gak ada bawa oleh-oleh. Anjing kan lo!" Adipati melipat tangannya diatas portofolio Kevin. Membenarkan posisi tubuhnya untuk bicara lebih serius.

"Lo tau kan dari dulu gue pengen banget kalo dunia fotografi itu bisa lebih maju di sini. Ya ini cara gue, lots of pothography. Dan objek gue dari dulu emang kebanyakan cewek, wanita maaaan... Surga dunia. Bidadari surga" Kali ini Kevin beneran melempar Adi dengan salah satu miniatur miliknya.

"Anjing.. Sakit babi."

"Gue anjing apa babi nih? Make up your mind. Gak cuma gonta ganti pacar tapi otak lo juga gak konsisten ya nying." Adipati memasang poker face andalannya.

"Jadi ngomong bisnis gak nih?" sambut Adipati yang membelokkan topik pembicaraan. Temen Kevin satu ini emang gak suka ngebahas soal hobinya yang dating sana sini. Kevin hanya mengangguk lalu menunggu Adi membuka obrolan bisnis.

"Oke, gue mau lo ngisi salah satu kolom di KAONA. Gue masih belum nemu nama yang pas tapi yang jelas konsepnya explore Indonesia lewat lensa lo. Dan the best part of this job adalah lo bakal kerja sama cewek yang berbeda disetiap tempat yang lo kunjungi. Lo bebas pilih tempat, tapi gue lebih prefer ke tempat yang anti mainstream sih. Lo gak perlu khawatir deh soal schedule lo yang padet. Gue ngikut lo kosongnya kapan. Yang jelas tiap edisi ada tempat baru yang bisa dinikmatin pembaca. Pictures tell more than words."

2 Years AfterWhere stories live. Discover now