enam belas

452 24 5
                                    

Ya ampun demi apapun seneng banget pas tanya masih ada yang nungguin cerita ini apa ngga dan mau minta lanjut apa ga :'
Maafkan aku yang selama ini hiatus beberapa lama. Demi apapun aku males banget buat update cerita ini karena kehabisan ide.

Jangan lupa baca yang twins juga dong :(

Udah ah ya kepanjangan curhatnya..

.
.
.

Keisha menahan napasnya seketika melihat lelaki berpostur tegap yang ada dibelakangnya. Ia kenal lelaki ini, ia pernah melihatnya dirumah sakit dihari pertama ia masuk sekolah.

Keisha menggeleng

"Ok," ucap Alvaro kemudia meninggalkan mereka. Tak lupa ia menarik lengan jihan untuk menjauh.

Keisha memegang sendoknya erat. Nafsu makannya seketika hilang. "Kita ke kelas aja yuk, Ga."

Arga menghentikan makannya. "Loh kenapa, Sha?"

"Aku udah ga mood lagi makan."

"Gara-gara Alvaro tadi? Udahlah Sha mungkin dia cuma risih dari tadi kamu sebut namanya terus," elak Arga. "lanjutin aja makannya, kamu laper. Makan sesuap aja belum"

Keisha menggeleng. "Ngga deh, Ga. Kalau kamu gamau ke kelas, aku duluan aja."

Arga segera beranjak. "Iyadeh, ayo."

•••

"Alvaro lepass!" teriak Jihan.

Alvaro melepas tangannya diiringi helaan nafas berat Jihan. "Lo tuh kenapa sih? Lo sendiri kan yang bilang sama gue gimanapun caranya lo harus buat Keisha inget sama lo! Tapi kenapa lo jadi lemah kayak gini sih? Kalo sampe Kei-"

"Biarin aja dia sama Arga. Asal ga sama kakak angkat lo." ucap Alvaro santai.

Jihan masih menganga belum sempat melanjutkan perkataannya. "Kak Angga bukan orang yang jahat, Ro. Gue tau lo benci dia, tapi jangan terus berfikir kalo insiden Luna itu salah Kak Angga," Jihan mengganti topik. Bagaimanapun dia menyayangi Angga sebagai kakak.

"Lo bisa bilang gitu karna dia kakak lo, Jihan! Lo juga hampir mati gara-gara dia! Lo harusnya sadar!"

Jihan memutar bola matanya kesal. "Gue selama ini yang ngejaga lo! Dan lo masih gabisa berterima kasih dengan apa yang gua lakuin? Gue ga muluk-"

"Gue gasuka berterima kasih sama lo kalo harus maafin kelakuan dia!"

Alvaro meninggalkan Jihan sendirian, setelah mengucapkan kalimat itu.

"Kak Angga ga salah, Alvaro." perlahan air mata Jihan keluar, ia menutup wajahnya. Ini, Jihan yang terlihat kuat tapi sebenarnya ialah yang paling rapuh.

Entah sudah berapa lama Jihan berada di koridor, sejak tadi bel masuk sudah berbunyi tapi ia tak kunjung beranjak dari tempatnya.

"Jihan, lo kenapa?"

Perlahan Jihan memindahkan tangannya yang berada di wajah untuk melihat siapa seseorang yang masih berkeliaran di jam pelajaran.

"Kak Angga..."

Angga menyejajarkan tingginya dengan Jihan, "Lo kenapa nangis? Siapa yang ganggu lo?"

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: May 01, 2018 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

High School PrincessOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz