Sembilan

2.3K 169 3
                                    

Alvaro pulang ke apartement Jihan dalam keadaan basah kuyup, payung yang dipinjamnya tadi tidak dibukanya sama sekali saat pulang. Keisha sudah tidak ada lagi disana, mungkin sudah pulang. Wajar saja, dia menghabiskan waktu di supermarket selama 2 jam. Entah apa yang dilakukannya selama itu, yang jelas ia hanya tidak ingin melihat Keisha dulu, rasa cemburunya akan kembali muncul.

"Kemana aja lo?" Tanya Jihan begitu melihat Alvaro masuk kedalam apartement nya. Bukannya malah khawatir melihat Alvaro basah kuyup Jihan malah menodongnya dengan pertanyaan.

Alvaro menatap Jihan sekilas. "Supermarket." Jawabnya acuh.

"Setan lo, Al. Lo ga mikir? Keisha nungguin lo tadi." Omel Jihan.

Alvaro hanya diam, ia benar-benar malas membahas Keisha.

"Al, gue tau lo cemburu sama Keisha. Tapi gue fikir kek nya lo ga garus gitu deh." Ujar Jihan menatap Alvaro iba.

Alvaro menatap Jihan. "Han, sekali aja gausah bahas dia dulu." Pinta Alvaro.

Jihan menghela nafas nya, ia beranjak dari sofa dan segera berjalan ke kamar untuk mengambil handuk. "Keringin badan lo sana, tar sakit." Ujar Jihan sembari melemparkan handuk.

"Hm.." Alvaro hanya berdeham dan segera berjalan ke arah kamar mandi. "Nanti gue pulang." Ujarnya sebelum masuk ke kamar mandi.

"Disini aja dulu, Al."

Tidak ada jawaban, entah karena Alvaro tidak mendengar atau dia tak peduli dengan perkataan sepupunya.

•••

Arga Putra Dirmaga : malem sha

Keisha terdiam begitu melihat pesan dari Arga. Ingatannya kembali melayang saat Alvaro menyuruh Keisha memblokir Arga.

Bales ga ya? Batin Keisha

Keisha memilih untuk mengacuhkan pesan itu dan kembali berkutat dengan novelnya, pikiran Keisha kacau, ia tak bisa fokus membaca, ingatannya masih saja terbayang tingkah Alvaro di apartement dan perkataan Jihan.

Sebenernya Alvaro kenapa? Ada apa dengan masa lalu Alvaro?

Pusing berdebat dengan pikirannya Keisha memilih untuk tidur, lagian ini sudah malam. Besok ia harus pergi sekolah lumayan pagi untuk menemui Jihan pikirnya.

•••

Alvaro pulang ke rumahnya, ia berjalan masuk sangat santai, seolah tidak merasa bersalah tidak pulang dua hari ini. Terdengar gelak tawa dari ruang tamu, Alvaro malas sekali akan hal itu. Ibunya tampak berbeda semenjak kematian ayahnya. Ibunya seolah-olah sudah tidak peduli lagi dengan Alvaro dan juga almarhum ayahnya.

"Iya, Angga. Tante khawatir banget sama Alvaro. Dua hari ini dia ga pulang ke rumah. Kamu kan satu sekolah sama dia, tolong awasin." Terdengar suara Dewi yang berbicara pada seseorang. Bukan itu yang menjadi pusat perhatian Alvaro tetapi nama Angga. Ibunya mengundang Angga kerumah hanya untuk mengawasinya? Ia benci itu.

Dengan cepat Alvaro berjalan ke ruang tamu dan memukul Angga. "Brengsek, lo ngapain di rumah gue?" Ujarnya sambil menarik kerah baju Angga.

Dewi yang melihat itu segera berteriak. Untunglah Hadi bisa melerai mereka. "Apa-apaan kamu, Varo?" Ujar Hadi menatap Alvaro tajam.

Alvaro tak mau kalah, ia menatap ayah tirinya dengan tatapan tajam yang ia miliki. "Anggota keluarga baru di rumah ini ga bakal ngerti." Alvaro segera berlalu dari ruangan itu dan segera masuk ke kamarnya.

High School PrincessOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz