Chapter 1

26 2 0
                                    

"REVIN! JANGAN KABUR KAMU!" Teriak seorang guru laki- laki itu sambil mengejar seorang siswa.

"Pak udah dong pak , saya cape nih, serius deh." Ujar seorang siswa yang sedang menjadi borunan guru itu sambil tetap berlari.

Ya. Dia Revin Aldiantara atau biasa dipanggil Revin, salah satu most wanted SMA CEMPAKA yang selalu berurusan dengan guru - guru.

"Yaudah makanya berhenti kamu Revin!" Bentak sang guru tersebut. Sepertinya emosinya sudah tidak dapat ditahan lagi.

"Yaudah pak iya pak, tapi jangan ngejar lagi ya." Kata Revin lalu berhenti berlari.

"Ikut saya Ke BK sekarang! Kamu nih ya baru masuk sekolah aja udah bikin masalah seperti ini." Omel guru itu.

"Pak tapi kan saya-- ADUH PAK SAKIT PAK KUPING SAYA!"

Belum sempat melalukan pembelaan guru tersebut sudah menarik telinga Revin lalu memaksanya berjalan menuju Ruang.

"Gak usah banyak ngomong. Ikutin saya atau telinga kamu mau putus?" Bentak guru itu membuat Revin terdiam.

Seluruh murid yang melihat kejadian ini hanya terkikik geli.
Kejadian seperti ini bukan hal yang aneh lagi bagi seluruh murid SMA CEMPAKA. Bagi mereka tiada hari tanpa kerusuhan Revin.

***
Reina dan Azel baru saja sampai diparkiran sekolah yang tampak sepi pagi ini. Hari ini Rein menjemput Azel karena masih khawatir dengan kondisi sahabatnya itu.

"Langsung kekelas yuk Rein, gua belum ngerjain pr yang kemaren." Ucap Azel lalu melangkah turun dari mobil yang tadi dikemudikan Rein.

Melihat Azel yang turun membuat  Rein segera mengambil tasnya di jok belakang dan buru-buru menyusul sahabatnya itu.

"Kebiasaan banget sih." Dengus Rein sebal dengan kebiasaan sahabatnya itu.

Azel hanya memutar bola matanya malas mendengar dengusan Rein. Lalu mereka bergegas meninggalkan parkiran untuk menuju kelasnya. Namun perjalanan mereka sedikit terhambat karena banyak orang yang sedang memenuhi koridor saat ini.

"Tumben banget Rein koridor sini penuh?" Tanya Azel dengan bingung. Pasalnya koridor yang mereka lewati biasa tampak sepi.

"Yah tuh liat Zel, siapa lagi biang keroknya." Jawab Rein aambil menunjuk ke arah siswa yang sedang cecok dengan gurunya.

Melihat hal yang tunjuk Rein membuat Azel mengeryit bingung.

"Itu Pak Rahim lagi ngomelin siapa deh Rein?" Tanya Azel lagi. Ia memang jarang mengenal murid sekolahnya kecuali teman sekelasnya.

"Aduh Zel! Masa yang itu aja gak tau sih, katro lo gak ketulungan ternyata." Jawab Rein dengan kesal.

"Dih? Lagian harus banget gua tau siapa dia? Engga kan." Jawab Azel malas.

Azel akui memang dirinya susah bergaul. Bukannya sombong, ia hanya tak mau berteman dengan mereka yang cuma berpura - pura.

Rein pun menghela nafas pelan untuk mengontrol emosinya yang sudah diubun-ubun. Terkadang dia bingung kenapa ia sangat menyayangi sahabatnya yang sangat cuek itu.

"Dia Revin Zel, anak XI ips3, seangkatan kok sama kita. Revin itu salah satu most wanted sekolah kita. Anak ekskul basket gitu Zel. Anaknya bandel banget, rusuhnya apalagi. Tapi dia katanya dia dingin loh sama cewek kapan lagi ya kan ada most wanted yang engga playboy " Jelas Rein panjang kali lebar, supaya sahabatnya itu sedikit tau tentang kondisi disekolahnya.

Azel pun menganggukan kepanya singkat. "Oh gitu." Jawab Azel singkat. Jelas. Padat. Lalu melangkahnya kakinya kembali meninggalkan Rein yang hanya mematung mendengar ucapan sahabat itu .

My Destruction Where stories live. Discover now