2. Ayat Cinta untuk Ayah

317 15 8
                                    

Ayat Cinta untuk Ayah
"a short story by Dhakiraa"

.

.

.


kamu, tahu kenapa anak perempuan begitu mencintai ayahnya?

dia tahu, setidaknya ada satu lelaki di dunia yang takkan menyakitinya

♡ ♡ ♡

SABITA Anugrah, si gadis cantik yang periang, pintar, dan jago dalam segala hal. Dia dan ayahnya bagaikan satu yang tak bisa dipisahkan. Di mana ada ayahnya, di situ ada dirinya. Baginya, Ayah adalah sosok cinta terbaik di dunia setelah Tuhan Yang Esa dan Rasulullah tentunya, juga ibu yang telah diambil Tuhan. Sedari kecil, hidup dengan sang Ayah membuatnya ingin selalu menjadikan dirinya terlihat dan paling disayangi oleh sang ayah. Dia ingin selalu menjadi Sabit yang selalu eksis untuk ayahnya.

Namun, semua berubah--itu menurutnya--saat saudara kembarnya ditemukan. Saudara yang hilang dan terpisah saat kecelakaan mobil sepuluh tahun silam, kecelakaan yang telah merenggut nyawa sang Bunda tercinta.

♡ ♡ ♡

"Hahaha ...." Suara tawa yang begitu lepas terdengar dari arah ruang keluarga ketika Sabit baru saja sampai di pintu depan rumahnya.

Sabit buru-buru masuk karena penasaran. Ternyata, di sana ada Ayah dan Sabiya--saudara kembarnya--yang sedang membahas sebuah buku. Sabiya yang berbicara tampak begitu asyik dengan buku di tangannya. Dan ayahnya ... menyimaknya dengan sungguh-sungguh. Sesekali mereka tertawa, Ayah yang menggoda Sabiya hingga pipinya merah, lalu Ayah akan menertawainya. Suasana yang begitu hangat. Dan--tanpa dirinya.

Sabita menggeleng. Mencoba bernegosiasi dengan hatinya.

Jangan cemburu. Mereka kan baru saja bertemu. Wajar kalau menghabiskan waktu berdua.

Namun, dia tetap cemburu.

Hey, tawa itu dulu miliknya, sorot mata itu dulu kepunyaannya, dan dia orang terdekat ayahnya.

Namun, sekarang ...? Lihat! Dia harus berbagi. Egoiskah jika dia ingin memilikinya untuk sendiri? Salahkah kalau ia merasa tergantikan?

Sabit memutuskan untuk masuk ke kamarnya saja. Dia tidak ingin menjadi pengganggu kebahagiaan orang lain.

Sejak kedatangan Sabiya, kasih ayahnya seperti terbagi. Malah, dia merasa kalau Ayah lebih menyayangi Sabiya ketimbang dirinya. Dan mungkin ... kalau ayahnya seorang raja, julukan putri mahkota akan langsung diambil darinya. Selain karena Sabiya adalah putri yang hilang, dia juga putri pertama. Penerus tahta. Ibarat pemain bola, Sabit mungkin hanyalah ... cadangan.

"Kamu udah pulang? Kok Ayah gak tau?" tanya Ayah saat mereka sedang berkumpul untuk makan malam.

Ingin rasanya Sabit menjawab, Ayah terlalu sibuk menghabiskan waktu dengan Sabiya hingga lupa keberadaan dirinya. Namun, dia tidak ingin membuat ayahnya tersinggung. Sakitnya Ayah adalah sakit dirinya.

"Tadi Sabit kecapean, Yah. Jadi langsung masuk kamar. Kirain Ayah belum pulang." Dan Sabit lebih memilih berbohong.

Ayah mengangguk, "Lain kali, kalau pulang, jangan langsung masuk kamar. Sekarang kan ada Kak Biya. Jadi ngobrol-ngobrollah. Ayah maunya kalian deket layaknya saudara, seperti yang lain. Iya kan, Kak?" Sabiya mengangguk dan tersenyum.

Antologi Cerpen: Serdadu KataOù les histoires vivent. Découvrez maintenant