Patah

71.3K 8.1K 476
                                    

Di wajibkam vote sebelum membaca dan komentar setelah membaca.

Terimakasih.

Satu lagi, yang pernah baca cerita ini entah sadar atau tidak, tapi plot verita sedikit berubah ya. Ke depannya juga akan berubah. Rasanya sekalian repost, mau sekalian edit baik dari segi tulisan maupun akur cerita.

Happy reading

PS. Baca sambil dengerin lagu di mulmed. Terimakasih

****

Aku mengubur wajahku dalam bantal, berharap suara isak tangisku akan reda. Tapi nyatanya, yang ada malas semakin terasa menyedihkan.

Aku ingat, dahulu sejak kecil semua orang selalu memuji aku dengan kalimat, 'gadis yang cantik'' . Lalu seolah Tuhan memang membuatku ketika dia sedang bahagia, tak lupa dia membuat ku datang dari keluarga jetset.

Papah-ku adalah pengusaha sukses. Dan sejak kecil aku tidak pernah merasakan kekurangan materi. Karena itulah, aku bisa merawat wajah dan tubuh-ku dengan sangat baik sejak kecil. Pakaian yang ku kenakan-pun selalu dari merk ternama, membuat kecantikan-ku bertambah berkali-kali lipat.

Tapi, karena semua kelebihan itulah yang menbuat sifatku menjadi pongah. Aku selalu jumawa dalam segala hal. Sering meremehkan orang lain. Pemilih dalam berteman. Malas belajar, dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan berbelanja, ke salon kecantikan serta ke pusat kebugaran. Toh, aku memiliki Arshaka yang selalu siap membantuku mengerjakan tugas dari sekolah, bahkan ketika ujian-pun aku tidak perlu bersusah payah untuk belajar, karena ada Arshaka yang membantu membuat nilai-nilai akademis ku di atas rata-rata.

Aku juga sadar, sejak kecil satu persatu teman-teman yang satu lingkaran sosial denganku menjauhi, karena tidak tahan dengan sikap egois yang ku miliki. Hanya Arshaka yang sejak kecil, setia bertahan di sisiku, meski aku sering bersikap se-enaknya, dan membuat dia kesusahan.

Lama-lama, sikapku sedikit berubah pada Arshaka. Aku mulai menyukainya, meski awalnya aku memang hanya memperalat Arshaka untuk mempermudah urusanku dalam urusan sekolah.

Aku mulai menyayanginya, sebagai teman. Bahkan pernah terlintas dalam pikiranku, jika hanya Arshaka yang pantas menjadi teman hidupku. Cuma dia yang akan tahan dengan sikap kurang ajar yang ku miliki.

Pernah suatu waktu dia menanyakan, tipe suami apa yang ingin ku miliki? Sebagai seorang gadis yang terbiasa hidup berkecukupan, tentu aku menjawab kalau aku ingin memiliki suami yang memiliki rekening dengan isi tabungan yang digit enol nya banyak. Dan tentu saja yang tampan seperti artis-artis Korea Selatan.

Gilanya, Arshaka menanggapi ucapanku dengan serius. Sepertinya, ketika dia benar-benar menganggap ucapan ketika aku remaja itu adalah sesuatu hal yang harus dia penuhi. Buktinya, lelaki itu sekarang kaya raya dengan hasil jerih payahnya sendiri. Hanya agar bisa menjadi tipe suami yang ku inginkan.

Aku tertawa miris.

Yang lebih tidak warasnya, laki-laki itu benar-benar berubah secara fisik. Padahal aku ingat dengan jelas, bagaimana wajah Arshaka remaja yang penuh bekas jerawat, dan wajah yang tertutupi kaca mata bulat besar. Tubuhnya yang kurus kering, seolah jika ada angin bertiup kencang dia akan roboh.

Dulu, ketika dia bersamaku teman-teman selalu menyebut kami pasangan beauty and the beast. Beruntungnya, Arshaka tidak terlalu peduli dengan penilaian teman-teman kami, karena nyatanya dia tetap menempel kemana-pun aku pergi. Menjagaku dari semua laki-laki yang mendekatiku. Dan aku menyukai itu. Aku suka karena kemanapun aku pergi, ada Arshaka di sampingku.

Tapi sekarang, lihat siapa yang beauty dan siapa yang the beast?

Ketika lelaki itu menjadi begitu rupawan, aku malah menjadi wanita kucel tidak terurus. Buruk rupa. Skin care pun ala kadarnya. Tubuhku, bahkan tidak bisa di katakan bagus.

JANDA TAPI PERAWAN (JANDA RASA PERAWAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang