14. AnndthMchlle

809 37 19
                                    

3 Oktober 2017

Anin duduk memangku Michelle. Langit senja yang terlihat oleh keduanya membuat senyuman tak pernah luntur dari wajah mereka.

"Kamu berat tapi aku gak mau lepasin kamu dari pelukanku"

"Hari ini kita udah setahun dan janji kita sebelum dan sesudah libur kemaren masih berjalan. Apa boleh?"

Anin menggeleng sambil tetap memeluk Michelle. "Kamu udah janji ya. Jangan mentang mentang kita satu tahunan trus kamu minta gitu"

Michelle mendengus kesal. "Ya posisi kita jangan gini donk. Mana di danau sepi gini. Kalo aku kepengen gimana?"

"Langsung aku ceburin ke danau" Anin tertawa dengan ucapannya sendiri. "Apasih"

"Kamu tau nggak bedanya kamu sama semut?"

"Apa?"

"Kalo semut, ada gulaa ada semut. Kalo kamu, ada kamu ada aku" Anin mencubit pipi Michelle gemas.

"Haha, bisa aja. Kamu belajar gombal dari siapa?"

"Dari Ci Desy"

Michelle menggeleng. "Jangan banyak banyak deh gaul sama Ci Desy" Michelle melepaskan tangan Anin lalu meletakkannya di paha Anin sambil duduk di sebelah Anin. Michelle menghela nafas pelan. "Kamu tau gak perbedaan kamu sama aku?"

"Ini gombal ya? Yaudah aku nggak tau" Jawab Anin sambil menatap Michelle yang juga menatapnya. "Perbedaan kita itu banyak, makanya dengan kita saling menyatu dan bersama kita jadi bisa saling melengkapi satu sama lain"

Senyum Anin semakin mengembang. "Kalo ini kamu belajar dari siapa?" Tanya Anin kepo. Michelle tertawa sambil menutup mulutnya. "Kok malah ketawa sih?"

"Dari Ci Desy juga" Jawab Michelle kemudian mencolek hidung Anin. Wajah Anin berubah cemberut sambil menutupi hidungnya dengan tangannya. "Kamu nyuruh aku jauh jauh dari Ci Desy, tapi kamu juga deketin Ci Desy. Apa maksudnya coba?" Anin memicingkan matanya menatap Michelle curiga.

Michelle yang ditatap seperti itu hanya mesam-mesam ga jelas. "Ya gapapa donk, kan ngejauhin yang tersayang dari hal yang bersifat negatif gitu tandanya sayangg" Jawab Michelle dengan memainkan kedua alisnya.

"Tapi ya.." Anin mencubit pipi Michelle. "Kalo diri sendiri deket sama yang negatif gimana bisa ngejaga yang tersayang dari yang negatif juga?" Anin melepaskan cubitan gemasnya. Michelle memanyunkan bibirnya, tangannya mengelus pipinya yang terasa perih.

"Sakit tau, pipiku gak kayak pipimu" Rengek Michelle sambil menatap kesal ke Anin. "By the way.. Dingin nih udah jam 6"

"Manja" Cibir Anin menoyor kepala Michelle yang masih cemberut. "Kamu enak pake jaket. Aku apa? Celana pendek, baju cuma kaos pendek, gak pake jaket apalagi syal. Beda banget sama kamu!" Michelle berdiri dari kursi kemudian mulai melangkah pergi.

"Ih gitu aja ngambek" Anin ikut berdiri lalu berlari mengejar Michelle. "Jangan tinggalin!!" Teriak Anin sambil tetap mengejar Michelle.

******

Anin berhasil menangkap Michelle. Kini ia tengah bergelayut manja di tangan Michelle. "Untung ya kamu gak sependek Kak Melody atau Zara"

"Sstttt jangan ngomongin Kak Melody" Pinta Michelle sambil menoleh menatap Anin.

Anin berhenti membuat Michelle ikut berhenti. "Kenapa emangnya?"

"Kalo diomongin ntar muncu-" Ucap Michelle berhenti kala seseorang menepuk bahunya. Michelle dan Anin menatap ke arah orang yang menepuk Michelle. "Eh Kak Melody"

"Hi" Sapa Melody yang hanya dijawab senyuman oleh Michelle apalagi Anin.

"Kalian kenapa? Wah takut ditagih pajak anniversary ya?" Duga Melody sambil menatap jahil ke Anin dan Michelle.

"Ng-Nggak!!" Jawab keduanya bersamaan membuat Melody tertawa. "Hahaha, kalian lucu deh. By the way aku bingung kok bisa jalan kesini, kuping aku panas lagi. Kira kira kenapa ya?" Tanya Melody heran, ia mengucek telinganya yang panas.

Michelle tersenyum paksa. "Anu.. Kak Mel, mungkin digigit semut kali" Jawabnya sekenanya. Melody mengangguk setuju. "Apalagi kan Kak Melody manis gitu kan, semut jadi suka deh" Timpal Anin.

"Bisa aja kamu Nin, haha. Iya juga soalnya tadi ada semut gitu. Hmm, aku tinggal ya. Maaf udah nganggu momen berduanya, bye!" Melody melambaikan tangannya dan pergi. Michelle dan Anin menghela nafas lega. "Untung aja.."

"Kamu sih!" Michelle memukul bahu Anin pelan. Anin terkekeh. "Iya iya, gak lagi deh ngomongin Kak Melody" Anin mengangkat tangannya dan mengeluarkan 2 jari membentuk V. "Peacee!!"

*******

Anin dan Michelle memutuskan untuk mampir ke kamar Gracia dan Shani yang hanya diisi oleh Shani karena Gracia memilih kabur dari Shani akibat stress dengan kejahilan Shani yang tiada akhir.

Shani sekarang sedang sibuk bercerita bagaimana alasan Gracia yang tiba tiba kabur dan berlari tanpa jejak. Namun tiba tiba ia mengirim pesan kalau dia akan menginap di kamar Veranda, kakaknya.

"Haduhh kasian, haha" Anin memegang perutnya yang sakit akibat tertawa daritadi.

Tok.. Tok..
Ketukan pintu terdengar oleh indra pendengaran mereka. Shani bangkit dari duduk sambil berusaha menetralkan tawanya.

Pintu terbuka terlihat Gracia memeluk bantal berwarna ungu sambil merengek. "Huaaaa Cici!!!" Gracia memeluk Shani, kepalanya ia tenggelamkan di tubuh Shani.

"Ututut Cayangg, kenapa?" Tanya Shani sambil tetap menenangkan Gracia. "Huaaa, Kak Ve sama Kak Melody jahat!! Hiks.. Hiks.." Anin dan Michelle yang diam diam melihat itu berusaha untuk menahan tawanya.

"Masa.. Masa' Kak Melody ngatain aku gendut! Trus trus.. Kak Ve malah bantuin ngatain!!! Huaaaa" Gracia melepaskan pelukannya berusaha menjelaskan apa yang terjadi. "Cuma gitu doank?"

"Gitu doank! Ih kok Cici ikutan sih!!! Aku ke tempat Anin aja" Gracia berbalik, namun baru satu langkah ia mendengar suara orang tertawa. Karena curiga Gracia berbalik dan melihat ke sekeliling. "Aduuu kasian banget sich yang abis dikatain nduttt" Ungkap Anin dari balik badan Shani.

"Loh loh!! Cici kok ga bilang sih kalo ada mereka!" Ambek Gracia sambil melempar bantal yang ia pegang ke Shani, Anin dan Michelle.

Michelle berhasil menangkap bantal Gracia. "Wah dapet bantal, ini boleh buat aku kan Ci?" Tanya Michelle sambil melirik jahil ke Gracia. "Boleh aja, Gracia udah gamau lagi kok"

Gracia menghentakkan kakinya ke lantai. Ia duduk di lantai sambil bersandar dengan ekspresi frustasi.

Shani berjongkok dan menatap kasian pada Gracia. "Yuk makan, kasian banget kayak gak makan seminggu" Gracia yang awalnya sudah senang dengan sikap Shani mendadak kembali sebal akibat perkataan Shani. "Anin Michelle kalian tidur sini. Aku mau numpang di sebelah" Gracia berdiri dan berjalan merebut bantal dari Michelle lalu keluar dengan membanting pintu.

Anin menelfon Okta dan mengatakan sesuatu kepada Okta.

1.

2.

3.

Pintu kembali terbuka, tanpa permisi Gracia langsung menyerobot masuk dan lompat ke kasur. Michelle dan Anin melihat tingkah Gracia. "Cici ngadepin kayak gini tiap hari?" Shani mengangguk sambil tertawa. "Kalian pulang ya, takutnya malah tambah stres" Anin dan Michelle mengangguk lalu pamit dan pergi keluar.

"Hoam.. Udah jam 11 nih" Ujar Michelle masih tetap berdiri di depan pintu. "Aku. Aku balik dulu ya" Michelle pamit dan melangkah, namun langkahnya tertahan oleh tangan Anin. "Give me your nite kiss"

Tbc

Dugaan author sedikit meleset haha, kirain bakalan sama kayak tahun lalu ternyata nggak.

5 Okt 17 = 5 Des 2017 sepertinya gagal. Ehehe

Btw gw ultah, ucapin donk 😭😭😭

Seishun AcademyWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu