5. Hmm...

1.3K 49 31
                                    

Hari ini, hari yang ditunggu para penghuni Seishun, banyak dari mereka sudah bersiap siap sejak pagi. Namun tentu saja ada yang tetap betah memejamkan mata dengan selimut melindungi tubuh mereka.

Sama halnya dengan Gracia. Disaat teman sekamarnya sudah terbangun 2 jam yang lalu, ia masih betah untuk tetap memejamkan matanya. Shani yang merupakan teman sekamarnya hanya bisa mendengus kesal, tak habis pikir dengan Gracia.

"Kamu kalo gak bangun nanti aku cium Gre"

"Berarti gak usah bangun" Ucapnya sambil tetap memejamkan mata. Shani mendelik kesal lalu mencubit pipi Gracia. "Aw aw aw Ci!! Sakittt!!" Gracia langsung bangun, tangannya ia gunakan mengelus elus pipinya. "Ganggu aja ish!"

"Inget, hari ini kita ada jadwal buat ngurus anak anak kecil!"

"Males ah" Gracia kembali menenggelamkan wajahnya ke bantal. Shani mendengus kesal. "Aku panggil Kak Ve deh"

"Eh eh gak perlu Ci. Hehe" Gracia tersenyum tengil dan segera beranjak. "Beraninya ngancem" Cibirnya sambil mengambil baju di lemari pakaiannya.

Shani tersenyum penuh kemenangan. Iapun berjalan menuju pintu dan membukanya.

Suasana di lantai ini begitu sepi. Tak ada satupun orang yang sekedar duduk di kursi atau sekedar membuka pintu kamar mereka. Shani mengetuk pintu kamar di depannya. "Aninn, Oktaaa, Ci Dess"

Cklek..
Pintu terbuka. Muncul Anin dengan wajah yang penuh coklat dan tepung. "Kenapa Ci?"

"Lagi masak ya?"

"Lagi buat donat hehe, Cici mau?"

"Nanti deh ya, Gre tuh pasti mau"

"Haha iya kalo Gracia sih gak usah ditanya"

"Btw, udah jam 7. 1 jam lagi ke aula ya"

"Siap Ci" Anin mengangkat jempolnya. "ANIN SINI!!" Teriak seseorang dari dalam. "IYA BENTAR!!"

"Aku duluan ya Ci" Shani mengangguk kemudian pintu tertutup.

Ponsel di sakunya berbunyi. Ia langsung meraihnya dan melihat apa yang membuat ponselnya berbunyi.

******

Beby duduk memandangi Shania yang entah kenapa membuatnya tak bisa melepas pandangannya. "Kamu bisa gak sih seminggu aja gak bikin ribut di grup?"

"Kenapa? Kalo gak aku bikin ribut gak bakalan rame grupnya"

"Iya tau, tapi bisa pake cara lain kan? Jangan nubirin orang, bikin hancur perasaan orang, hubungan orang. Harus segitunya ya?"

"Itu cuma candaan kali Shan"

"Ya ya ya terserah deh. Untung kamu gak sekamar sama Lidya, Desy"

"Mending gue ngeliatin Frieska daripada mereka berdua" Gumam Beby pelan. "Jadi mending Frieska ya sekarang"

"Mampus" Batinnya. "Ngg.. Ya mending sekamar sama Frieska gitu maksudnya daripada mereka berdua. Ntar makin runyam grupnya?" Shania melirik malas ke arah Beby.

Shania dan Beby kemudian lebih banyak diam. Shania yang sibuk mencatat sesuatu di depannya dan Beby yang sibuk dengan ponselnya.

"WOY BEBY!! SINI LU!!" Teriak seseorang membuat Shania menghela nafas. "Kamu ngapain lagi sih Beb?" Shania memutar badannya dan memandang Beby dan Lidya yang baru saja datang.

"Ini nih Shan, Beby nubirin gue sama Melody" Rengek Lidya. "Habis dah gue dimarahin Melody"

Shania mengangkat satu alisnya lalu membaca chat yang diperlihatkan Lidya. "Oh. Nanti aku urus" Shania tersenyum tipis.

Seishun AcademyWhere stories live. Discover now