1 : lovebirds

896 124 8
                                    

Kusadari kasih, kesederhanaanmu yang buatku mengasihi dirimu sepenuhnya.
•••

Suara dentingan piano yang indah tapi intens bersenandung memenuhi rumah itu. Revilo memainkan piano dengan pawai dan emosional.

Piano bagi Revilo adalah alat untuk menumpahkan seluruh perasaan yang ada dalam hatinya. Piano sudah menjadi teman hidupnya sejak ia kecil, ia merasa tenang ketika ia dapat menekan tuts-tuts piano tersebut hingga menciptakan nada yang indah. Entah ia sedang bermain nada-nada yang bertempo cepat ataupun musik yang menenangkan jiwa.

Setelah ia usai memainkan piano, ia langsung menuju ke kamarnya. Membanting pintu itu dengan kasar.

Amarah Revilo tak bisa dibendung lagi, ia merasa depresi saat ini. Ketika tadi sang Ayah mengenalkan seorang wanita kepada Revilo, yang tentu tak perlu diberitahu Revilo mengerti apa maksud dari pertemuan itu.

Revilo mengatur napasnya yang masih memburu, ia membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya.

Revilo hanya tidak mau. Tidak mau ada orang lain yang berada di rumahnya. Ia hanya ingin keluarganya. Keluarga utuhnya.

•••

Hari ini langit terlihat sedikit gelap di kota Bandung, dan sepertinya rintik-rintik hujan akan turun dari gumpalan awan abu—abu tersebut.

Pria berperawakan tinggi dengan seragam putih abu-abu yang sudah berantakan, lagipula ia tak peduli dengan hal itu dan juga saat ini kegiatan belajar-mengajar telah berakhir.

Ia masih bermain futsal bersama teman-temannha, tak peduli hujan akan turun.

"Oliver!" Panggil seorang cewek berambut panjang yang tak lain adalah Alinka yang tak lain kekasih Oliver saat ini.

Oliver menghentikan permainannya sejenak, kemudian menoleh ke arah cewek itu. "Kenapa, Alin?"

Alinka mendengus, "Ayo, pulang. Sudah mau hujan, lho."

Oliver menyengir lebar, "Bentar lagi yaa, please." Tanpa menunggu jawaban, cowok tersebut langsung melanjutkan permainannya.

Sementara itu Alinka duduk di pinggir lapangan menunggu permainan tersebut berakhir. Meskipun sebenarnya Alinka senang melihat cowok berparas tampan itu sedang bermain bola, tetapi saat ini suasanannya sedang tidak mendukung karena sebentar lagi akan turun hujan. Dan Alinka tidak mau Oliver terkena hujan, kemudian jatuh sakit.

Cowok-cowok remaja tersebut masih sibuk bermain bola. Tiba-tiba, rintik hujan turun bersama rintikan yang lainnya menyebabkan hujan turun sangar deras.

Permainan futsal pun berakhir.

"Tuh kan kehujanan," omel Alinka melihat Oliver terkena hujan meskipun tak basah kuyub.

Oliver tekekeh, "Kamu pacar aku, atau orang tua aku sih?" Cowok tersebut tersenyum ketika Alinka memberikan perhatian serta omelan.

Alinka kesal tapi membalas dengan sabar, "Oliver, i care about you."

Oliver tahu, dan tidak perlu diberitahu jika pacarnya itu memang peduli terhadapnya. Dan Oliver senang akan hal itu.

"Yaudah, ayo kita pulang." Ujar Alinka karena matahari sudah mulai terbenam, tetapi mereka masih belum pulang.

Oliver merangkul punggung Alinka, "Masih hujan, nanti aja pulangnya."

Alinka melotot. "Oliver... Ini udah mau malem, nanti aku dimarahi ayah sama bunda kalo gak segera pulang. Lagipula, kamu juga nanti dicari mama kamu."

"Tapi nanti kamu kehujanan," jawab Oliver.

"Ya gak akan kehujanan lah. Kan pake jas hujan," ujar Alinka agar mereka berdua bisa segera pulang.

Revilo OliverWhere stories live. Discover now