-JooHyun Area-
December 20XX 19.45 KST
Musim dingin di bulan akhir tahun memang kian menusuk persendian tubuh. Salju yang berhembus semilir terasa begitu kejam. Bagaikan menggoda kulit manusia yang berlapisi jaket-jaket tebal. Udara dingin menyeruak masuk secara paksa. Tubuh ini serasa menerima rangsangan langsung sehingga badan mengigil kedinginan.
Tubuhnya sangat sakit setelah mati-matian melawan semua berandal yang anggap saja musuh bebuyutannya. Luka ini tidak seberapa dengan luka membekas selamanya kepada orang itu. Ditinggalkan seseorang yang dicintai memang tidak mudah.
Apakah malam ini Tuhan sedang menghukumnya? Atau Tuhan sedang memberitahukan padanya sesuatu yang akan menyadarkannya sebentar lagi.
'Apakah jika aku tidak bertemu denganmu aku tidak akan menyadari hal itu?'
.
.
.
Seorang namja berlari kecil di tengah hujan salju yang masih ringan. Uap panas yang keluar dari mulutnya terlihat kentara sekali di cuaca seperti ini. Tubuhnya mengigil. Dia memang tidak tahan dengan hawa dingin. Ingin rasanya dia segera masuk kedalam rumah dan memakai selimut hangatnya sambil meminum secangkir susu cokelat hangat.
"Uhh, kenapa mesti bersalju hhh..." gemetarnya mengeratkan jaket biru berhoodie yang menutupi seluruh kepala dan wajahnya.
Langkahnya mulai di percepat ketika memotong jalan melewati sebuah taman sekitar yang cukup sepi. Tentu saja. Siapa yang mau bermain malam-malam di musim ekstrim ini? Lebih baik tidur dirumah bergumul dengan selimut tebal.
Kecepatan lari namja itu semakin bertambah. Namun dia lengah dan badan mungil itu tergelincir oleh jalanan yang mulai membeku. Dengan posisi dada yang menyentuh tanah terlebih dahulu.
"Auhh.. appo..." ringisnya seperti anak bayi baru pertama kali jatuh. Matanya memandangi telapak tangan yang tadi menopang tubuhnya sebelum menyentuh tanah dingin itu. Darah mulai keluar dari sela-sela kulit tangannya. Mungkin dia sempat tergores batu kecil saat terjatuh.
"Ahh... Dingiinn..." ucapnya gemetaran kembali.
Dia lebih mengabaikan perih yang menjalar ke tangannya dan segera bangkit untuk pulang kerumah. Tapi sayang, darah itu tidak mau berhenti membeku sepeti bibirnya yang sudah kelu.
"Argghh...." terdengar suara rintihan lain.
Namja itu menegakkan tubuhnya mendengar suara aneh ditelinganya. Kepalanya menoleh kesana sini. Mencari sumber suara. Namun hening. Sejauh mata memandang hanya ada taman yang hampir seluruhnya tertutup hujan salju ringan. Suasana sangat sepi. Seperti kuburan nyentrik lebih tepatnya.
Kakinya kembali melangkah takut-takut. Taman ini cukup luas meski dengan penerangan lampu seadanya. Jangan-jangan suara desahan berat tadi berasal dari orang gila? Atau... Hantu?
Kepalanya menggeleng cepat. Mana mungkin ada hantu? Selama lima belas tahun hidupnya namja itu belum pernah melihat namanya hantu makanya dia tidak percaya.
Tidak berapa lama matanya menangkap sosok manusia yang sedang duduk di bawah pancuran. Langkahnya berhenti. Dirinya takut melihat penampilan orang itu. Dia ragu apakah dia harus mendekat untuk bertanya.
'Kenapa orang itu duduk di sana dengan cuaca tidak bersahabat seperti ini? Apakah dia tidak kedinginan?' batinnya. Hati namja mungil itu sungguh baik layaknya malaikat kecil.
"Emhh.. Permisi. Kenapa kau duduk di sini?" tanyanya sambil menundukkan tubuhnya.
Namja bersurai dark brown tidak menjawab. Kepalanya menunduk dengan satu kaki menekuk dan satunya lagi lurus di depan namja mungil itu.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
My Bad Boyfriend (내 나쁜 남자 친구) (GolCha) (JooHyun)
ФанфикшнDonghyun hanyalah siswa beasiswa.Joochan adalah salah satu dari kelima 'penguasa sekolah'.Donghyun tidak menyangka,Bahkan seorang berandal tanpa hati pun takhluk pada wajah seorang malaikat mungil yang berhati lembut" "BAGI YANG TIDAK NYAMAN DENGAN...
