Sweet Refrain

2K 133 20
                                    

Jika ini tentang takdir, maka asmara ialah setapak memanjang di mana kau akan menjumpai beberapa rumah. Ketika hatimu tergiur untuk singgah, kau bakal mendapati seseorang di dalamnya. Seorang penawan semu, atau justru sayap pelengkap hidup sebagai cinta sejati.

Jepang sangat akrab pada istilah Unmei no Akai Ito, atau Akai Ito, atau ... legenda benang merah takdir.

Kisah yang diambil dari cerita rakyat tradisional Cina ini menegaskan bagaimana seseorang dapat mengalami cinta pada pandangan pertama, meski urung saling jumpa. Masih cinta, walau jarak memisah---menitip rindu untuk sekian lama.

Konon, pada jari kelingking setiap insan memiliki simpul kasat mata senada berma. Sebuah benang memanjang, penghubung dua hati dalam dekapan takdir.

Benang ini mampu berubah kusut, menjadi sangat panjang : menembus batas, jengkal, ruang, dan waktu. Tiada satupun mampu membelokkan benang merah ini. Seberapa bujur ia membentang, tetap mengikat simpul yang sama pada satu sandarannya, jodoh sejatinya.

Sudah beberapa warsa terakhir Jepang mengalami krisis demografi yang cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, angka kelahiran di Jepang pada tahun 2014 merosot dengan hanya 1.001.000 bayi lahir, atau lebih rendah 9.000 kelahiran dibanding tahun 2013.

Pada tahun 2015, angka kelahiran naik sedikit menjadi 1.008.000 jiwa, namun jumlah tersebut tidak lebih besar dibanding angka kematian yaitu 1.302.000 jiwa.

Saat ini lebih 25% penduduk Jepang berusia 65 tahun ke atas. Tahun 2055, malah-malah diperkirakan meningkat menjadi 40%. Hal ini tentu berimbas pada meningkatnya beban biaya kesehatan bagi masyarakat, pun pemerintah.

Menghadapi situasi ini---penurunan populasi---pemerintah jelas tak tinggal diam. Kemerosotan dapat berbuah kepunahan apabila tidak ditangani secara serius. Sebuah tim ekonomi bahkan menghitung mundur angka kelahiran bayi di Jepang berakhir pada tahun 3776. Artinya, Jepang darurat jumlah penduduk.

Ada sejumlah hal melatar belakangi keadaan ini. Ketidak siapan mental memiliki buah hati salah satu di antaranya. Pengeluaran besar dalam mengurus anak, dianggap faktor penyebab mengingat kurang besahabatnya biaya hidup di Jepang. Tetapi ... ada satu faktor lagi lebih utama.

Kesibukan kerja, nyata menghambat mereka mencari pasangan.

Pemerintah bahkan mengubah banyak kebijakan. Mulai segi pekerjaan, usia nikah, hingga menyediakan jasa memfasilitasi kencan gratis bagi muda-mudi Jepang. Tetapi hal tersebut kembali memberi impak kurang signifikan, sekadar menyumbang kemajuan di bawah 10%.

Puncaknya ... Hatake Kakashi membentuk kebijakan baru, dan ini sedikit menggelitik.

Benang merah ...

Simpul teruntai mengafirmasi frasa cinta.

Melalui sebuah proses panjang dan melibatkan banyak pakar, akhirnya tercipta sebuah kapsul penghubung jodoh seseorang.

Pada usia lima belas tahun, semua siswa di Jepang wajib meminum sebutir kapsul berwarna merah muda. Kapsul itu lantas menandai kelingking seseorang dengan tanda yang sama. Jika kau, pada suatu hari, di suatu tempat, di masa nanti menemukan garis yang sama pada kelingking seseorang, maka ... dia adalah jodohmu.

...
Sweet Refrain
...

Netranya memejam menikmati embusan angin. Semilir meniup rimbun dedaunan sebatang pohon dekat jendela. Wangi bunga sedap malam sekilas tercium, bercampur aroma dahlia dan pengharum ruang.

Kompilasi OneshotWhere stories live. Discover now