| XVI - Wishy-Washy |

67.3K 9K 524
                                    

WORO-WORO:
DILARANG VOTE DAN KOMEN KHUSUS PART INI, PLIZH
(Pindah ke wall, boleh)
🙏😝🙏






😝

😝

😝

💃

👙

💋

🔥🔥🔥

🔥🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔥🔥🔥

..

Lho, lho, lho, kok nggak bau dan malah nyaman?
..
..
..

Kata Papa, manusia itu makhluk emosional. Mudah sedih, senang, bahkan untuk hal-hal yang sangat sepele. Dan, kali ini, aku menyetujuinya. Bagaimana mungkin hanya melihat iklan sabun saja aku sudah tersenyum seorang diri. Membayangkan bagaimana jika aku dipertemukan oleh pangeran seganteng itu, lalu ia bersujud, membuka kotak kecil yang berisi cincin berlian, dan berkata lembut, "Baby, will you marry me?"

Dan, dengan lantang, aku pasti akan segera menjawab, "YAIYALAH! MASA ENGGAK!"

Namun, yang ada, sekarang, di depan televisi itu malah makhluk berpayudara, mengenakan celana legging dan kaus kebesaran sedang tersenyum manis. Dia membuat senyumku menjadi kecut aja sih. Perlahan, aku menurunkan kaki dari sofa, merapikan kaus dan skirt yang kukenakan. Lalu, duduk rapi, meletakkan kedua tangan di atas paha.

Tebak dong siapa yang mengajari caraku duduk ini. Olla-Ramlan-Maudyana pastinya. Baru dua hari saja dia berada di sini, aku benar-benar mati kutu.

Pertama, saat kami berada di dalam kamar untuk yang perdana, ia sudah merengek agar tidur di kasur single itu sementara aku yang mengalah dengan menggelar kasur lipat. Oke, jelas aku berbohong. Seolah ingin memperolokku, ia malah bilang begini, "Mbak Pra, kita tidur satu kasur berdua aja ya. Biar akrab." Dan, tentu aja kutolak mentah-mentah. Aku tidak pernah tidur dengan stranger. Siapa pun dia. Dan, sudah ketebak siapa yang membuat aku tidur di lantai; diriku sendiri.

Kedua, keesokan paginya, ia membangunkanku. Saat kukira aku kesiangan karena malamnya sulit tidur, teryata baru pukul empat malam! Oh God, seumur-umur, paling pagi Mama membangunkanku adalah setengah enam dan mendobrak pintu agar aku mau menjalankan kewajiban sebagai umat beragama. Dan, kalau tidak ada Mama, aku izin. Namun, pagi itu, ia benar-benar menyuruhku mandi, salat, lalu memasak di dapur berdua!

Bukan cuma itu yang membuatku merasa kalah dan harus mengikuti gayanya kalau tidak mau disepak Gandhaa. Saat memasak, ia mengatakan kalimat yang sampai kapanpun aku akan mengingatnya karena menyinggung! "Kata Bunda, perempuan itu awal dari segalanya. Laki-laki yang giat bekerja, berawal dari perempuan yang rajin bangun pagi dan menyiapkan semuanya. Laki-laki yang ceria sepanjang hari, berawal dari perempuan yang menyodorkan senyum dengan sepiring sarapan."

Wishy-Washy ✔️ [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang