| I - Wishy-Washy |

140K 11.6K 1.2K
                                    

Cewek cantik dan seksi memang bukan satu-satunya alasan cowok mau menikahi, tapi salah satu alasan bikin cowok 'berengsek' berahi.

..
..
..





Kampus prestisius. Sudah terakreditasi sangat baik. Bangunannya mantap. Namun, tetap saja tidak menjadi jaminan agar aku bisa sangat mudah mendapatkan pundi rupiah.

Ya salam. Kenapa mencari pekerjaan tak bisa semudah membuat dosa.

Kalau saja mantan perusahaanku itu tidak bangkrut karena masalah internal sialan itu, mungkin saat ini aku nggak akan duduk melongo bak orang tanpa saraf, di depan laptop; mencari lowongan pekerjaan.

Ini memalukan bagi bangsa dan negara. Seorang alumnus dari salah satu universitas terbaik, berakhir mengenaskan karena mengalami tragedi paling mengerikan: Kena PHK.

Merasa bosan, aku akhirnya menutup laptop, lalu mendesah. Memejamkan mata rapat, menarik napas dalam-dalam, aku mencoba menerima siklus hidup ini dengan lapang dada. Tidak. Dadaku tidak selapang itu. Aku muak!

Sebuah deringan kembali menyadarkanku, memaksa fokus pada satu nama yang familier di layar ponsel. Biasanya, mendapatkan telepon darinya akan membangkitkan semangat, sebab tak ada hal menarik lain setelah bekerja lima hari dalam seminggu selain ngopi cantik di kafe. Berburu mangsa atau sekadar numpang menikmati pemandangan laki-laki. Baik laki-laki berlabel hak milik, maupun single yang sebetulnya hanya kamuflase karena ia memiliki pasangan sejenis dan menyembunyikannya.

"Kenapa, Ras?"

"Pra.... Gue punya kabar gembira buat lo! Sumpah!" Suara cempreng langsung menyapa gendang telinga dengan bengisnya. "Kita temuan ya ... dan gue jamin lo nggak bakal nyesel gunain waktu lo ini buat ketemu gue. Dijamin, Pra! Gue kasih garansi kalo lo masih nggak percaya."

"Apaan sih, Ras. Ngomong di sini aja. Gue bener-bener lagi males keluar rumah."

"Ya Allah .... Jangan gitu, Pra. Lo harus semangat. Di-PHK bukan berarti elo berakhir. Masih banyak cara lain buat hidup. Kalau lo...."

Dan, bla bla bla lainnya akan aku dengar tanpa cerna entah hingga berapa menit ke depan. Laras benar-benar tidak tahu apa yang sedang menyandera pikiranku saat ini.

"Pra... Praveena, lo dengerin gue nggak? Halo .... Halo, it's me.... Woy!"

"Iya. Denger kok. Lanjutin aja."

"Tae. Lo pasti nggak dengerin kan. Cepetan sekarang bangun dari kasur, mandi dan temuin gue di Coffee & Tea. Buru!"

"Ap---sialan, dimatiin lagi!" Aku membuang ponsel ke sisi lain, dan tetap mengalah dengan bangkit dari kasur, lalu berjalan malas ke kamar mandi. "Awas aja kalo kabarnya nggak segembira suaranya."

Tiga puluh menit, aku sudah siap dengan dress bewarna soft pink tanpa lengan, sepuluh senti di atas lutut. Meraih slingbag, memasukkan ponsel, lisptik, bedak, parfum dan dompet, aku berjalan keluar sambil menyambar sneakers putih.

"Ma, Pra mau keluar ya."

Perempuan yang sedang berdiri di depan kompor itu sama sekali tidak tertarik untuk memandangku. Masih sibuk menggerakkan spatula.

Wishy-Washy ✔️ [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang