duapuluh

4.3K 345 44
                                    

Part ini ky flashback gitu knp si (namakamu) itu masuk rs trs koma, yayaya

Btw,kalo mau dpt feelnya play mulmed genks! Wajib!

Typonya mohon di maklumi!!
I hope you guys like it this part😊

And, this is the last part of LDR:)

Enjoy:)

---------

(Namakamu) dan Zidny sedang berada di salah satu taman dekat Rumah (namakamu).

Mereka  merasakan sejuknya malam  di taman ini, dan (namakamu) mencoba menenangkan hatinya akibat kejadian tadi.
Kejadian dimana (namakamu) mengakhiri hubungannya dengan Iqbaal.

"Gue ga ngerti kenapa lo pucet terus," sahut Zidny melihat wajah (namakamu) sangat pucat dari sebelumnya.

(Namakamu) mendengar sautan itu menoleh, dan meresponnya hanya tersenyum.

"(Nam), lo mau janji ga sama gue?" Tanya Zidny.

(Namakamu) mencoba tersenyum, lalu hanya menanyakan 'apa'

"Setelah lo pulang dari Singapur, lo ga boleh sakit-sakitan lagi!"kata Zidny sambil mengangkat jari kelingkingnya.

(Namakamu) diam sejenak, ia bingung harus berjanji atau tidak,

'bahkan gue gatau masih ada di dunia ini atau engga' batin (namakamu).

(Namakamu) tersenyum, lalu mengaitkan jari kelingkingnya dengan kelingking Zidny.

"InsyaAllah, Zid" jawab (namakamu), yang membuat Zidny tersenyum senang.

"Gue mau lo kasih ini ke Iqbaal, dan pastiin dia baca bareng Vanesha." Sahut (namakamu) sambil memberikan sebuat Surat.

Zidny menatap Surat itu, "gue mau lo kasihin ini sendiri,"

(Namakamu) tersenyum, Dan menggeleng, "ga bisa, bahkan belum tentu gue masih ada di dunia ini"

"Maksud lo apaan?!" Tanya Zidny tajam.

"Zid! Please! Cuma lo orang yang gue percaya di dunia ini." Bantah (namakamu) sekaligus mengalihkan pembicaraan.

Zidny menghela nafas dan mengangguk terpaksa.

"Makasih,"

"Gue lega Zid," ujar (namakamu) sambil tersenyum.

Zidny mengernyitkan dahinya, "lega kenapa?"

(Namakamu) menghela nafas panjangnya "lega ngebebasin Iqbaal buat Vanesha"

Zidny diam.

"Dari dulu gue udah nyangka mereka ada hubungan, bener kan?" (Namakamu) tersenyum kecut.

Zidny menatap (namakamu), lalu mengusap bahu (namakamu).

Kepala (namakamu) terasa nyeri, ingin rasanya menahan Rasa sakit itu, namun sepertinya tidak bisa. Rasa nyeri itu semakin lama semakin bertambah.

(Namakamu) memegang pelipis kepalanya, Zidny yang melihat itu, langsung khawatir,

"(Nam)? Lo kenapa?" Tanya Zidny dengan panik.

Namun, (namakamu) tidak menjawab pertanyaan Zidny. Masih memegang pleipis kepalanya.

Zidny masih panik, mencoba menghubungi Bunda Linda.

LDR (End)Where stories live. Discover now