delapan.

3.4K 306 14
                                    

Hm. Maaf ye Kalo engga seru. Hehe.

Sorry for typo😁😁

Happy reading, guys😚

"(Nam), makan dulu ah!" Iqbaal sudah cape setengah mati menyuruh kekasihnya untuk makan siang.

(Namakamu) menghela nafas pasrahnya. Ia kesian melihat Wajah melas Iqbaal.

"Yaudah ayo." Jawab (namakamu).

Iqbaal pun menghela nafasnya," hh, nah gitu dong."

"Gue pinjem (namakamu)nya dulu yaa. " ucap Iqbaal.

"Aku yang nyetir ya baal." Pinta (namakamu).

Iqbaal menggeleng. "Enggak, (namakamu). Kamu masih kecil."

"Enggak. Aku. Yang. Nyetir. Titik. Gapake. Koma" ucap (namakamu) dengan penuh penekanan.

Iqbaal menghela nafasnya, lalu mengangguk. Sedangkan (namakamu) langsung mengambil kunci mobil Iqbaal ditangan Iqbaal, Dan berlari menuju parkiran Dan mencari mobil Iqbaal.

"Eh itu anak, ngeselin amat." Desis Iqbaal, langsung berlari menyusul (namakamu).

Zidny, Namira dan Inarah hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku kedua temannya itu.

"Balik yuk?" Ajak Namira.

Inarah mengangguk. "Gue udah di-wa sama nyokap gue. Disuruh balik katanya. Duluan ya,bye!"

Kini tinggal, Zidny Dan Namira yang masih bingung kemana tujuan mereka setelah dari Monas ini.

"Nam, ada Aleya." Bisik Zidny. Namira mengernyitkan dahinya. "Mana?"

"Itu!" Zidny menunjuk kesebelah kanan mereka yang terdapat Aleya dengan Artha.

"Eh, itu bukannya bule yang bareng Kita?" Gumam Namira.

"Anjir, jangan-jangan temennya Aleya?" Pekik Zidny.

Zidny dan Namira melihat bahwa Aleya Dan Artha berjalan menghampiri mereka berdua.

Ini orang ada dimana-mana perasaan. Batin Zidny.

***

"(Nam), kamu jangan ngebut-ngebut. Bahaya," Iqbaal mengingatkan (namakamu) untuk tidak mengebut.

Karena jujur saja, Iqbaal takut jika ada yang mengebut. Apalagi yang menyetir, (namakamu), Iqbaal Akan semakin takut dari biasanya.

"Jangan ditengah-tengah banget. Kalo mau dikiri kekiri." Iqbaal masih memegang pegangan didalam mobil *jujur aja gue gatau namanya apa*

"Mau dikanan" ucap (namakamu) sambil tersenyum jail.

"Yaudah kekanan"

"Mau dikiri"

"Yaudah kekiri"

"Mau ditengah"

"Terserah." (Namakamu) terkekeh melihat ekspresi Iqbaal yang begitu lucu.

Sedangkan Iqbaal masih kesal dengan sikap nyebelin dari (namakamu) sedang keluar.

"Yah, Baal. Bensinnya mau abis. Ke pom bensin dulu atau gimana?" Tanya (namakamu).

Iqbaal diam, masih kesal dengan (namakamu) gara-gara tadi.

"Baal, ayolah jangan ngambek. Aku bercanda doang tadi." (Namakamu) mengerucutkan bibirnya.

"Aku enggak ngambek, kesel aja." Jawab Iqbaal.

"Sama aja." Umpat (namakamu) Dan membelokkan mobil ke tempat Area Pom Bensin.

LDR (End)Where stories live. Discover now