003

102 9 0
                                    

Ilustrasi bab ini terasa off banget tapi ya sudahlah :' 

***

Proses konfirmasi penanganan kasus tidak semudah memesan produk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Proses konfirmasi penanganan kasus tidak semudah memesan produk. Kadang ada misi-misi yang dianggap terlalu sepele sehingga tidak ditangani, atau malah terlalu berat sehingga butuh pertimbangan cukup lama. Walau menurutku kasus yang diajukan Carl tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, jadi seharusnya diterima dan besok sudah ada konfirmasi.

Dugaanku benar, tetapi aku sudah mencium bau mencurigakan. Jauh sebelum Cassandra, selaku salah satu yang bekerja di bidang konsultan misi, menyuruhku sehabis pulang sekolah datang ke markas.

Aku benar-benar tak habis pikir soal ini. "Apa? Kita sudah sepakat soal itu sejak kepindahanku dari Elvanya! Lagi pula memangnya kalian tidak membiarkan agen lain mengambil misinya?" bantahku pada wanita kurus berambut pendek yang tak bisa melakukan apa pun selain tersenyum geli, kerut di kulit umur pertengahan tiga puluhnya menampak tiap kali senyumnya melebar.

"Koordinator sepakat ini akan lebih mudah kalau kau yang menangani. Kalian satu sekolah, dan kamu hanya tinggal pura-pura bergaul dengan mereka, kan?"

"Tapi—"Aku terlanjur muak, menarik napas dalam-dalam berusaha mengontrol emosi sambil mengusap wajah. "Paman Ethan pun setuju dengan usulan itu?"

Cassandra sekadar mengedikkan bahu dengan mulut tertekuk. "Kalau beliau tidak setuju misi ini tidak dilemparkan padamu."

Rasanya aku ingin lompat melewati batas meja berbentuk U yang membatasiku dengan Cassandra kemudian mencekik leher kurus jenjangnya, tetapi hal yang lebih tidak memungkinkan adalah tempat ini adalah tempat umum. Sebenarnya aku sedang ada di markas, tempat yang interiornya kurang lebih mirip kantor-kantor mewah. Marmer, besi, dan kaca saling adu kilau, kau bahkan bisa bercermin di lantai kuning gadingnya. Tidak terlalu banyak orang berlalu-lalang, tetapi gema tapak sepatu merambat di setiap sisi tembok. Mirip kuburan memang, luas tapi sepi. Dan aku tidak tahu kenapa di Yorks jarang sekali terlihat agen remaja dibanding di Moskovia. Kalau aku mengamuk sekarang, mungkin mereka hanya mengira ada pelajar mabuk yang stres tentang kehidupan sepelenya.

"Baiklah, aku ambil misi ini." Aku menatap dalam-dalam pada Cassandra yang tidak takut sama sekali, bisa dibilang menyepelekanku. "Tapi kau atau siapa pun orang keparat yang bertanggung jawab atas ini juga harus bilang pada Paman Ethan, kami sudah sepakat aku hanya akan bekerja sebagai agen dagang. Aku tidak mau lagi tangani kasus-kasus berbahaya. Katakan saja setelah apa yang kulalui, apa dia tidak punya hati?"

Cassandra menghela napas berat. "Iya, iya. Tapi kau tenang dulu, ini kan hanya semacam kasus penyidikan."

"Dan menjebloskanku ke dalam lubang berisi ragam makhluk supernatural, terima kasih," tukasku.

Kali ini Cassandra tersenyum tipis. Aku bisa melihat ada rasa iba di matanya, dan sialnya aku tidak bisa menatapnya. Aku ... tidak suka, tapi juga bisa merasakan ada kebutuhan. Entahlah, aku sendiri tidak mengerti.

The Red EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang