Chapter-9

7K 494 3
                                    

Author's POV

Kini wanita yang memakai mantel hitam dengan daleman kaus panjang berwarna putih dan celana yang berwarna senada itu berdiri di depan sebuah apartment yang besar. Dari ekspresi wajahnya dan karena wanita itu menengok ke kanan dan ke kiri terus menerus, sepertinya wanita itu tengah menunggu seseorang.

Wanita itu melirik jam tangannya, waktu telah menunjukkan pukul 12.20 yang artinya wanita itu telah berdiri menunggu di depan apartmen atau depan lobby apartmennya lebih tepatnya sekitar 20 menit.

Ia mendecak kesal, apakah di batalkan? Batin wanita itu.

Karena merasa kesal, wanita itu hendak berbalik berjalan kembali menuju kamar apartmennya. Tetapi tiba-tiba seseorang menarik tangannya sehingga membuatnya hampir terjatuh kalau saja lelaki itu tidak melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu.

Dan wanita itu memejamkan mata, takut terjatuh tetapi ternyata tubuhnya masih di posisi bertahan. Dan dibukanya kedua mata bulat wanita itu, dan muncullah seorang lelaki mengenakan kemeja berwarna hitam dan memakai masker tengah menatapnya sambil tersenyum.

Setelah mengerjap beberapa kali, wanita itu segera mengenal lelaki itu kemudian melepaskan dirinya dari tangan lelaki yang tengah melingkarkan sebelah tangannya di pinggangnya. Lalu berdiri tegak, merapikan poninnya dan memasang wajah datar sambil menatap lelaki itu tanpa ekspresi.

Melihat wajah wanita itu, lelaki itu tertawa kecil.

"Hai Lisa, maaf membuatmu menunggu. Jalan di kota tadi sangat macet, jadi aku terlambat menjemputmu," ucap lelaki itu.

Wanita bernama Lisa itu mengangguk mengerti.

"Iya, tidak apa-apa Sehun, aku mengerti," ucap Lisa sambil memalingkan wajahnya.

Lelaki yang bernama Sehun itu tersenyum geli. Wanita ini, selalu lucu. Batin Sehun.

Lisa memalingkan wajahnya ke arah jalan di depan apartmen yang penuh dengan berbagai kendaraan. Ia masih kesal karena Sehun membuatnya menunggu seperti orang bodoh.

Tiba-tiba, ia merasakan ujung dagunya di angkat oleh jemari halus dan hangat. Membuatnya dapat menatap Sehun yang sedang menatapnya mesra. Lisa merasakan pipinya memanas.

"Lisa, kalau kau bicara dengan seseorang, tatap matanya. Bukankah tidak sopan jika bicara denga seseorang tetapi kau tidak menatapnya?" Ucap Sehun. Membuat Lisa tak dapat menyusun kata-kata untuk dilontarkan kepada lelaki di depannya itu.

Di detik selanjutnya, keduanya saling bertatapan. Membuat jantung keduanya berdebar  kencang sehingga sepertinya keduanya bingung, detak jantung siapa yang sekarang terdengar.

Kemudian, Sehun megulurkan tangannya, membuat Lisa menatap Sehun menunggu jawaban kenapa Sehun mengulurkan tangannya.

Sehun menutar bola matanya, membuat Lisa tertawa. Lalu Sehun menggapai tangan Lisa dan menggenggamnya erat. Membuat Lisa terkejut dan berhenti tertawa.

Sekarang giliran Sehun yang tertawa, lalu menarik Lisa berjalan keluar lobby menuju tempat parkir. Sesampainya di tempat parkir, Sehun membawa Lisa ke mobilnya. Lalu membukakan pintu mobil.

Manis. Batin Lisa. Lisa tersenyum tanda berterimakasih. Lalu masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, harum pewangi mobil rasa vanila menyambutnya.

Lisa tersenyum sendiri. Akhirnya ia diberi kesempatan bisa berdua dengan lelaki itu. Lelak yang kemarin menyatakan cinta kepadanya. Lelaki yang ia cinta menyatakan cinta kepadanya. Bukankah itu hal paling bahagia pernah di alami bagi seseorang?

~~~~~

Lisa POV

Aku masuk ke dalam restauran yang begitu sepi. Aku aneh. Mengapa restaurannya begitu sepi hingga aku tidak dapat melihat siapapun kecuali pelayan lelaki dan wanita yang berlalu lalang.

Love me right (sehun x Lisa)[COMPLETE]Where stories live. Discover now